Oleh: Rosmita
Aktivis Muslimah dan Member AMK


Seruan boikot terhadap produk asal Perancis kian santer terdengar di sejumlah negara-negara mayoritas Muslim. Pasalnya, Presiden Perancis Emanuel Macron terang-terangan membela seorang guru yang dibunuh usai melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw. Macron menganggap bahwa karikatur Nabi Muhammad yang dibuat oleh majalah Charlie Hebdo adalah sebagai wujud kebebasan berekspresi. 

Tentu hal ini menuai kemarahan umat Islam di seluruh dunia. Hingga seruan boikot produk Perancis gencar diserukan. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan imbauan kepada umat Islam Indonesia untuk memboikot segala produk asal negara Perancis. 

Selain aksi boikot, MUI juga meminta Presiden Perancis Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada Ummat Islam se-Dunia. (kompas.com, 31/10/2020)

Hal yang sama pun dilakukan oleh beberapa negara lainnya seperti, Turki, Qatar Kuwait, Pakistan, dan Bangladesh.

Seruan boikot produk Perancis sebagai bukti kecintaan umat Islam terhadap Nabi Muhammad saw. Umat marah ketika suri tauladannya dihinakan, hal ini menandakan umat masih memiliki ghirah keislaman yang kuat. 

Namun, sayang seruan boikot ini tidak bisa dijadikan solusi untuk menghentikan penistaan terhadap agama Islam. Begitu banyak penistaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap Islam dan umatnya. Seperti menghina Nabi Muhammad saw, merobek Al-Quran, melecehkan agama Islam, sampai membantai kaum muslimin. Hal ini terjadi berulang kali tanpa ada solusi yang bisa menghentikannya. 

Begitu pula dengan seruan boikot ini, tidak akan memberikan pengaruh apa-apa bagi negara Perancis. Banyak pengamat ekonomi menilai bahwa seruan boikot produk Perancis hanya menimbulkan dampak ekonomi kecil saja dan bersifat jangka pendek. Bahkan Kementrian Luar Negeri Perancis dan Asosiasi Industri Makanan Nasional Prancis (ANIA) mengatakan bahwa seruan boikot itu tak ada gunanya karena pasar Timur Tengah hanya mewakili 3% dari semua ekspor.

Hal ini membuat Presiden Perancis semakin pongah menunjukkan kebenciannya terhadap Islam dengan dalih memerangi Islamisme radikal. Apalagi dia didukung oleh pemimpin negeri-negeri Eropa lainnya seperti, Jerman, Yunani dan Austria. Sudah pasti mereka akan bersatu saling mendukung satu sama lain karena kebencian mereka terhadap Islam.

Sebagaimana firman Allah swt.

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sampai kamu mengikuti agama mereka Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al-Baqarah: 120)

Penyebab Maraknya Penghinaan Nabi 

Akar masalah yang menyebabkan penghinaan terhadap Nabi semakin marak adalah karena diterapkannya sistem demokrasi beserta turunannya yaitu sekularisme, liberalisme, dan kapitalisme. Karena sistem inilah sumber peradaban Barat yang melahirkan manusia-manusia rusak tak berakhlak. 

Terbukti, atas nama kebebasan berekspresi mereka bebas menghina Nabi tanpa ada hukuman yang berarti. Maka bila ingin mengatasi penghinaan terhadap Nabi, dan penistaan agama lainnya adalah dengan memboikot sistem buatan mereka dan menggantinya dengan sistem buatan Allah, yaitu Islam.

Islam Solusi Jitu Atasi Penghinaan Nabi

Dalam sistem Islam kemuliaan Nabi Muhammad saw. akan terjaga, karena adanya sanksi tegas yang diberikan kepada para penghina Nabi. Apabila orang tersebut berada dalam Daulah Islam maka akan diberikan hukuman mati. 

Dalam sebuah hadis dikatakan,
“Ada seorang wanita Yahudi yang menghina Nabi Muhammad saw. dan mencela beliau. Kemudian orang ini dicekik oleh seorang sahabat sampai mati. Namun, Nabi saw. menggugurkan hukuman apa pun darinya.” (HR. Abu Daud)

Namun, apabila orang tersebut berada di luar wilayah Daulah Islam, maka khalifah akan membawa bala tentaranya untuk memerangi negeri tempat orang tersebut tinggal. 

Seperti yang pernah terjadi pada masa Kekhilafahan Utsmaniyah. Saat itu, Negara Perancis akan mengadakan drama teater yang menghina Nabi Muhammad saw. Lalu Sultan Abdul Hamid II yang saat itu menjadi khalifah memberikan ultimatum dan mengancam akan memerangi negara Perancis bila tetap mengadakan acara tetsebut. Dan pada akhirnya acara itupun dibatalkan.

Maka satu-satunya cara untuk membungkam kebencian Perancis dan seluruh imperialis Eropa adalah dengan menegakkan khilafah. Ketika khilafah tegak, tidak ada orang yang berani menghina Nabi dan menistakan agama Islam. Bahkan khalifah akan melindungi harta, darah, dan kehormatan kaum muslimin. Sehingga umat Islam dapat hidup dengan aman dan sejahtera.

Wallahu a'lam bishshawwab.

Post a Comment

أحدث أقدم