Oleh. Rosmita
Pendidik Generasi


Syubbanul yaum, rijaalul ghad. Pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari. Pepatah ini menjelaskan bahwa pemuda adalah generasi penerus yang akan menjadi pemimpin umat di masa depan. 

Namun sayangnya, pemuda saat ini masih jauh dari harapan. Jangankan untuk menjadi pemimpin umat dan membangun peradaban, untuk masa depannya sendiri pun masih suram. Saat ini pemuda mengalami degradasi moral dan intelektual. Hal ini menyebabkan para pemuda terus terpuruk dalam kemaksiatan. 

Kasus bullying, tawuran, narkoba, seks bebas dan kriminalitas di kalangan pemuda yang semakin marak menjadi bukti kerusakan generasi. Belum lagi fenomena menjamurnya generasi alay, bermental tempe, lebih senang membuat konten dari pada menempuh pendidikan. Tak jarang mereka menghalalkan segala cara demi meraih cuan. Miris, pemuda yang seharusnya menjadi agen perubahan malah terjerumus ke jurang kehancuran. 

Penyebab Rusaknya Generasi

Penyebab utama dari kerusakan generasi adalah sistem sekuler yang diterapkan di negeri-negeri muslim. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan telah menjauhkan pemuda muslim dari nilai-nilai Islam. Ditambah dengan ide-ide kebebasan yang digaungkan Barat telah berhasil memengaruhi pemuda untuk berbuat semaunya tanpa memperhatikan batas-batas syariat Islam. 

Apalagi seluruh instrumen pendidikan yang ada saat ini dari TK hingga Perguruan tinggi tidak mampu mencetak generasi unggul, yang bertakwa dan berakhlak mulia. Sekolah dengan kurikulum yang ada hanya bisa mencetak tenaga siap kerja yang kelak menjadi buruh bagi para kapitalis. 
Hilangnya kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak, terutama pendidikan agama. Enggannya masyarakat melakukan amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah umat. Ditambah abainya negara dalam meriayah umat menjadi penyebab maraknya kerusakan generasi saat ini. 

Islam Selamatkan Generasi

Kita harus melakukan resolusi hakiki untuk menyelamatkan generasi dari kerusakan. Dimulai dari orang tua sebagai benteng pertama dalam menlindungi generasi. Orang tua harus berbenah diri bila ingin anaknya menjadi anak yang saleh dan salihah maka orang tuanya terlebih dahulu yang harus belajar agama. Bagaimana mungkin orang tua bisa mengajarkan anak syariat Islam kalau dirinya sendiri tidak paham? 

Lalu masyarakat harus melakukan amar makruf nahi mungkar demi menyelamatkan generasi, jangan diam ketika melihat kemaksiatan. Kalau bisa mencegah dengan tangan atau lisan. Kalau tidak bisa paling tidak membenci perbuatan tersebut karena itu selemah-lemahnya iman. 

Dan yang paling penting adalah peran negara yang harus menjaga akidah umat dengan tidak membiarkan tsaqofah asing masuk dan memengaruhi generasi. Selain itu negara juga harus membuat kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam. Negara juga menjamin setiap anak bisa menikmati seluruh fasilitas pendidikan secara gratis. 

Semua ini hanya bisa terwujud apabila daulah khilafah tegak dan syariat Islam diterapkan menjadi sistem yang mengatur setiap lini kehidupan. Terbukti, pada masa-masa kejayaan Islam, daulah berhasil melahirkan generasi cemerlang, yang tidak hanya faqih fiddin tapi juga berakhlak mulia, tangguh dalam memimpin dan menguasai berbagai bidang keilmuan. Contohnya ada Imam Syafi'i, Muhammad Al-Fatih, Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan masih banyak lagi. 

Maka tunggu apalagi jika ingin Islam kembali berjaya dan melahirkan generasi-generasi hebat adalah dengan kembali kepada sistem Islam. Sistem yang lahir dari Sang Pencipta pasti akan membawa kemaslahatan bagi seluruh alam. Wallahualam bissawab. []


Post a Comment

أحدث أقدم