Oleh : D Kusuma
Pemerhati Umat


Setiap insan sepertinya tidak pernah bosan membahas hal ini.
Cinta. Mengalir deras apapun yang ada dalam rasa ini. Semua akan menjadi terasa indah dan berbunga-bunga.

Seperti layaknya gadis-gadis yang lain. Bunga gadis kecil manis dan manja. Seperti kebanyakan gadis yang lain, ia mempunyai banyak pesona. 

Bunga selayaknya gadis desa, penuh kesederhanaan dan apa adanya. Tanpa polesan dan cantik alami. Semua yang melihatnya akan betah bersamanya. Bunga hidup di lingkungan keluarga sederhana layaknya kebanyakan keluarga di pedesaan.

Masa remaja yang penuh cita-cita dan harapan. Demikian pula dengan Bunga, dia pun  punya cita-cita yang dia harapkan, yaitu menjadi sarjana apoteker.

Berjalan kaki berangkat dan pulang sekolah bersama teman-teman. Bermain dan bercanda bersama adalah ciri kehidupan di desa. Bunga pun menjalani kebersamaan itu bersama teman-temannya. Bunga salah satu anak yang disayangi keluarganya, juga anak kesayangan kedua orang tuanya.

"Bunga, tuh ada tamu untukmu," seru ibunya.

"Bunga sini temanin Kakak ngobrol-ngobrol dengan teman Kakak," pinta Kakaknya.

Selalu saja mereka memberikan kesempatan untuk saling kenal dan mendekatkan Bunga dengan Juna. 

'Apaan juga tuh, Juna kan teman Kakak ngapain Bunga harus ngobrol dengannya aneh aja?' batin Bunga. 

Mereka selalu memberikan kesempatan agar Bunga bisa lebih dekat mengenal dengan Juna. Rupanya Juna pandai memikat hati seiisi rumah. Dia dekati Ayah Bunda dan Kakak-kakak Bunga. Pun Dia dekati teman-teman Bunga  Seperti layaknya pergaulan di desa. Juna sering menitipkan salam kepada teman-teman Bunga. Juga bercengkrama dengan keluarga Bunga. Walaupun Bunga cuek dan tak menganggap kehadiran Juna. Hal ini meruntuhkan hati Bunda dan Kakak Bunga untuk menjadikanmya kekasih Bunga.

Astagfirullah, apa ini mereka tidak berpikir bahwa hal ini bertentangan dengan syariat Islam. Rupanya hal ini sering terjadi di era now, yang mana mereka lebih memilih anak gadisnya untuk memiliki seorang pacar. Rasanya malu jika anak gadisnya tidak mempunyai pacar. Mereka bangga dengan anak gadisnya yang berpacaran dengan seorang lelaki. Apalagi pacarnya seorang yang ganteng dan tajir.

Bunga sebetulnya enggan untuk menerima Juna sebagai kekasihnya, Bunga lebih memilih menggapai cita-citanya menjadi sarjana apoteker.

Cuma apa boleh buat orang tua Bunga menginginkan agar dia menjadi pendamping Juna. Dielakkan pun susah, akibat menentang malah Bunga yang akhirnya dimarahi, tidak disekolahkan dan dianggap tidak berbakti kepada orang tuanya.

Dengan berat hati akhirnya Bunga menerima lamaran keluarga Juna 
dan menjalani pernikahan muda. Dengan menerima Juna sebagai suami yang menjadi pilihan keluarga. Mesti hancur lebur hati Bunga, hal ini dia jalani juga demi cintanya kepada Ayah Bunda dan keluarganya. Bunga tak ingin mengecewakan keluarganya meski perjuangannya berat dengan menikahi Juna yang bukan lelaki yang dia cintai.

Berjalannya kehidupan bahtera rumah tangganya, Bunga mencoba untuk tetap bersabar dan ikhlas menjalani bahtera kehidupannya. Cita-cita menjadi seorang sarjana apoteker pun kandas. Dia jalani kehidupan rumah tangganya demi cintanya kepada orang tua dan saudara kandungnya. Walaupun sudah memberikan pelayanan yang terbaik sebagai seorang istri, entah mengapa dibenak Bunga ada bayangan lelaki yang tidak dia kenal menghantui mimpinya.

Selalu saja ada bayangan nan jauh, di balik rumpun bambu yang memperhatikan dirinya. Bayangan ini sering menghampiri Bunga di setiap mimpinya. Walaupun Bunga tak tahu siapa lelaki yang selalu hadir dimimpinya. Dan hal inipun Bunga cuekin saja.

"Toh ini hanya mimpi, ngapain juga dipikirkan," pungkas Bunga. 

Meski rumah tangga Bunga ia jalani dengan sepenuh hati, setelah beberapa tahun berselang ternyata kandas juga. Entah mengapa setelah kematian anak dari buah cinta Bunga dan Juna, Bunga merasa terpuruk, pesimis dan frustasi. Kehidupan rumah tangganya pun menjadi terpisah. 

Bunga kembali kepada kedua orang tuanya, sementara Juna pergi entah ke mana. Selang beberapa tahun, datanglah Kakak Juna menjemput Bunga. Bermaksud untuk merekatkan kembali hubungan rumah tangga Bunga dan Juna. Namun Bunga mengambil keputusan untuk menyudahi rumah tangganya. Akhirnya kandas juga rumah tangga yang Bunga bina dengan lelaki pilihan orang tuanya.

Bunga pun kembali meneruskan sekolahnya, yang terhambat karena pernikahannya. Bunga berhasil meraih gelar sarjana walaupun bukan sebagai sarjana apoteker.

Liku- liku perjuangan hidupnya kuat sehingga mendapatkan ijazah sarjana. Tetapi sebagai wanita yang manis dan sederhana, Bunga pun menjadi incaran lelaki. Mereka tak tahu kisah perjalanan hidup Bunga. Yang mereka lihat bahwa Bunga sosok perempuan yang mempesona, manis, manja dan sederhana sebagai seorang mahasiswi. Banyak mahasiswa yang mengelilinginya, Bunga bersemangat dalam kuliah, bahkan teman-teman Bunga sering mengerjakan tugas bersamanya. Sering ditunjuk dosen untuk maju di depan ruang kuliah untuk memberikan wawasan dan motivasinya sebagai seorang mahasiswi.

Gelar sarjana berhasil diraihnya dengan waktu yang tepat. Dan seorang teman kuliah pun berhasil memukau Bunga, karena kesediannya menerima Bunga apa adanya. Dia berkunjung ke Ayah Bunda Bunga, dan bermaksud meminang Bunga menjadi istrinya. Bunga pun bersedia untuk memasuki gerbang pernikahannya yang kedua kalinya. Tanpa banyak tanya tanpa banyak kata, Reza datang dengan kedua orang tuanya meminang Bunga untuk menentukan hari pernikahannya. Kedua orang tua Reza pun tidak tahu bahwa wanita yang telah menjadi pilihan Reza adalah seorang janda. Hal ini karena Reza tidak ingin menjadi masalah dan halangan bagi Reza demi mendapatkan cinta Bunga. 

Islam memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan.
Buah dari kecintaan kepada orang tua, dan saudara-ssudara, dengan sabar dan ikhlas membuat Bunga menjadi kuat dan berhasil menjadi seorang sarjana serta mendapatkan jodoh lelaki yang menerima Bunga apa adanya.

Proses yang Reza lewat ta'aruf dan khitbah demi mendapatkan Bunga dia jalankan. Sempurna Islam memberikan solusi, tiada kemuliaan tanpa Islam yang diterapkan secara keseluruhan, secara totalitas, secara kaffah. Bunga dan Reza menjalanin bahtera rumah tangganya dengan aturan Islam yang diterapkan dalam membangun rumah tangganya. Hukum Allah selalu is the best, membuat rahmat bagi seluruh alam dan wajib bagi kita menjalankan secara keseluruhan.

"Al-Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan didalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa".
(TQS : Al - Baqarah : 2)

Wallahu a'lam bishshawwab. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama