Oleh. Shinta putri 
Aktivis perubah peradaban


Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag) Bidang Toleransi, Terorisme, Radikalisme, dan Pesantren Nuruzzaman membantah kabar Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan (Kanwil Kemenag Sulsel) telah mencabut edaran tentang pemasangan spanduk ucapan Natal dan Tahun Baru.

"Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan tidak pernah mencabut surat edaran pemasangan spanduk ucapan Natal dan tahun baru," ujar Nuruzzaman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (18/12).

Nuruzzaman membenarkan Kanwil Kemenag Sulsel telah menerbitkan edaran tentang pemasangan spanduk ucapan Natal dan Tahun Baru. Dia, mengakui ada permintaan agar Kanwil Kemenag Sulsel mencabut surat edaran tersebut. Namun, hal itu tidak jadi dilakukan.

Pasalnya, Kemenag adalah instansi vertikal dan juga menjadi representasi dari negara. "Kementerian Agama adalah kementerian semua agama, bukan hanya kementerian satu agama. Kementerian Agama berkewajiban mengayomi, melayani, dan menjaga seluruh agama, termasuk merawat kerukunan umat beragama," ucap Nuruzzaman. (Republika.co.id)

Edaran spanduk dari semua jajaran kemenag Sulawesi Selatan menuai protes masyarakat, akan tetapi protes dari masyarakat tidak dihiraukan, bahkan jajaran kemenag semakin menegaskan bagaimana sikap pemerintah dalam menghadapi isu ucapan natal dan tahun baru.

Bahkan dari pihak MUI dan salah satu parpol mengatakan bahwa dalam syariat Islam tidak ada penegasan pelarangan dalam mengucapkan selamat natal serta fatwa MUI juga pada 7 Maret 1981 itu mengharamkan ikut upacara merayakan Natalan bukan pengucapan selamat hari raya natal. Jadi mengucapkan selamat natal itu boleh-boleh saja.

Berarti menegaskan makin masifnya penderasan opini moderasi beragama karena pemerintah lebih mendukung dengan membuat kebijakan pro dengan moderasi beragama dan meremehkan hal yang paling mendasar yaitu dalam mentauhidkan Allah SWT. 

Tapi faktanya umat Islam juga banyak yang terpengaruh ikut berpartisipasi dalam perayaan tahun baru dengan konvoi dijalan dan menyalakan kembang api, ini penyebab dari ketidaktahuan mereka tentang ajaran agama islam yang benar. Saat umat sadar bahwa opini dari barat sudah merasuk dalam jiwa mereka.

Opini moderasi beragama sangat berpengaruh untuk merusak aqidah umat. Inilah hasil dari moderasi beragama yang menganggap bahwa agama itu sama dan sikap saling toleransi dalam beragama, karena negeri ini bukan hanya penganut agama Islam saja. Semua ide dari moderasi beragama akibat dari diterapkannya sistem kapitalis sekuleris, propaganda moderasi ini adalah buatan dari lembaga think tank Amerika, Rand Cooperation.

Seharusnya umat lebih waspada bahaya dari pengarusan opini ini bisa menyebabkan kemurtadan kaum muslimin. Padahal kita ketahui dalam surat Ali Imran ayat 85 yang berbunyi:
"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi."

Sedangkan dalam konteks toleransi beragama islam lebih memahami arti toleransi dalam beragama yang benar sesuai dengan batasan hukum syariat.  Bukan seperti toleransi yang diartikan oleh pengusung moderasi beragama, toleransi yang membolehkan mengucapkan selamat natal untuk menghormati pemeluk agama lain, meskipun keimanan dipertaruhkan.

Islam sangat jelas dalam membedakan mana yang hak dan batil. Toleransi dalam Islam diartikan kita mempersilakan dan memberi waktu mereka untuk merayakan hari raya tanpa kita harus mengucapkan selamat apalagi ikut bertoleransi di dalam gereja dengan argumen itu bentuk menghormati perayaan agama lain. Ini namanya toleransi yang kebablasan.

Disebutkan juga dalam surat Al Kafirun di ayat terakhir yang berbunyi:  "Bagiku agamaku, bagimu agamamu."  Sudah jelaskan bahwa Islam tegas dalam bertoleransi. Dan pengucapan hari raya natal sudah jelas pengharamannya. 

Untuk menyelesaikan polemik ucapan natal dan tahun baru yang tidak pernah kunjung usai, maka kita butuh sistem Islam dalam bingkai khilafah untuk menghapus ide-ide Barat yang menyesatkan. Kholifah akan memberi keputusan dan sanksi tegas dalam menyelesaikan polemik ucapan Natal dan tahun baru, karena semua ini demi untuk menjaga akidah umat. 
Wallahu a'lam bishshawwab. 

Post a Comment

أحدث أقدم