Oleh Shinta Putri
Muslimah Pengubah Peradaban


Sebanyak 11 sepeda motor dan tiga rumah warga mengalami kerusakan akibat bentrok antarsimpatisan yang terjadi antarmassa di daerah Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (15/10/2023) sore. (Republika.co.id) 

Bentrokan dua simpatisan antara laskar PDIP dan GPK (Gerakan Pemuda Kabah) Militan. Para pendukung dari golongan pemuda ini melakukan tindakan anarkis yang merugikan kepentingan masyarakat. Atas kejadian ini kemacetan total terjadi dari pukul 16.00-20.30.

Sangat disayangkan hanya karena masalah sepele mereka melakukan tindakan anarkis yang membahayakan. Mereka tanpa berpikir panjang dampak dari konflik ini sangat besar jika mereka terus melakukan, dengan perasaan benci dan kemarahan.

Saat ini yang terjadi keberpihakan rakyat kepada Partai hari ini umumnya karena faktor emosional, symbol dan figure, tanpa pemahaman yang benar akan arah dan tujuan partai.  Mereka hanya asal-asalan menjadi simpatisan tanpa dibekali ilmu.

Keterikatan demikian memudahkan terjadinya gesekan antar individu/kelompok lantaran kuatnya ego kelompok dengan pemicu yang sangat sepele. Peran pemuda yang seharusnya bisa berguna bagi bangsa dan negara, sebagai tonggak peradaban,tapi malah digunakan dengan aktivitas yang sia-sia. Profil pemuda yang tanpa arah tujuan hanya sekedar  ikut-ikutan. Menyebabkan mereka kehilangan masa depan gemilang.

Mirisnya perselisihan lazim terjadi masyarakat bawah, padahal para elit partai  justru bekerja sama  demi tercapainya  tujuan.  Fakta ini selaras dengan ungkapan ‘tidak ada teman sejati,  yang ada adalah kepentingan abadi’. Masyarakat bawah hanya diambil suaranya saja, setelah mereka berhasil melakukan manuver politik dengan golongannya, mereka akan meninggalkan masyarakat yang notabene sudah mendukung mereka.

Umat harus paham tujuan  yang hendak diraih dan waspada akan pihak-pihak yang memanfaatkan suara rakyat untuk  kepentingan individu/kelompok. Masyarakat juga harus berpikir politik cerdas bahwa jika semua dilakukan atas dasar manfaat maka yang terjadi adalah persaingan dan konflik yang tidak sehat. 

Tapi kenapa hal ini sering terjadi meskipun sudah terbukti suara rakyat hanya dimanfaatkan saja. Karena saat ini  aturan kehidupan yang diterapkan adalah kapitalisme demokrasi yang dijaga dan diemban oleh para pengikutnya sehingga kejadian seperti ini sering berulang dan tidak ada solusi tuntasnya.

Seharusnya ini peran negara dan masyarakat untuk membina dan merubah pemikiran individu. Wajib membangun kesadaran umat secara hakiki dan menjadikan akidah sebagai asas dalam kehidupan dan membangun persatuan umat. Asas yang seperti ini hanya dimiliki dalam aturan Islam. Perpecahan konflik haram hukumnya jika dilakukan.

Islam membolehkan adanya banyak partai sebagai sarana melakukan muhasabah  namun tetap terikat aturan Allah dan Rasul Nya dan saling menghormati dalam menjalankann amanahnya, bukan malah uji nyali dengan kekuatan mereka untuk saling bertikai. 

Tak dipungkiri hanya Islam lah yang bisa menyelesaikan pertikaian, perselisihan antar umat baik individu maupun kelompok. Sedangkan demokrasi malah menumbuh suburkan diskriminasi dan perselisihan tanpa ada sanksi dari aparat kepolisian. Hanya dikatakan konflik kecil yang penting tidak menimbulkan korban jiwa.

Padahal konflik kecil seperti ini jika dibiarkan akan terus melebar dampaknya. Kita butuh sikap dan pemahaman yang benar dalam ikut suatu organisasi/kelompok, pastikan kita bener-bener tahu bahwa kelompok yang diikuti punya arah tujuan yang benar. Bukan hanya untuk kepentingan diri dan golongan saja tapi juga untuk kepentingan umat. Baik didunia maupun diakhirat. 

Hanya aturan Islam yang bisa menjaga umat dari pertikaian dan perselisihan. Kelompok atau golongan yang tidak benar akan ditindak lanjuti oleh negara, karena semua berorientasi  pada kesejahteraan dan kedamaian umat.
Wallahualam bisawab. []

Post a Comment

أحدث أقدم