Oleh. Ummu Diaz


Baby doll akhir-akhir ini sedang digandrungi sebagian kalangan artis. Mereka berlomba-lomba mengadopsi boneka yang mirip dengan anak balita imut dan memperlakukan seperti anaknya sendiri yang menurut mereka menggemaskan. Tidak tanggung- tanggung mereka merogoh kocek yang tidak sedikit dengan mengeluarkan budget yang fantastis, dengan membelikan baju dan perlengkapan dengan merek branded.

"Aku punya dua bayi sekarang, kakak pertamanya Miracle Putra Gunawan, yang kedua Marvelous Putra Gunawan," kata Ivan dikutip dari kanal YouTube Boy William.
Baby doll ini dianggap seperti anak kandungnya dan memperlakukan seperti ayah kepada anaknya sendiri dan memberikan perhatian dan kasih sayang dengan sepenuh hati.

Tetapi dengan trendingnya baby doll ini banyak yang memberikan tanggapan dari banyak kalangan, ada yang pro dan kontra ditambah lagi banyaknya kalangan artis yang mengadopsi boneka dan memperlakukan seperti manusia hidup dan sudah tak wajar lagi sehingga menjadi perbincangan yang masih hangat untuk dibicarakan khalayak.

Lalu, bagaimana pandangan psikolog akan hal ini?

"Pada dasarnya area yang mengendalikan emosi dan perasaan merupakan area yang cukup luas di fungsi kerja otak manusia. Hal inilah yang membuat manusia pada dasarnya memiliki naluri untuk menyayangi," buka Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung sekaligus penulis buku "Survive Menghadapi Quarter Life Crisis."

Beda lagi dengan pendapat dari seorang yang mengaku dirinya indigo Furi harun. Tujuannya untuk membimbing dan mendoakan arwah anak atau janin yang pernah diaborsi," jelas Furi.
"Supaya mereka semua bisa kembali ke Tuhan," sambungnya.

Dengan adanya spirit dolls atau banyak orang mengatakan boneka arwah ini umat Islam pun mulai mempertanyakan apa hukum dari seseorang yang mengadopsi boneka seperti manusia hidup dan diperlakukan seperti anaknya sendiri? 

Sejatinya manusia itu memiliki naluri kasih sayang atau gharizatunnau' yang ada pada manusia. Bahkan Islam mengajarkan saling menyayangi sesama umat manusia.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah saw. bersabda: 
"Orang-orang yang berbelas kasih akan mendapatkan belas kasih dari (Allah) Yang Maha Pengasih. Karena itu, berbelas kasihlah kepada setiap makhluk di bumi, niscaya 'penduduk langit' akan mengasihimu."

Dalam hadis tersebut bagaimana Islam mengajarkan belas kasih sesama manusia bukan pada benda mati yang sudah jelas boneka tidak bisa dijadikan sebagai anak karena boneka tidak memiliki nyawa dan boneka hanya benda mati.

Sungguh miris saat ini manusia sudah tidak mau lagi memakai akalnya untuk melakukan sesuatu dan ini bisa berpotensi syirik karena mengagungkan sebuah benda mati. Ditambah lagi ada unsur berlebihan dengan memberikan fasilitas untuk keperluan boneka tersebut.

Islam sudah jelas mengatur untuk memenuhi ghorizatunnau' pada manusia sesuai fitrahnya. Maka hendaklah menyempurnakan keimanannya dengan menikah dan perbanyak keturunan sehingga untuk memenuhi naluri kasih sayang tersebut bisa disalurkan kepada pasangan dan anak-anaknya.

Dan untuk kasus seperti ini butuh sebuah sistem yang bisa mengatur untuk memenuhi hajat setiap manusia supaya manusia tidak terjerumus ke dalam lubang kesyirikan yang sudah jelas ini bukan ajaran Islam.

Karena kita ada di sebuah negara yang mengambil ideologi selain Islam, maka kerusakan individu sudah semakin jelas dan mereka melakukan kemaksiatan secara terang-terangan karena dalam sistem kapitalis diberikan kebebasan bertingkah laku dan berekspresi bahkan standarnya bukan syariat Islam.
Wallahu a'lam bishshawwab.

Post a Comment

أحدث أقدم