Oleh : Lia Septianti


Sebuah survey yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia (IPT) terhadap sejumlah pemuda untuk melihat sejauh mana pandangan pemuda terhadap isu-isu sosial politik bangsa pada Maret 2021. (m.republika.co.id, 21 Maret 2021)

Survey yang dilakukan melalui sambungan telepon ini, dilakukan terhadap 1.200 responden berusia 17-21 tahun. Burhanuddin Muhtadi, selaku Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia merilis hasil survey tersebut secara daring. (m.merdeka.com, 21 Maret)

Hasil survey menunjukkan bahwa secara normatif, trust anak muda terhadap demokrasi sebagai sistem pemerintahan tidak goyah. Meski mereka menganggap politisi dan partai tidak mampu mengatasi persoalan-persoalan, mereka masih berharap pada penyempurnaan praktik demokrasi sebagai solusi.

Sejalan dengan pepatah Arab yang sangat masyhur yang mengatakan :

شَبَابُ اْليَوْمِ رِجَالُ اْلغَدِ

Pemuda hari ini adalah para pemimpin di masa yang akan datang.

Tentu sejauh mana gambaran  anak muda terhadap sistem politik yang benar seperti apa, sangatlah penting. Karena di tangan merekalah terletak kondisi bangsa di masa depan.

Generasi muda Islam diharapkan mengenal dengan betul hakikat demokrasi sehingga mereka tidak seperti orang hanyut yang membabi buta menyelamatkan diri dengan bergantung pada rumput yang mudah tercabut yang tidak mungkin menyelamatkan mereka.

Demokrasi sebagaimana kita ketahui, menyerahkan kekuasaan dan kedaulatan ke tangan rakyat. Rakyatlah yang berhak membuat peraturan, mengangkat penguasa dan menyelenggarakan negara dengan melalui para wakilnya. 

Salah satu alasan yang sering dijadikan dasar untuk menghalalkan demokrasi adalah karena di dalamnya, para wakil rakyat tersebut menjalankan musyawarah sebagaimana yang disyariatkan dalam Islam.

Kita harus bisa melihat dengan cermat perbedaan musyawarah dalam demokrasi dengan musyawarah dalam Islam

Musyawarah dalam demokrasi bisa menjadikan yang halal menurut agama menjadi haram dan sebaliknya. Sebagai contoh sederhana, dalam demokrasi mereka bermusyawarah dimana lokalisasi PTS harus ditempatkan, bukan menghilangkannya, dalam demokrasi mereka bermusyawarah bagaimana agar tidak terjadi aborsi yang ilegal akibat pergaulan bebas bukan menutup pintu pergaulan bebas yang diharamkan dalam agama.

Dengan demikian, menyandarkan kebolehan demokrasi semata-mata karena adanya musyawarah adalah ngawur.

Sudah seharusnya pemahaman yang benar tentang demokrasi ini tergambar dengan jelas dalam generasi muda. Sehingga, mereka tidak akan menggantungkan solusi kesemrawutan kehidupan ini pada demokrasi. []

Post a Comment

أحدث أقدم