Oleh : Ummu Haura
Penulis dan Pengamat Sosial


Pandemi Covid 19 belumlah hilang dari negeri tercinta, Indonesia. Semakin hari rakyat semakin menderita. Berbagai lapisan masyarakat merasakan dampak pandemi di segala bidang kehidupan. Di tengah berbagai penderitaan ini, masih ada saja sebagian orang khususnya pejabat publik mencari keuntungan.

Masih segar dalam ingatan ketika salah satu petinggi partai PDIP yang juga menjabat sebagai menteri sosial, Juliani Batubara, melakukan korupsi pada dana bantuan sosial wilayah Jabodetabek 2020. Bantuan sosial yang peruntukannya untuk masyarakat terdampak pandemi malah menjadi ajang mengeruk keuntungan oleh pemimpin di Kementerian Sosial ini. Sungguh hal tragis. 

Sayangnya, tidak hanya berhenti sampai kasus di atas. Terungkap fakta bahwa ada pejabat daerah yang mendapat honor fantastis atas kematian pasien COVID 19. Sejumlah pejabat yang tergabung dalam tim pemakaman jenazah Covid 19 Kabupaten Jember, menerima honor masing-masing pejabat sekitar Rp 70.500.000. Honor tersebut diberikan atas dasar SK Bupati No.188.45/107/1.12/2021 tertanggal 30 Maret 2021 tentang struktur tim pemakaman jenazah Covid 19.

Setiap pasien Covid 19 yang meninggal di Jember, para pejabat publik ini menerima honor sebesar Rp 100.000. Semakin besar jumlah korban meninggal karena Covid 19, maka honor yang diterima akan semakin besar. Total honor yang diterima oleh keempat pejabat publik yaitu, Bupati, Sekretaris Daerah, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember (BPBD) dan  Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember mencapai RP. 282.000.000. Sebuah nominal yang sangat besar dikarenakan Jember mengalami lonjakan penderita Covid 19 beberapa waktu lalu.

Hendy Siswanyo sebagai Bupati Jember mengakui bahwa dia menerima honor tersebut satu kali. Honor tersebut diberikan karena pejabat yang tergabung dalam tim pemakaman telah bekerja keras mengurus warga Jember yang meninggal karena Covid 19. Walaupun dia mengatakan bahwa hal tersebut tidak etis.

Anggota Pansus Covid 19 DPRD Jember, Hadi Supaat pun bereaksi terhadap hal di atas. Seharusnya, hal tersebut tidak dilakukan oleh pejabat apalagi di tengah pandemi.
“Ini adalah wabah, ini adalah penderitaan. Saya tidak ingin pejabat di pemerintah daerah menari-nari di atas penderitaan rakyat. Mengambil keuntungan.” (Kompas.com)

Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi, dengan dalih sudah bekerja keras mengurusi pemakaman lalu bisa seenaknya mendapatkan honor. Padahal pejabat publik ini sudah mendapatkan gaji juga tunjangan di luar gaji.

Apa yang terjadi di Jember, seakan-akan membenarkan rumor yang beredar di masyarakat bahwa pandemi Covid 19 adalah permainan politik untuk mencari keuntungan. Akibat rumor ini, banyak anggota masyarakat yang tidak percaya adanya pandemi Covid 19. Padahal banyak pihak sudah bekerja keras mengedukasi masyarakat agar menerapkan protokoler kesehatan sehingga tidak ada lonjakan penderita Covid 19. Tingkat kepercayaan masyarakat yang sudah di titik nadir kepada para pejabat publik semakin diperparah akibat kasus ini.

Memang sangat tidak pantas, pejabat publik menikmati keuntungan (intensif) dalam jumlah ratusan juta dari penderitaan rakyat dan kesedihan keluarga korban meninggal akibat Covid 19. Sudah seharusnya para pejabat publik ini menjadi garda terdepan mengatasi penderitaan rakyat.

Kisah Umar bin Khattab, seorang sahabat Nabi SAW bisa menjadi contoh para pejabat publik di negeri ini. Pada masa Umar menjabat sebagai kepala negara atau khalifah, pernah terjadi bencana kelaparan yang menimpa rakyatnya. Bencana kelaparan ini juga menyebabkan wabah penyakit dan kematian. Kelaparan dan penderitaan rakyat itu dirasakan oleh Umar bin Khattab sebagai penderitaan bagi dirinya. Karena itu, beliau bersumpah tidak akan mengecap daging dan minyak samin.

''Bagaimana saya dapat mementingkan keadaan rakyat, kalau saya sendiri tidak merasakan apa yang mereka derita,'' begitu kata khalifah Umar bin Khattab.
Kali lain, Umar bin Khathab pernah berkata, ''Kalau negara makmur, biar saya yang terakhir menikmatinya, tapi kalau negara dalam kesulitan biar saya yang pertama kali merasakannya.”
Sungguh sebuah sikap yang menunjukkan betapa bertanggung jawabnya seorang pemimpin atau pejabat publik.

Dari Abdullah, Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya” (HR. Bukhari 4789).
Maka, betapa tak terpujinya para pemimpin ataupun pejabat publik yang hanya berorientasi melanggengkan kekuasaan, mengeruk keuntungan dan melupakan penderitaan rakyatnya.
Wallahu a'lam bishshawwab. 

Post a Comment

أحدث أقدم