Oleh: Nur Hasanah, S.Kom
Ibu Rumah Tangga


Peran istimewa seorang perempuan adalah menjadi seorang ibu. Mengandung dan melahirkan adalah aktifitas yang tidak terlepas dari peran istimewa itu. Peran itu tidak bisa digantikan oleh seorang ayah. Hanya ibu yang bisa merasakan sensasinya. Suka dan duka tercampur pada saat itu.

Awal mendapatkan kabar kehamilan, rasanya bahagia. Banyak harapan dan impian yang ingin diwujudkan. Banyak bertanya kepada yang berpengalaman pasti dilakukan. Selain itu, membaca buku tentang cara mendidik anak juga mulai dikerjakan.

Seiring bertumbuh, tubuh bayi semakin membesar. Lelah dan letih sudah pasti ibu rasakan. Sendi-sendi terasa sakit, bahkan sampai keram. Sulit tidur karena perut terus membesar, dada semakin sesak, makan pun mulai tidak enak.

Begitu besar penderitaan yang ibu rasakan saat kehamilan, sehingga Allah janjikan pahala besar sebagai penghiburan. Allah pun memberi kewajiban kepada manusia untuk berlaku baik kepada ibunya, sebagai bentuk bakti atas pengorbanannya, pada masa kehamilan sampai penyapihan.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf ayat 15)

Perintah Allah ini mengikat anak untuk berperilaku baik kepada ibunya. Hukumnya wajib dilakukan sehingga bila anak tidak melakukan perintah ini maka akan berdosa dan menyandang status sebagai anak durhaka.

Sayangnya, perintah ini sering dijadikan alat ibu untuk menuntut anak melakukan hal-hal yang diminta ibunya, tetapi tidak disandarkan kepada hukum Islam yang Allah turunkan. Ibu sering kali menuduh sebagai anak durhaka bila anak tidak patuh pada perintah ibunya. Padahal status ibu durhaka kepada anaknya juga ada.

Pelecehan Seksual Merajalela 

Seorang karyawan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengaku ditindas dan mendapatkan peleceh seksual berkali-kali dari tujuh orang karyawan di tempatnya bekerja . (liputan6.com 1 September 2021)

Maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di negeri ini, membuat kita miris. Sebagai seorang ibu, tentu tidak rela pelecehan seksual terjadi pada anaknya. Baik anaknya itu sebagai korban pelecehan seksual maupun pelaku pelecehan seksual. Penjagaan tentu wajib dilakukan sekuat tenaga kepada anak-anaknya. Kepada anak lelaki maupun anak perempuan, sama saja. Namun, penjagaan ini seringkali tidak menggunakan standar Islam sehingga pelecehan seksual terus saja terjadi dan semakin meluas.

Peran Ibu Dalam Mencegah Pelecehan Seksual

Ibu sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya, tentu memiliki peran yang sangat besar dalam mencegah pelecehan seksual. Ibu bisa memberi penjagaan agar anak-anaknya tidak menjadi korban pelecahan seksual maupun pelaku pelecehan seksual.

Aksi pelecehan seksual, terjadi karena seseorang memiliki dorongan untuk memenuhi nafsu. Baik kearah nafsu seksual maupun nafsu ingin mendapatkan pengakuan diri. Nafsu ini dimiliki oleh semua manusia yang sudah berakal, sehingga bila manusia memenuhi dorongan nafsunya adalah hal yang wajar. Namun, kepada manusia sebagai makhluk yang berakal, Allah telah memberi aturan. Sehingga, dalam memenuhi dorongan nafsu seksual dan nafsu pengakuan diri, harus sesuai dengan aturan Islam.

Dalam Islam, pendidikan anak harus dimulai dari kandungan. Dibiasakan anak diajak bicara agar anak mengenal suara ibunya. Diperdengarkan murotal Qur’an agar anak terbiasa mendengar ayat-ayat Allah dan berharap agar ketika dia lahir ke dunia, dia mampu menaati aturan Allah. 

Tahap selanjutnya adalah pendidikan anak setelah terlahir ke dunia. Usia awal anak adalah periode emas. Pada tahap ini pembentukan dan perkembangan yang paling penting pada kehidupan anak. Otak dan fisik anak bertumbuh secara maksimal. 

Begitu juga perkembangan kepribadian, pembentukan pola sikap, perilaku dan emosi. Pada tahap ini, sangat penting peran ibu untuk memberikan asupan-asupan yang bergizi, baik berupa asupan makanan maupun asupan pendidikan pola asuh yang bisa diadopsi oleh anak.

Asupan makanan yang bergizi, bukan hanya berstandar empat sehat lima sempurna. Namun makanan yang masuk ke tubuh anak, harus dipastikan kehalalannya. Dengan makanan halal, diharapkan Allah senantiasa menjaganya, sehingga tubuhnya selalu sehat dan ahlaknya juga baik. 

Selain itu adalah asupan pendidikan pola asuh. Dalam pengasuhan, ibu memberikan pendidikan pada tahap awal. Pendengaran dan proses kerja otak anak belum sempurna pada tahap ini. Dalam tahap ini, pendidikan dilakukan dengan memberi contoh yang baik kepada anak karena anak menjadi peniru ulung. Sikap dan perilaku ibu akan mudah ditiru, maka berhati-hatilah. Penting bagi ibu memiliki ilmu Islam, agar mampu menghadirkan sikap dan prilaku yang baik, sesuai dengan ajaran Islam, sehingga anak tidak akan terbiasa untuk menyalahi aturan Islam.

Tahap selanjutnya adalah tahapan dimana anak sudah mampu memilih mana yang benar dan mana yang salah. Dalam tahapan ini, ibu wajib memberikan pendidikan aqidah Islam kepada anak. Pendidikan akidah Islam, bertujuan agar anak meyakini Allah sebagai tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta dan seisinya, termasuk dirinya. 

Dengan meyakini dirinya sebagai makhluk yang diciptakan Allah, maka akan memiliki kesadaran untuk taat dan tunduk kepada aturan yang Allah berikan. Dengan demikian dia akan mampu terikat dengan hukum Allah dan takut untuk melanggarnya. Manusia yang taat kepada Allah, mustahil menjadi pelaku pelecehan seksual.

Peran Negara Dalam Mencegah Pelecehan Seksual

Peran negara sangat besar dalam membasmi dan mencegah perilaku pelecehan seksual. Bila saat ini negara terkesan abai dalam menangani kasus pelecehan seksual, itu disebabkan karena hukum yang digunakan adalah hukum buatan manusia. Dengan begitu hukum bisa dibeli. Pelaku pelecehan seksual yang memiliki uang, bisa membayar agar terbebas dari jeratan hukum. Dengan demikian, pelaku pelecehan seksual akan terus beraksi mencari korban.

Pelecehan seksual tidak akan bisa berhenti selama masih hukum buatan manusia yang dijalankan. Kita butuh hukum Islam yang menjamin keamanan. Dengan hukum Islam, masyarakat bisa aman dari segala gangguan dan kejahatan. Aman bagi anak telah mendapatkan pendidikan akidah Islam maupun yang belum mendapatkan  pendidikan akidah Islam dari ibunya. Termasuk aman juga bagi keluarga yang tidak beragama Islam.

Dengan hukum Islam, negara akan memberikan hukuman sesuai Islam. Hukuman yang keras dan tegas kepada pelaku kejahatan, termasuk pelaku pelecehan seksual. Dengan hukum Islam, pelaku kejahatan akan takut dan jera melakukan kejahatan.
Wallahu a'lam bishshawwab. 

Post a Comment

أحدث أقدم