Oleh Shinta putri 
Aktivis muslimah peradaban


Kementerian Kesehatan Kazakhstan menyatakan sebanyak 164 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi dalam sepekan terakhir. Total jumlah korban itu dilaporkan pada Minggu (9/1) waktu setempat melalui saluran berita Khabar-24.

Laporan jumlah korban tewas merupakan peningkatan signifikan dari sebelumnya. Belum diketahui jumlah tersebut hanya warga sipil atau aparat juga termasuk. Sebelumnya, pemerintah setempat menyatakan 26 pengunjuk rasa dan 16 petugas keamanan tewas dalam kerusuhan yang terjadi.


Mengutip AP, Kantor Kepresidenan Kazakhstan mengatakan sekitar 5.800 orang ditahan kepolisian selama protes kenaikan harga LPG yang berujung bentrok pada pekan ini. Hal itu mendorong aliansi militer Rusia mengirim pasukan untuk membantu Kazakhstan yang kini dalam status darurat. (CNN Indonesia)

Darurat Krisis yang terjadi di Kazakhstan membuat rakyat marah dan melakukan demonstrasi besar-besaran, awalnya demo berlangsung di kota kecil Zhanaozen kemudian menjalar ke kota-kota lain, termasuk ibu kota Nur-Sultan dan Almaty yang merupakan kota terbesar. Massa berhasil menerobos masuk gedung pemerintah di Almaty.

Krisis yang terjadi di negeri-negeri kaum muslim dipicu kondisi buruk ekonomi yang disebabkan oleh praktik kapitalisme oligarki yang serakah, mereka mengeruk semua hasil kekayaan alam negeri muslim dan dikelola untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.

Anehnya pemerintah tidak melakukan tindakan untuk menghadang praktik para kapitalis yang merugikan rakyat, malah pemerintah bersikap represif yang berlebihan terhadap rakyat, tidak mengakomodir aspirasi rakyat tapi menunjukan sikap rezim yang otoriter.

Seperti yang dilakukan Presiden Kassym-Jomart Tokayev menegaskan bahwa aksi kriminal dalam kerusuhan itu akan dihukum. Pemerintah juga telah meminta bantuan asing, termasuk Rusia, untuk mengirim bantuan berupa pasukan perdamaian (dikutip dari liputan.com). Inilah sikap rezim otoriter di alam demokrasi yang tidak pro dengan rakyat.

Penderitaan rakyat Kazakhstan yang semakin terpuruk akibat buruknya ekonomi apalagi jika kenaikan harga LPG dinaikan oleh pemerintah, tak habis pikir sistem kapitalis demokrasi semakin menyengsarakan kaum muslim. Kazakhstan juga salah satu negara yang mengadopsi sistem kapitalis demokrasi, mengalami nasib yang tak jauh beda dengan Indonesia.

Melihat potensi kekayaan alam dan sumber daya manusia di Kazakhstan membuat para kapitalis tergiur untuk menguasai sehingga rezimnya pun dibuat tunduk dan patuh kepada para kapitalis. Tak heran Rusia, China dan Amerika membidik wilayah Kazakhstan.

Kazakhstan memiliki nilai penting bagi Rusia sebagai mitra ekonomi. Dulu, Kazakhstan adalah bagian dari Uni Soviet. Presiden pertama Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, adalah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Maka Kazakhstan meminta bantuan Rusia untuk menyelesaikan demontrasi yang terjadi, supaya situasi bisa terkendalikan dengan baik.

Kenapa minta bantuan Rusia? Seharusnya pemerintah Kazakhstan bisa mengatasi masalah dalam negeri yang dialami, bukan malah merangkul asing untuk mengintervensi urusan dalam umat. Semakin asing menginvensi maka rakyat Kazakhstan akan mengalami gelombang krisis yang berkelanjutan.

Karena pada dasarnya asing dengan sistem aturan yang diemban tidak akan memberi solusi mensejahterakan umat, mereka hanya peduli dengan urusan pribadi dan kelompoknya. Oligarki kapitalis semakin menjerat umat karena tergiur dengan SDA dan SDM yang bisa mereka manfaatkan sepuasnya.

Seharusnya negeri-negeri muslim mencampakkan sistem aturan dari asing untuk mengganti sistem aturan Islam. Kita ini kan negeri dengan mayoritas Islam, kenapa tidak mau mengadopsi sistem Islam yang kita miliki. Umat di negeri-negeri muslim harus disadarkan dengan sistem Islam kaffah yang sempurna dan menyeluruh.

Sistem yang yang bisa menyelesaikan semua problematika umat, baik dari ranah individu, keluarga, masyarakat hingga negara. Dalam Islam dijelaskan larangan orang-orang kafir menguasai kaum muslim. Sehingga haram hukumnya kita jadikan mereka sebagai tempat meminta pertolongan.

Dalil Al Qur'an surat An Nisa ayat 89 :
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong."

Jelas dan tegas Islam melarang kita lemah lembut kepada orang kafir. Jika aturan Islam kita taati, maka negeri asing tidak akan berani menguasai dan menindas negeri kaum muslim. Ini memang watak asli dari sistem kapitalis yang menyebarkan pemikiran yang rusak ke seluruh dunia terutama negeri kaum muslimin begitu juga di Indonesia sebagai sasaran empuk asing.

Sepatutnya negeri muslim merangkul Islam sebagai aturan yang bisa memberi solusi terhadap kondisi umat dan mengimplementasikan sebagai Islam kaffah, menerapkan seluruh isi dari Al Qur'an sehingga berkah dan rahmat dari Allah SWT diturunkan, dan menjadikan seluruh kaum muslimin hidup sejahtera, aman, tenteram dan mulia. Mohonkan pertolongan Allah lebih dekat lagi beserta ikhtiar kita dalam memperjuangkan Islam kaffah untuk segera tegak.
Wallahu a'lam bishshawwab. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama