Oleh Nur Hasanah, SKomp 
Aktivis Dakwah Islam


Sistem sekuler telah meniscayakan kebebasan dalam segala hal, termasuk pergaulan. Pergaulan bebas telah menjangkiti masyarakat terutama generasi muda. Generasi muda yang menjadi harapan untuk melakukan perubahan menuju perbaikan, nyatanya mereka banyak yang memiliki mental rusak dan merusak. Pergaulan bebas telah menghasilkan kerusakan, baik kerusakan fisik maupun mental generasi muda. 

Penyakit sipilis, HIV dan AIDS adalah penyakit seksual mematikan yang sudah banyak menjangkiti fisik para pemuda. Penyakit-penyakit ini hadir hasil dari perilaku pergaulan bebas. Pergaulan bebas juga telah banyak mengacaukan nasab anak manusia. Pergaulan bebas telah merampas masa depan generasi muda.

Aturan Islam dalam Pernikahan

Dalam Islam pergaulan antar manusia ada aturannya. Interaksi antar lawan jenis sangat terjaga. Tidak ada aktivitas pacaran sebelum dihalalkan dengan pernikahan. Aktivitas pacaran hanya boleh dilakukan dalam bingkai pernikahan. 

Pernikahan pun ada aturannnya. Islam menjaga pernikahan untuk menjadi wadah dalam meningkatkan ketenangan jiwa dan meningkatkan keimanan pasangan. Ketenangan jiwa dan keimanan akan tumbuh di dalam rumah tangga, bila pasangan suami istri memiliki persamaan tujuan dan persamaan pemikiran tentang cara yang akan dicapai dalam pernikahan.
Hal ini bisa dicapai, bila pasangan memiliki persamaan aturan dalam beragama. Bila laki-laki beragama Islam, maka perempuan pun harus beragama Islam. Pasangan suami istri akan mudah menjalani biduk rumah tangga dengan aturan Islam. Mereka akan menentukan tujuan berumah tangga sesuai dengan Islam dan cara mencapai tujuannya juga sesuai dengan Islam.

Dalam Islam, tujuan pernikahan harus jangka panjang karena kehidupan tidak hanya di dunia. Tujuan pernikahan harus mencapai akhirat dan prosesnya harus sesuai dengan Islam karena akan di pertanggung jawabkan di akhirat nanti.

Dalam Islam, suami adalah imam. Dia bertanggung jawab untuk menjaga keluarganya dari api neraka. 
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…" (QS. At Tahrim: 6)
Dalil ini harus menjadi rambu dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Suami yang menjadi imam harus memimpin nahkoda rumah tangga. Bekal ilmu Islam sangat penting bagi suami. Suami bertanggung jawab membina istri dan anak-anaknya agar menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan hukum Islam.

Ilmu Pernikahan Wajib Menjadi Bekal

Banyak pasangan yang tidak memiliki tujuan sebelum melakukan pernikahan. Menikah hanya mejalani ritual dalam jenjang kehidupan manusia. Lahir menjadi seorang bayi kemudian sekolah. Dalam usia sekolah, manusia akan menjalani tahapan pendidikan SD, SMP, SMA. Setelah lulus SMA kemudian kuliah atau langsung bekerja. Setelah menyelesaikan tahapan bekerja, baru menikah.

Pernikahan adalah ibadah terpanjang sehingga menjalaninya tidak bisa asal-asalan. Butuh ilmu untuk bekal. Dengan ilmu, tujuan berumah tangga akan tercapai. Dengan ilmu, ujian berumah tangga terasa ringan. Dengan Ilmu, perjalanan berumah tangga bisa dinikmati oleh pasangan. Dengan ilmu, pernikahan akan menenangkan. 

Menikah tidak dibekali dengan ilmu. Menikah hanya bermodalkan kemauan dan kesiapan. Standar kesiapan pun hanya di ukur dengan keuangan. Pasangan tidak paham apa yang akan di lakukan dalam pernikahan. Mereka hanya berpikir, menikah untuk menyalurkan hasrat seksual secara legal.

Mereka tahu, menyalurkan hasrat seksual di luar pernikahan adalah dosa, dengan dorongan itu, mereka menikah. Tetapi mereka tidak paham, pernikahan tanpa ilmu akan melakukan dosa yang lebih besar. Pernikahan tanpa ilmu berpotensi tidak menjalankan kewajiban yang harus di tunaikan. Pernikahan tanpa ilmu, hak-hak pasangan akan terabaikan.

Pasangan suami istri yang tidak menunaikan kewajiban akan mengakibatkan rumah tangganya berantakan. Hak-hak pasangan yang tidak tertunaikan, menjadi penyebab pertengkaran. KDRT, perselingkuhan menjadi pelarian. Tidak heran, banyak pernikahan gugur di usia jagung karena tidak mampu menghadapi badai pernikahan.

Pasangan Berbeda Agama Mampukah Bahagia?

Miris, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengizinkan pernikahan beda agama dengan alasan sosiologis (detik.com 25/06/2023). Dengan alasan apa pun, pernikahan beda agama itu tidak bisa di benarkan. Pernikahan berbeda agama tidak akan bisa membuat pasangan suami istri bahagia. Walaupun mereka hidup bersama, pernikahan mereka hanya bisa mencapai kesenangan, tetapi tidak akan menenangkan.

Agama adalah bekal utama untuk menjalani kehidupan berumah tangga. Dengan aturan agama, pasangan suami istri menentukan tujuan yang akan dicapai dalam pernikahan. Dengan aturan agama, mereka menyelesaikan ujian rumah tangga dengan predikat lulus membahagiakan.

Pasangan suami istri harus menentukan satu tujuan dalam pernikahan. Tujuan pernikahan harus berlandaskan agama karena agama yang mengatur kehidupan. Sementara bila pasangan suami istri berbeda agama, tidak akan mampu menentukan tujuan yang sama, karena aturan agamanya saja sudah berbeda. 

Setelah menentukan tujuan, pasangan akan menentukan cara untuk mencapai tujuan. Cara mencapai tujuan tentu harus dengan cara yang sama yang di lakukan oleh pasangan. Bila pasangan berbeda agama, akan sulit untuk mencapai tujuan. Meraka akan menggunakan aturan masing-masing sesuai ajaran agamanya. Tentu hal ini tidak akan mampu mencapai tujuan pernikahan yang sempurna. Sehingga rasa tenang dalam menjalani kehidupan tidak mungkin tercapai.

Genesrasi Islam Menciptakan Dunia Aman dan Sejahtera

Dalam Islam, pernikahan adalah wadah untuk meneruskan populasi manusia. Manusia adalah mahluk Allah yang diciptakan paling sempuna. Manusia memiliki tanggung jawab menjadi khalifah di bumi. Manusia bertanggung jawab menjaga bumi agar tercipta rahmat bagi seluruh alam. Kehidupan dunia menjadi aman dan sejahtera bila manusia mengisi kehidupannya dengan cara yang benar yaitu, dengan aturan Islam.

Aturan Islam harus di jalankan dalam lingkungan terkecil yaitu keluarga. Dalam keluarga, generasi manusia terbina akidah Islamnya. Generasi yang terbina akidah Islam akan takut kepada Allah. Akidah Islam, menjaga generasi untuk taat pada aturan Allah dan menjauhi perilaku yang merusak. 
Generasi yang terbina akidah Islam akan menciptakan dunia aman dan sejahtera. 
Wallahualam bissawab. []

Post a Comment

أحدث أقدم