Oleh : Chori Surya dewi


Berita yang simpang siur terkait anak melaprokan ibunya di Demak, Jawa Tengah sekarang mulai menunjukkan titik terang. Sang Ayah yang bernama Khoirul Rohman mulai angkat bicara. Ia mengatakan bahwa alasan yang sebenarnya mengapa anaknya melaporkan ibunya ke kepolisian bukan masalah baju, akan tetapi karena sang anak merasa kesal dengan kelakuan ibunya yang menghabiskan uang kuliahnya untuk bersenang-senang dengan selingkuhannya. 

Diduga sang ibu juga menggadaikan mobil beserta surat-surat penting. Amarah sang anak memuncak, ketika tersangka mengancam bila melaporkan perselingkuhan itu kepada ayahnya. Saat ini kasus tersebut sudah dilimpahkan ke Kejaksanaan Negeri Demak sealnjutnya disidangkan ke pengadilan. “Kasus ibu anak ini sudah memenuhi standar penegakkan hukum. 

Korban yang merasa tertekan dengan sikap ibu kandungnya ingin mencari keadilan. Walau kami sudah mendamaikan keduanya, namun sang anak bersikukuh ingin keadilan hingga melayangkan surat pernyataan tidak akan menarik laporannya ke kepolisian,” Papar Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna.

Lagi dan lagi, terjadi kasus anak melaporkan ibunya ke pihak berwajib. Kali ini dengan masalah tekanan batin akibat dari kelakuan sang ibu yang dianggapnya tidak bisa ditolerir lagi. Ini merupakan kasus yang kesekian kalinya. Mirisnya potret keluarga Indonesia yang jauh dari kata kesejahteraaan dalam berumah tangga. 

Kemunduran  cara berperilalku di masyarakat saat ini tidak pandang bulu, mulai dari yang anak-anak, remaja sekaligus para orangtua. Minimnya akhlak mulia yang dialami saat ini banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik internal maupun eksternal.

Faktor internal berasal dari keluarga itu sendiri, minimnya ilmu agama bisa menjadi faktor yang urgent saat ini. Dilihat dari banyak kejadian yang ada, carut marutnya kehidupan masyarakat diakibatkan keluarga tidak menjalankan fungsinya sebagaiamana mestinya. Keluarga yang merupakan tameng utama dari serangan massif pemikiran barat kini berubah menjadi hanya sekedar menjalankan kehidupannya masing-masing. 

Para orang tua sekarang disibukkan dengan kergiatan duniawi, yang seharusnya seorang ibu menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya kini berubah menjadi wanita karir yang diagung-agungkan dan berambisi demi hawa nafsunya terpenuhi . Di sisi lain memang situasi perekonomian saat ini juga menjadi salah satu faktor eksternal yang mengikis ketahanan keluarga di Indonesia. 

Hal ini juga memicu para ibu dengan keterpaksaannya bekerja guna membantu perekonomian keluarga dan meninggalkan peran pentingnya. Shingga banyak kita jumpai kasus kekurangan finansial mengakibatkan pencurian, pembunuhan bahkan bunuh diri beserta anak-anaknya karena sudah tidak sanggup lagi memikul beban berat ekonomi ini. 
Hubungan orang tua dan anak harus dijalankan sebagaimana fitrahnya. 

Orang tua selalu mengasah, mengasuh dan mengasihi sang anak. Memberikan pembelajaran yang terbaik untuk anak-anaknya. Perlu ditanamkan pada diri orang tua bahwa anak merupakan amanah dai Alloh yang harus benar-benar diajaga. Dengan begitu orang tua akan selalu bersikap baik dan sadar akan hubungannya dengan Alloh sehingga tidak akan menyia-nyiakan sang anak.

Perilaku orang tua yang melanggar syariat memang perlu diingatkan kembali dengan ilmu agama. Dinasehati secara perlahan dan juga mendoakan kebaikan untuk orang tuanya. Dan semua itu perlu yang namanya proses. Seperti kasus di atas, ibunya sudah melenceng dari syariat, dan selingkuh merupakan zina dan dosa yang sangat besar. Wajar saja sebagai anak akan merasa geram dengan perlakuan sang ibu. 

Akan tetapi perlu diingat bahwa ibu tetaplah ibu kita yang mengandung dengan susah payah. Tidak sepantasnya melaporkan ibunya sendiri dengan tujuan mencari keadilan. Tidak bisa hanya menyalahkan salah satu diantara kedunya. Karena masing-masing mungkin tidak menjalankan fungsi dan perannya dalam keluarga sehingga hal ini akan terus bermunculan di masa mendatang.

Berumah tangga memang sangat perlu yang namanya ilmu, terlebih ilmu agama. Karena berumah tangga harus bertujuan ibadah, bukan karena yang lainnya. Memang sangat sulit untuk meluruskan niat tersebut akan tetapi jika kita menginginkan kebaagiaan di dunia otomatis kita mencari keberkahan hidup dan tentunya itu tergantung dari Ridha Allah.

Sistem saat ini yang diterapkan di Indonesia merupakan sistem kapitalis yang batil. Pemikiran yang sekuler dan bebas menjadikan umat jauh dari agama. Serangan pemikiran asing ini akan terus masif dilakukan, mereka tidak akan pernah ridha jika Islam mewarnai kehidupan keluarga. Karena mereka tahu dimana titik kelemahan Islam. 

Seorang ibu berfungsi untuk melahirkan generasi Islam yang cemerlang, akan tetapi hal ini akan sangat sullit dijangkau di masa sistem kapitalis, dengan sengaja  mereka mempengaruhi para ibu dan calon ibu dengan pemikiran ala barat dengan kehidupan hedonisme, yang hanya memikirkan dunia saja dan lupa akan peran pentingnya itu. Sehingga lahirlah dari rahimnya anak-anak yang nakal, tidak bisa diatur, egoisme. Para remaja yang rusak moralnya, kelakuan yang jauh melenceng dari syariat agama tidak bisa terbendung lagi.

Berbeda dengan halnya Islam yang menjadikan keluarga mempunyai peran dan fungsi yang jelas di setiap anggotanya. Dengan aturan yang seperti ini membuat ketahanan keluarga itu akan semakin kuat. Setiap anggotanya dengan sadar dan ikhlas melakukan perannya. Sang ayah berkewajibann mencari nafkah, semangat didalamnya dan selalu berusaha menjadi pemimpin yang bisa memberikan ketenangan, perlindungan dan kesejahteraan bagi keluarganya. 

Sang ibu menjalani hari-harinya dengan menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya, karena sadar bahwa anaknya merupakan generasi penerus Islam serta sadar bahwa sang anak adalah amanah dari Allah yang harus dijaga karena akan dipertanggungjawabkannya kelak di akhirat, oleh karena itu ibu bersungguh-sungguh dalam memberikan pelajaran dan kebaikan yang lainnya. 

Sebenarnya wanita boleh berkarir akan tetapi jangan melupakan yang wajib. Sedangkan sang anak dengan kasih sayang yang tulus dan ikhlas serta pembelajaran ilmu agama dari ibunya akan menjadikan sang anak berkelakuan yang baik sebagai timbal balik dari sikap ibunya. Karena para orang tua selalu memberikan contoh yang baik menurut Islam pada anaknya. Begitulah sistem Islam dalam menjaga ketahanan keluarga, dengan segala aturannya semua berjalan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Sehingga Allah ridha pada mereka dan keberkahanlah yang akan didapatnya. 


Post a Comment

أحدث أقدم