Oleh : Nadia Siti L


Akhir-akhir ini isu terorisme yang menyudutkan umat Islam kembali berdatangan. Aksi bom bunuh diri di depan katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri diduga sebagai aksi terorisme yang selalu dikaitkan dengan ajaran Islam yang mulia yaitu jihad.

Tentu hal tersebut adalah fitnah untuk membeci agama Islam. Islam adalah agama yang memberikan rahmat bagi seluruh penduduk dunia. Syariat Islam turun untuk menciptakan kehidupan yang berkah di tengah umat, bukan untuk menciptakan teror. 

Begitu pun kerudung, cadar, jenggot, celana cingkrang, rajin mengaji, menjadi atribut yang melekat pada pelaku terorisme. Padahal Islam jelas mengharamkan seseorang/kelompok membunuh tanpa alasan yang jelas dan dibenarkan.

Dalam firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allâh (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” (QS al-Isrâ’/17: 33)

Jihad yang diajarkan Islam tentu harus sesuai dengan syariat. Islam tak membolehkan menebar teror, membunuh warga yang tidak terlibat dalam peperangan, termasuk orang tua, perempuan dan anak-anak. Bahkan dilarang merusak rumah ibadah atau membumihanguskan wilayah sasaran.

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin ‘Umar ra,
“Aku mendapati seorang wanita yang terbunuh dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah Saw. Kemudian beliau (Rasulullah Saw) melarang membunuh kaum wanita dan anak-anak dalam peperangan.”

Dengan demikian, kasus-kasus semacam ini sering kali dijadikan stigma bahwa Islam adalah agama teroris dan mengajarkan terorisme. 

Ketika aksi teror menuduh kaum muslimin, para pejabat dan media langsung mem-blow up berita itu. Bahkan mengatakan pelakunya adalah teroris. Padahal tak selayaknya memberi tuduhan dan menyudutkan pihak tertentu tanpa ada bukti.

Selain itu, isu terorisme yang sejatinya permusuhan terhadap Islam merupakan propaganda yang dilakukan oleh orang-orang yang benci  terhadap kelompok yang dianggap berbeda pandangan dengan mereka. Dengan kata lain adalah kelompok yang bersebrangan dengan kepentingan negara-negara penjajah kafir.

Propaganda tersebut bertujuan untuk menjauhkan umat Islam dari memahami agamanya dengan lurus serta melemahkan ghirah dalam memperjuangkan ajaran agamanya, khususnya perjuangan penerapan Islam secara kaffah dalam institusi khilafah.

Oleh karena itu, kesadaran umat akan hal ini sangat dibutuhkan. Sudah seharusnya umat Islam bangkit dan bersatu untuk berjuang hingga Allah memenangkan kembali agama Islam. Memenangkan kembali dengan tegaknya kehidupan Islam secara kaffah dalam institusi Khilafah Islamiyyah. []

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama