Oleh. Widdiya Permata Sari 
Komunitas Muslimah Perindu Surga


Banyak kritikan dari netizen yang masuk kepada yotouber terkenal di negeri ini. Pasalnya setelah menggunggah liburannya bersama keluarganya, youtuber tersebut mengajak anaknya yang masih balita atau masih belum ada 1 tahun untuk naik jetski tanpa pengaman yang aman.

Kritikan untuk Ria Ricis dan suaminya Teuku Ryan belum berhenti. Pasalnya, pasangan satu ini mengajak bayinya Moana yang berusia 5 bulan untuk naik jetski dengan sedikit mengebut ke tengah laut.

Dalam video yang diunggah oleh Ria Ricis dalam akun Instagram pribadinya, Moana hanya digendong oleh Teuku Ryan yang mengendarai jetski. Ria Ricis dan Teuku Ryan sama-sama terlihat menggunakan pelampung, sedangkan tidak untuk bayi yang usianya belum genap satu tahun tersebut. (Liputan6.com, 06/01/2023)

Akibat dari sebuah popularitas banyak ibu yang abai akan hal-hal yang harus dijaga bahkan keselamatan anaknya  sendiri yang masih bayi. tidak hanya itu ketika seseorang ingin mendapatkan viewers yang banyak mereka rela melakukan apapun termasuk keselamatan pun tidak di perhatikan, yang ada dipikiran mereka hanyalah popularitas karena  popularitas merupakan salah satu tujuan yang ingin diraih dalam kehidupan sekarang.

Tidak heran ketika masyarakat terpengaruh dengan gaya hidup materialis dan hedonis, mereka beramai-ramai memilih menjadi konten kreator youtuber. Karena ketika popularitas di sistem Kapitalisme sekuler ini lebih mementingkan pundi-pundi uang yang menggiurkan. 

Penerapan sistem Kapitalisme sekuler dalam aspek kehidupan sangat mempengaruhi peran  para ibu yaitu para ibu tidak mengetahui perannya sebagai pengasuh, pelindung, dan pendidik bagi anak-anaknya. Bahkan mereka acuh dalam  hal pengasuhan anak dan yang lebih parah mereka rela mengeluarkan biaya untuk menyewa orang untuk pengasuh anak-anak mereka.

padahal sangat jelas dalam islam bahwa seorang anak adalah sebagai anugerah dan amanah dari Allah Swt., yang harus di pertanggung jawabkan oleh setiap orang tua. Tidak hanya itu dalam Islam juga sudah dikatakan bahwa orang tua adalah madrasah utama bagi putra putrinya, jika ada seseorang yang menjadi hafiz Al-Qur'an, ulama, ilmuan bahkan tokoh ternama maka lihatlah ibu mereka. Karena peran ibu sangatlah besar dalam membentuk watak, karakter dan kepribadian  anak-anaknya.

Karena seorang anak merupakan sebuah  aset generasi mendatang yang akan memegang estafet perjuangan kedua orang tuanya. Oleh karena itu menjadi keharusan bagi para orang tua memperhatikan dan mempersiapkan strategi pengasuhan dan pendidikan yang baik bagi seorang anak, termasuk proses tumbuh kembang anak, karena di tangan merekalah tergenggam masa depan umat. 

Ktia bisa lihat cerita  seorang ibu yang berhasil mendidik dan melindungi anaknya yaitu cerita tentang Imam Syafi'i.

Diumur tujuh tahun beliau telah selesai mengkhatamkan hafalan Al-Qur’annya  dengan begitu fasih, tidak hanya itu yang lebih Masya Allah dalam suatu perjalanannnya dari Mekkah menuju Madinah beliau pernah mengkhatamkan hafalan Al-Qur’annya  sebanyak 16 kali. Bahkan tidak hanya itu sebuah kita Al-muwatha’ karya Imam Malik yang berisikan 1.720 hadis pilihan mampu berhasil di hafalan oleh Imam Syafi'i diluar kepala

Semua itu tidak terlepas dari peran utama seorang ibunda yang merupakan madrasatul ula bagi seorang Syafi'i di masa kecilnya.

Fathimah binti Ubaidillah Azdiyah namanya. Beliau berasal dari suku Al-Azd di Yaman. Begitu besar perjuangan seorang ibu dimana beliau mendidik dan membesarka  Syafi'i sejak bayi hanya seorang diri, karena suaminya Idris bin Abbas bin Usamah bin Syafi'i telah meninggal dunia ketika Imam Syafi'i berumur 2 tahun, tanpa meninggalkan sedikit harta pun untuk diwarisi. 

Oleh karena itu  orang tua harus memperhatikan dan mempersiapkan strategi pengasuhan dan pendidikan yang baik untuk anak-anak, termasuk proses kembang tumbuh anak.Yang bertujuan untuk mengarahkan anak-anak menjadi generasi di masa depan yang berkualitas.

Maka mendapatkan perlindungan dan keamaanan yaitj perlindungan dari berbagai macam ancaman  seperti kekerasan  baik fisik maupun psikis serta hal lain yang membahayakan merupakan salah satu hak seorang anak yang wajib dipenuhi oleh orang tua dan Negara.

Dengan begitu orang tua dilarang melakukan eksploitasi anak dalam bentuk apapun. kerena jija terjadi eksploitasj anak maka Negara akan hadir sebagai pihak yang menjalankan sanksi sesuai hukum syariah, meskipun dilakukan oleh orang tuanya sendiri tetap mereka akan mendapatkan hukuman sesuai syariat Islam yang ada. []

Post a Comment

أحدث أقدم