Oleh : Rosmita
Pemerhati Keluarga


Menjalani kehidupan rumah tangga tak ubahnya sebuah kapal yang mengarungi samudera. 

Tak selamanya laut itu tenang dan enak dipandang. Adakalanya riak-riak kecil menghampiri. Tak jarang pula badai menghantam dan membuat kapal goncang. 

Tugasmu sebagai nahkoda bukan membuat laut tenang. Tapi mengendalikan kapal agar ia tidak karam apalagi tenggelam. 

Begitu pula dengan kehidupan rumah tangga. Dua insan dengan latar belakang yang berbeda tentu memiliki sifat dan ego yang berbeda pula.

Meski ada ungkapan, bahwa jodoh adalah cerminan diri bukan berarti pasangan kita memiliki sifat dan ego yang sama dengan kita.

Adakalanya yang satu pemarah yang satu ramah. Yang satu pendendam yang satu pemaaf. Yang satu dewasa yang satu kekanakan. 

Maka saling melengkapilah satu sama lain. Saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Karena tidak ada manusia yang sempurna.

Saat ada ujian menghampiri rumah tangga kita, tugas kita bukan menghilangkan ujian tersebut. Tapi bagaimana kita menyikapi dan menyelesaikan segala problematika dengan sikap tenang dan kepala dingin. Turunkan ego  dan bersikaplah bijak dalam mengambil keputusan.

Jalinlah komunikasi yang baik dengan pasangan agar tidak ada  salah paham. Saling menguatkan satu sama lain, supaya ujian bisa dilalui dengan mudah dan kapalmu tidak goyah.

Jadikan ujian sebagai jalan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Ilahi. Ambil hikmah dan pelajaran dari ujian tersebut. Yakinlah akan ada masa indah setelah badai berlalu. Seperti pelangi yang muncul setelah hujan. 

Jadikan ridha Allah sebagai tujuan utama dalam membina rumah tangga, insya Allah rumah tangga akan sakinah mawaddah wa rahmah hingga ke surga.

Post a Comment

أحدث أقدم