Oleh : Millah Al-Munawwaroh

   
      Saat ini pandemi covid-19 di indonesia belum melandai,namun tampaknya penguasa di negeri ini akan memaksakan status kondisi "new normal" . Yang dimaksud "new normal" adalah bentuk adaptasi tetap beraktifitas dengan mengurangi kontak fisik dan menghindari kerumunan. Semua aktivitas masyarakat akan kembali diizinkan,mulai dari bekerja, sekolah hingga ketempat wisata. Namun, semua aktivitas tersebut harus dijalani dengan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penularan virus corona. Beberapa standar protokol kesehatan yang wajib dijalankan oleh masyarakat dalam era new normal, antara lain menggunakan masker saat bepergian dan menjaga jarak minimal satu meter dari orang lain.

       Di korea selatan pada 6 mei 2020 lalu mencabut pembatasan sosial dan menerapkan konsep new normal yang diterapkan korea selatan setelah kurva infeksi covid-19 menurun nyatanya tidak bisa bertahan lama, kebijakan itu terbukti gagal dimana lonjakan infeksi virus covid-19 terbesar terjadi pada kamis(28/5/2020). Kondisi itu memaksa pemerintah memberlakukan kembali pembatasan sosial dibeberapa wilayah. Para pejabat mangatakan otoritas kesehatan semakin sulit untuk menelusuri jejak penularan infekasi baru, karenanya pembatasan sosial akan kembali berlaku mulai jum'at (29/5/2020) hingga 14 juni mendatang. Korea selatan yang notabene memiliki mekanisme penanganan pandemi covid-19 yang lebih baik dari Indonesia terbukti gagal menjalankan konsep new normal, apakah kita akan tetap memaksakan untuk menerapkan konsep ini juga?

      Sistem kapitalisme global sudah menunjukkan tanda-tanda nyata akan ambruk. Berbagai upaya untuk mengatasi kolapsnya sistem kapitalisme saat ini sejatinya hanya upaya tambal sulam yang menipu mata. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap sistem kapitalisme sudah semakin berkurang. Mulai dari pahitnya hidup karena kesenjangan ekonomi-sosial yang besar ditengah masyarakat akibat penerapan sistem kapitalisme sudah dirasakan. Apalagi saat pandemi, semua kerusakan ini semakin parah. Rakyat kecil semakin menjerit, yang miskin semakin miskin. Rakyat ekonomi menengah ke atas juga merasakan dampak buruknya penerapan sistem kapitalisme. Semua ini sebenarnya menunjukkan kegagalan ideologi kapitalisme mengatur kehidupan kita. Mau bagaimana pun kebijakan tambal sulam untuk mengatasi krisis, keruntuhan kapitalisme sepertinya sudah tak bisa dihentikan. Kapitalisme semakin terpuruk. Indonesia yang menerapkannya semakin tak berdaya mengurusi rakyatnya secara mandiri. Cengkraman asing semakin nampak nyata.

       Maka kita perlu gebrakan baru dalam mengatur negeri ini. Kita perlu "new sistem", sebuah sistem baru kehidupan, ideologi baru yang menggantikan kapitalisme. Di dunia ini ada tiga ideologi yaitu kapitalisme, sosialisme, dan Islam. Sosialisme dengan ikon negara adidaya Uni Soviet telah lama runtuh, kapitalisme dengan ikon negara adidaya Amerika Serikat dan sekutunya sudah menunjukkan keambrukannya. Sekarang, tinggal bagaimana peluang Islam menunjukkan keadidayaannya kembali. Selama 1.300 tahun ideologi Islam dalam sejarahnya mampu mengurusi umat hampir di dua pertiga dunia. Karena sistem Islam adalah satu satunya sistem berkarakter mulia , pemberi rasa tenteram dan ketenangan bagi kehidupan umat manusia. Pada gilirannya, sistem Islam akan membawa dunia pada puncak kesejahteraan untuk kedua kalinya dengan izin Allah SWT.
Wallahu a'lam bishshawwab.

Post a Comment

أحدث أقدم