Oleh : Hesti Umi Majidah
Aktivis Muslimah Jakarta Utara


Bagaimana tidak terkoyak hati ini atas pernyataan yang dibuat oleh Yudian Wahyudi BPIP dengan ucapan yang jelas tidak masuk akal. Ucapan salam Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarokatuh, digadang akan diubah menjadi  Salam Pancasila.

Jakarta - Isu berkembang, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) hendak mengganti salam muslim, assalamualaikum, dengan salam Pancasila. Padahal, BPIP tidak pernah punya keinginan mengganti assalamulaikum dengan salam Pancasila.
Hal ini dijelaskan oleh Direktorat Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP dalam siaran persnya, Sabtu (22/2/2020). BPIP memahami isu ini berangkat dari petikan wawancara program Blak-blakan detikcom dengan Kepala BPIP Yudian Wahyudi, videonya ditayangkan tanggal 12 Februari 2020, menit ke 29.08 hingga 32.56.

 Awalnya, Yudian menjawab pertanyaan presenter Blak-blakan detikcom Sudrajat perihal salam assalamualaikum di hadapan publik. Yudian mengatakan, assalamualaikum diucapkan secara total sejak era reformasi tanpa pandang agama. Kini, salam justru dilengkapi supaya genap dengan nuansa lima atau enam agama. Menurut Yudian, ini justru menjadi masalah baru. Yudian kemudian sepakat dengan ide salam Pancasila.
"Iya, Salam Pancasila. Salam itu kan maksudnya mohon ijin atau permohonan kepada seseorang sekaligus mendoakan agar kita selamat. Itulah makna salam. Nah Bahasa Arabnya Assalamualaikum Wr Wb," ujar Yudian dalam video Blak-blakan detikcom. 

Dari pernyataan Yudian seperti di atas, BPIP menegaskan tidak ada satupun narasi yang semata menyatakan penggantian assalamualaikum dengan salam Pancasila.
Salam Pancasila sebagai salam kebangsaan diperkenalkan untuk menumbuhkan kembali semangat kebangsaan serta menguatkan persatuan dan kesatuan yang terganggu karena menguatnya sikap intoleran.
"BPIP tidak pernah mengusulkan penggantian Assalamualaikum dengan Salam Pancasila. Yang disampaikan adalah mengenai kesepakatan-kesepakatan nasional mengenai tanda dalam bentuk salam dalam pelayanan publik, dalam kaitan ini kesepakatannya adalah Salam Pancasila," kata BPIP.

Betapa masih banyak yang harus kita lakukan untuk meningkatkan taraf berfikir kita, termasuk melek politik itu penting. Contohnya saja ketika Bapak Yudian Wahyudi melontarkan ucapannya bahwa salam Pancasila bisa menggantikan salamnya orang Muslim, sungguh pernyataan itu tidak bisa kita terima dengan sangat tidak logis.

Begitulah alam demokrasi yang memberikan kebebasan dalam berpendapat tanpa aturan. Padahal sudah jelas apa yang ingin diganti oleh Kepala BPIP tersebut adalah hal yang sudah mutlak tidak boleh diubah lagi.   

Pengucapan salam jelas-jelas bagian dari syariah. Bagian dari ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW. Pengucapan salam merupakan sunnah. Sementara menjawabnya adalah wajib bagi seorang muslim. 
Dari sini terlihat, pola pikirnya sudah terpapar sekulerisme. Paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Meniadakan aturan Allah Swt dari aktivitas sehari-hari.

Sistem sekulerisme yang menjadikan Islam hanya sebatas ritual memisahkan agama dari Negara. Dan jelas banyak berperan dalam pola pikir cacat ini. Lagi dan lagi Islam kian dijadikan sebagai kambing hitam untuk kepentingan pribadi penguasa yang sekarang mencoba menyudutkan apa saja yang tidak sesuai dengan hukum negara ini, tak terkecuali Islam.

Padahal jelas buah pikir manusia memiliki keterbatasan sehingga menjadikan rakyatnya berkubang dalam berbagai masalah. Jika tidak ada campur tangan sang pencipta, manusia akan bertindak sesuka hati. Kebahagiaan pribadi menjadi standar.

Setiap aturan manusia pasti mempunyai keterbatasan, kelemahan, dan tidak pernah merasa puas. Kedaulatan tertinggi di dalam pemerintahan demokrasi berasas sekulerisme ada di tangan rakyat yang tidak merujuk pada hukum Allah. Yakni Al-Qur'an dan As Sunnah, contohnya dilihat dari kacamata para penguasa.

Agama saja dianggap tidak penting dan dipermainkan. Seperti itulah cara halus yang  bisa merusak pola pikir manusia dan akidah manusia. Padahal hal yang dilarang oleh agama Islam saat akidah tidak diutamakan dan menjauhi ayat-ayat Allah.

Pernyataan demikian juga menjadikan salah satu bukti bahwa rezim ingin mempertentangkan ketaatan muslim dengan loyalitas bernegara dan selalu menganggap Islam sebagai ancaman. Maka dari itu perlu kita sadari adanya ini adalah bagian dari upaya sistematis dalam menjauhkan muslim dari keterikatan terhadap agama dan mengganti identitas Islam dengan identitas liberal. 

Oleh karena itu, memperdalam ilmu agama itu sangatlah penting ketika keimanan kita diuji oleh orang-orang berkedok Islam tetapi secara terang-terangan membenci aturan-Nya. Mereka menyalahi syari'at-Nya dan berusaha membuat kita tunduk patuh pada sistem buatan manusia yang jauh dari ajaran Rabb nya.

Salah satu penjelasan Dalam hadist sebagaimana Nabi SAW
 وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلَامِ}.
Nabi saw. bersabda, “Sungguh orang yang paling utama menurut Allah adalah orang yang memulai mengucapkan salam.” Hadis shahih ini diriwayatkan oleh imam Abu Daud dari sahabat Abu Umamah r.a. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa alasan orang yang memulai salam itu lebih utama mendapatkan rahmat dan kemuliaan dari Allah swt. adalah disebabkan dialah yang memulai dahulu menyebut nama Allah swt. dan mengingatkan lawan bicaranya untuk mengingat Allah swt. dengan salam.

أفشوا السلام و صلوا الأرحام و أطعموا الطعام وصلوا بالليل و الناس نيام تدخلوا الجنة بسلام  
“sebarkanlah salam, jalinlah shilaturrahim, berikanlah makanan dan shalatlah di keheningan malam, ketika manusia tertidur lelap, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat”.  

ألا أدلكم على شئ إذا فعلتموه تحاببتم أفشوا السلام بينكم  
“maukah kutunjukkan kepada kalian semua, suatu perkara yang bila kalian melakukannya, niscaya kalian akan saling mencintai ?. sebarkanlah salam di antara kalian”.

Jika mengucapkan salam bisa mendapat pahala maka dalam mengubah salam itu sendiri bisa mendatangkan murka Allah. Satu-satunya solusi yang dapat menguatkan peradaban agama yakni diterapkannya aturan Islam secara menyeluruh. Sudah seharusnya kita sungguh-sungguh mengkaji Islam dan menyuarakan Islam sebagai solusi. Karena pada faktanya Islam hadir untuk menyelesaikan masalah umat saat ini (Islam is the only solution)  serta mewujudkan keberkahan bagi seluruh alam. 
Wallahu a'lam bishshawwab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama