Oleh : Nadia Siti L


Marhaban ya Ramadhan... 
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR.Ahmad).

Tak terasa kini berada di detik-detik menjelang datangnya bulan suci ramadhan. Bulan diberkahi dan dipenuhi magfirah Allah SWT, bulan dilipatgandakannya pahala, serta diliputi keutamaan lainnya. Sungguh sudah sepatutnya kaum muslim bergembira menyambut datangnya bulan mulia ini.

Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan, “Bagaimana tidak gembira? Seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan).” [Latha'if Al Ma'arif hlm. 148]

Nampaknya masih sama dengan tahun lalu, Ramadhan tahun ini hadir ditengah pandemi yang sudah lebih dari satu tahun lamanya, dan belum ada tanda-tanda akan berakhir.

Momen Ramadan adalah waktunya untuk menempa diri dan berlomba-lomba meraih pahala sekalipun ditengah wabah ini. Demikian setiap muslim tentu harus mempersiapkan diri secara optimal agar bisa meraih sukses pada bulan penuh berkah ini. 

Dengan begitu kita tidak termasuk orang yang disabdakan Rasulullah saw., “Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan dahaga.” (HR Ahmad).

Berikut beberapa hal terkait persiapan Ramadan:

Pertama, persiapan keimanan.
Sudah selayaknya kita menjadikan iman sebagai dasar amal. Semua amalan yang dikerjakan semata karena dorongan keimanan kepada Allah SWT. Keyakinan akan perintah-Nya akan meringankan dan memudahkan kita ketika beramal. Seberat apa pun rintangan dalam menunaikan sebuah kewajiban tidak akan melemahkan semangatnya untuk memberikan ibadah terbaik.
Rasulullah saw memberikan kabar gembira bagi siapa pun yang melaksanakannya karena keimanan, beliau bersabda: ”Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR Bukhari & Muslim)

Ibnu Baththal rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud karena iman adalah membenarkan wajibnya puasa dan ganjaran dari Allah SWT ketika seseorang berpuasa dan melaksanakan qiyam Ramadan”. (Syarh Al Bukhari libni Baththal, 7: 22).

Oleh karena itu, jelang Ramadhan ini merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk mengukuhkan keimanan.  Tidak hanya puasa, namun juga kewajiban lainnya seperti shalat, membaca Alquran, menuntut ilmu, berdakwah menegakkan syariat Allah, berbakti pada orang tua, berbuat baik pada tetangga, dan lain sebagainya.

Kedua, persiapan ilmu.
Aktivitas Ramadhan merupakan rangkaian ibadah yang memiliki nilai kemuliaan. Keistimewaannya bisa diperoleh apabila dikerjakan secara benar sesuai tuntutan Rasulullah saw.

Dalam Islam, kedudukan ilmu sangatlah penting. Banyak dalil yang menjelaskannya. Di antaranya adalah: 
 “Dan janganlah engkau ikuti apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan ditanya.” (QS Al-Isra’: 36).

Dengan berbekal ilmu kita bisa mengetahui mana perkara yang dilarang dan yang diperintahkan Allah. Ilmu laksana cahaya, akan menerangi ke jalan kebenaran dan akan menyelamatkan dari terjerumus pada kemaksiatan. Ilmu akan menyelamatkan kita dari kesia-siaan dan kekosongan pahala amal.

Ketiga, persiapan program.
Bertemu Bulan Ramadhan adalah kesempatan berharga, yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Membuat program optimalisasi amaliah Ramadhan merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas diri seperti muhasabah dan evaluasi.

Untuk itu, mari maksimalkan diri lewat berbagai rencana kegiatan bermanfaat. Semoga setiap hal yang diniatkan dan diusahakan bisa mendatangkan banyak manfaat, berkah, rahmat dari Allah SWT. Serta mewujudkan ketaatan secara totalitas yakni dengan menerapkan hukum syariah di setiap lini kehidupan.
Wallahu a'lam bisshawab.

Post a Comment

أحدث أقدم