Oleh. Millah Al-Munawwaroh
Mahasiswi
Kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Boy Rafli Amar mengatakan ideologi intoleransi, radikalisme, dan terorisme dapat masuk ke siapa saja, tak hanya pada institusi pendidikan bahkan ke dalam institusi pemerintahan dan BUMN. Sehingga diperlukan kewaspadaan dini agar virus radikal dan intoleran ini tidak menjadi pilihan masyarakat. “Untuk menghadapi radikalisme, intoleran, dan terorisme, diperlukan ketangguhan dan keuletan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia. Karena radikalisme ini sejatinya bukan dari jati diri bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia adalah jati diri yang memiliki falsafah, ideologi pancasila,” kata Boy Rafli Amar.
Oleh karena itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bersama BNPT menggelar Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme di 8 stasiun menggunakan Kereta Api Inspeksi. Kegiatan ini dilakukan di Stasiun Gambir, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Madiun, Ketapang, Surabaya Gubeng, dan Semarang Tawang. Pada setiap stasiun yang dikunjungi, jajaran Komisaris KAI, Direksi KAI, Kepala BNPT Boy Rafli Amar, dan tokoh lainnya memberikan edukasi kepada para pegawai KAI dalam rangka menangkal narasi intoleran, anti pancasila, dan anti NKRI.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengapresiasi BNPT atas terselenggaranya kegiatan Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme ini. Ia mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dalam membangun pemahaman yang tepat agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah. “Pandemi memberikan dampak yang sangat mendalam bagi KAI. Namun demikian, dalam situasi apa pun, semangat kebangsaan harus kita bangun dan anti radikalisme harus terus kita lakukan dalam setiap kondisi,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo saat membuka acara Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme ditulis Jumat (10/12/2021).
Dialog Wawasan Kebangsaan dan Anti Radikalisme merupakan langkah tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama antara KAI dan BNPT tentang Sinergisitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang ditandatangani di Stasiun Bandung pada 24 September 2021. Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari core values KAI yaitu akhlak untuk terus melakukan kolaborasi, dengan membangun kerja sama yang sinergis dengan seluruh stakeholders. “Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, para pegawai KAI diharapkan memiliki daya cegah dan daya tangkal agar dapat memproteksi diri serta lingkungan sekitar dari propaganda terorisme,” kata Didiek.
Dimana-mana digencarkan isu moderasi beragama (Islam yang tidak liberal dan tidak radikal) dalam dalih wawasan kebangsaan, seolah-olah negara dalam kondisi darurat dan berdalih demi menjaga bangsa dan negara, dengan kata lain pemerintah lebih mengutamakan bangsa dan negaranya daripada prinsip agama. Namun faktanya di balik masyarakat yang terus saja disuapi dengan isu moderasi beragama, sementara kebutuhannya atas kesehatan, keamanan, dan kesejahteraan luput dari perhatian pemerintah. Padahal menjadi penguasa/pemimpin itu sangatlah tidak mudah apalagi negeri ini yang mayoritas beragama Islam.
Begitu pula dengan aturan/sistem yang diterapkan yang menjadi penopang kehidupan haruslah aturan yang sesuai dengan fitrah manusia yaitu aturan yang berasal dari Sang Pencipta berupa Al-Qur'an dan sunah bukan aturan yang berasal dari akal manusia yang lemah. seperti aturan yang saat ini diterapkan di negeri-negeri kaum muslimin. Pantas saja di negeri ini begitu banyak masalah, solusi yang dikeluarkan juga bukan menyelesaikan masalah malah menambah masalah. Hal ini disebabkan karena sistem/aturan yang diterapkan tidak sesuai dengan fitrah manusia.
Oleh karena itu, solusi atas semua masalah negeri ini justru ada pada Islam kafah yang akan mengembalikan kekayaan alam bagi kemaslahatan rakyat, mewujudkan politik yang bersih, mengokohkan bangunan keluarga, menyediakan pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas, serta melindungi perempuan dari kemuliaannya. Dengan penerapan Islam kafah, akan tercurah untuk kita keberkahan Allah SWT, sebagaimana firman-nya:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. Al-Araf : 96)
إرسال تعليق