Oleh Rodlifatul jannah
Aktivis Muslimah


Tepat tanggal 14 Februari 2024, Indonesia akan menyelenggarakan "ritual" demokrasi lima tahunan, pemilu presiden dan pemilu legislatif.

Persiapan para calon sudah dilaksanakan beberapa bulan yang lalu, seperti pasang baliho di pinggir-pinggir jalan, mendatangi kelompok-kelompok pengajian, pertemuan-pertemuan dengan memberikan hadiah yang harapannya dapat dikenal secara dekat kemudian ada dukungan dari mereka, memberikan bansos, kunjungan ke daerah-daerah, dan sebagainya. Belum lagi serangan fajar, bahkan sampai terjadi tawar menawar layaknya orang jualan. Inilah cara berpikir para calon pemimpin rakyat.

Kontestasi ini banyak diikuti oleh kaum muslimin, bahkan sebagian tokoh muslim ikut mendorong kaum muslimin untuk terlibat dalam pemilihan umum. Kaum muslimin pun diseru agar tidak golput. Karena ketika golput, parlemen akan dikuasai orang sekuler dan liberal. Untuk justifikasi, dikutiplah ucapan Ali bin Abi Thalib ra., "kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang jahat tapi karena diamnya orang-orang baik".

Akar masalah

Demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme memiliki hubungan erat. Hubungan erat tersebut karena keduanya lahir dari akidah yang sama yaitu sekularisme. Keduanya seperti dua sisi mata uang, saling terkait dan menguatkan. Secara politis sekularisme melahirkan demokrasi, dan dalam bidang ekonomi sekularisme melahirkan kapitalisme. Demokrasi memerlukan dana yang besar. Oleh karena itu, demokrasi akan berjalan bila ada dana besar yang mendukungnya. Disinilah demokrasi ditopang kapitalisme. Sementara, sistem ekonomi kapitalisme akan tumbuh subur dalam iklim kebebasan yang membolehkan memiliki segala sesuatu dengan cara apapun. Kebebasan demikian diberikan oleh demokrasi.

Padahal sistem politik demokrasi dijalankan oleh penguasa. Adapun sistem ekonomi kapitalisme digerakkan oleh pengusaha. Dengan demikian, secara praktis kolaborasi antara demokrasi dengan kapitalisme meniscayakan adanya persekutuan antara penguasa dengan pengusaha, atau penguasa sekaligus sebagai pengusaha.

Maka tidak heran ketika pemilu usai, calon yang tidak terpilih bisa mengalami gangguan jiwa. Dikarenakan cara berpikir mereka yang telah dibentuk oleh sistem pendidikan yang diterapkan. Yaitu sistem pendidikan kapitalis sekuler. Sistem ini telah memisahkan agama dari kehidupan. Sistem pendidikan kapitalis juga telah membentuk kepribadian yang jauh dari agama yang benar.

Solusi Islam

Islam punya metode untuk membentuk cara berpikir dan sekaligus perilakunya. Yaitu melalui kurikulum pendidikan yang berdasarkan akidah Islam. Kurikulum ini meliputi dua hal, materi pelajaran dan metode pengajaran.

Akidah Islam merupakan landasan bagi kehidupan seorang muslim, begitu pun landasan dalam sistem pendidikan, karena itu kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam. Mata pelajaran serta metodologi penyampaian pelajaran seluruhnya disusun tanpa adanya penyimpangan sedikit pun dalam pendidikan dari asas tersebut.

Rasulullah saw. sebagai teladan terbaik memberikan contoh bagaimana proses pendidikan yang dilakukan beliau, mula-mula beliau menyeru seluruh manusia memeluk akidah Islam. Setelah mereka beriman, beliau mengajarkan hukum-hukum Islam. Berdasarkan hal ini, akidah Islam dijadikan sebagai asas dalam mendidik umat Islam. Akidah Islam dijadikan sebagai asas pengambilan ilmu pengetahuan dan asas pembentukan kepribadian.

Akidah Islam sebagai asas, artinya menjadikannya sebagai dasar dan sumber keimanan dan hukum syariah. Adapun bagi pengetahuan, akidah Islam sebagai standar penilai, ilmu itu layak diambil dan diyakini atau tidak. Artinya, apakah ilmu itu bertentangan dengan akidah Islam atau tidak? Jika bertentangan tidak boleh diambil, dan jika tidak bertentangan bisa dimanfaatkan. Misalnya, teori evolusi Darwin dan teori dialektika materialisme Karl Marx, dua pengetahuan ini tidak boleh diambil dan diyakini karena bertentangan dengan akidah Islam.

Selain itu, kepribadian manusia itu tersusun dari pola pikir dan pola sikap. Pola pikir seseorang dibentuk oleh akidah yang menjadi dasar pengetahuan, yang membentuk akalnya. Sementara pola sikap dibentuk oleh akidah yang menjadi dasar kecenderungannya terhadap perbuatan dan benda. Karena itu akidahlah sebenarnya yang menjadi dasar pembentukan dan penentuan jenis kepribadian.

Karena itu, dalam pendidikan Islam, akidah adalah asas pembentukan pribadi muslim yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Akidah Islam juga dijadikan sebagai dasar pengetahuan, baik untuk meningkatkan kualitas akal, agar bisa menghukumi perbuatan dan benda supaya bisa dimanfaatkan. (An-Nabhani, Muqadimmah ad-Dustur, II)

Ketika menjadikan akidah Islam sebagai landasan pendidikan maka masyarakat sebagai calon pemimpin tidak akan mengalami hal buruk, seperti gangguan jiwa. Karena mereka memahami bahwa ketika terpilih jadi pemimpin, nantinya akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya kelak pada yaumulakhir oleh Allah. Maka dia akan menyandarkan hidupnya hanya pada Allah, bukan pada materi.
Wallahualam bisawab. []

Post a Comment

أحدث أقدم