Oleh. Suaibatul Islamiyah 
Aktivis Dakwah Muslimah


Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mencatat ada 2.945 kecelakaan lalu lintas selama periode arus mudik Lebaran tahun 2022, sejak Sabtu (23/4/2022) hingga Senin (2/5/2022). Dari jumlah tersebut, 51 kecelakaan terjadi di ruas jalan tol dan di jalan non-tol terjadi sebanyak 2.894 kecelakaan.

Bahkan Marketing and Communication Department Head Jasamarga Transjawa Tollroad Regional Division Tody Satria mengatakan, sebelumnya contraflow Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek sempat ditutup imbas dari kecelakaan beruntun.

Selain itu, Korlantas Polri juga mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mudik menghindari puncak arus balik. Adapun puncak arus balik mudik Lebaran diperkirakan terjadi pada tanggal 6, 7, dan 8 Mei 2022. Sehingga bisa dipertimbangkan oleh warga setelah silaturahmi dengan keluarga, bisa dimanfaatkan waktu pulang lebih awal. Kalau memang waktunya cukup bagi yang cuti, bisa pulang setelah tanggal 9 Mei 2022.

Korlantas pun telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas guna mengurangi potensi kepadatan saat arus balik mudik. Rekayasa lalu lintas yakni dengan skema one way atau satu arah dan contraflow atau lawan arus. (kompas.com, 3/5/2022).

Hajat Publik dikapitalisasi

Tidak heran mudik Lebaran 2022 sejak awal disinyalir oleh pemerintah akan membeludak, bahkan menimbulkan keramaian yang menyesakkan dada. Arus mudik tak lepas dari aktivitas pekerja perantauan yang telah meninggalkan kampung halaman. Semua dilakukan demi mencari penghidupan sehingga rela meninggalkan tanah kelahiran yang sempit, tidak ramah bagi penduduk yang berpendapatan kecil serta bermodal pas-pasan.

Belum lagi minimnya penyiapan fasilitas oleh pemerintah saat jelang mudik seperti penerangan jalan, perbaikan jalan-jalan berlubang serta bergelombang, petugas aparat yang berjaga, bengkel siaga, dan fasilitas publik lainnya. Kalaupun ada, hanya berlaku untuk orang yang berkantong tebal sehingga hanya orang kaya saja yang mampu menjangkau transportasi dengan fasilitas yang nyaman. Dalam sistem kehidupan kapitalisme, berlaku ada harga ada fasilitas. Maka tidak heran juga untuk mendapatkan fasilitas yang nyaman bagi yang berkantong tipis banyak yang dihadang calo jalanan.

Beginilah fakta apabila negara menerapkan sistem kapitalisme, semua tidak lepas dari nilai untung dan rugi. Belum lagi adanya eksploitasi untuk kampanye serta berbagai kepentingan hingga politik terus dijalankan. Sehingga wajar tidak bisa dihindari masih terus terjadi kecelakaan, hingga kemacetan yang membeludak.

Ditambah lagi negara menyerahkan urusan pembangunan infrastruktur kepada swasta dengan dalih pertumbuhan ekonomi yang menghantarkan pada kesejahteraan rakyat. Pembangunan infrastruktur penunjang investasi terus dilakukan di tengah teriakan warga. Pembangunan infrastruktur bukan untuk kepentingan rakyat melainkan untuk kepentingan para kapitalis, rakyat justru menjadi korban dalam proyek-proyek infrastruktur. Sudahlah rakyat ditarik pajak, pun harus membayar biaya untuk menggunakan fasilitas umum, lengkap sudah penderitaan rakyat. Hal ini semakin memperjelas negara kapitalis lepas tangan terhadap fungsinya sebagai peri'ayah rakyat.

Pemudik Sejahtera dengan Islam

Negara dan pemerintah menurut Islam wajib menjamin dan melayani semua kebutuhan rakyat, termasuk urusan para pemudik, bukan malah memberi celah rakyat dieksploitasi atau dimanfaatkan keberadaannya oleh berbagai kepentingan.

Hanya dalam sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah, infrastruktur diadakan untuk kemaslahatan umat. Infrastruktur atau prasarana merupakan bangunan fisik yang berfungsi untuk mendukung keberlangsungan dan pertumbuhan kegiatan sosial ekonomi suatu masyarakat.

Dalam peradaban Islam pembangunan infrastruktur telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seperti pembangunan infrastruktur transportasi atau jalan pada zaman kekhilafahan Islam. Sisa- sisa sejarah itu telah terbukti di jalan-jalan Kota Baghdad—Irak yang sudah dilapisi aspal pada abad ke-8 M. Pembangunan jalan beraspal itu telah dimulai sejak masa Khalifah Al Mansyur pada 762 M yang telah mampu mengolah dan mengelola sejak masa itu. Aspal merupakan turunan dari minyak yang dihasilkan melalui proses kimia bernama distilasi destruktif bahkan seni membuat jalan telah berkembang pesat di tanah karena Islam. Jalan-jalan di kota Cordoba sebagai pusat kekhilafahan Islam di Spanyol pun telah dilapisi dengan aspal, pada malam hari jalanan dipenuhi oleh lampu-lampu sehingga orang-orang bisa berjalan dengan aman. Namun pada abad yang sama jalanan Paris, London, dan Madrid masih becek dan gelap gulita.

Peradaban Islam mengungguli peradaban barat pada saat itu. Tentu saja karena ideologi Islam diterapkan sebagai sistem bernegara. Sistem Islam memiliki perangkat aturan yang berasal dari Allah Swt. untuk mengatur setiap aspek kehidupan manusia.

Sehingga sistem perekonomian Islam akan mampu menopang aktivitas ekonomi dan membangun infrastruktur berdasarkan skala prioritas. Terbukanya lapangan pekerjaan yang luas serta adil, terpenuhinya jaminan kesehatan maupun pendidikan, jalan raya, dan semua infrastruktur yang menunjang aktivitas ekonomi rakyat menjadi prioritas utama sehingga masyarakat hidup sejahtera tanpa dibebani dengan kesulitan hidup. Apalagi pada saat menjelang Lebaran semua hidup damai. Sedangkan fasilitas umum yang bersifat tidak mendesak dibangun ketika semua fasilitas utama dan keuangan negara dalam keadaan aman.

Dengan menerapkan sistem ekonomi Islam, Khilafah memiliki sumber kekayaan yang cukup untuk membiayai penyelenggaraan negara dari Baitulmal yang sumber pemasukannya berasal dari pengelolaan harta milik umum oleh negara, seperti hasil tambang baik emas, perak, batu bara, minyak, hutan maupun air.

Jika tidak ada dana dalam Baitulmal maka pembangunan infrastruktur harus ditinjau dari skala prioritas. Infrastruktur yang vital dan apabila sangat dibutuhkan negara akan menarik pajak khusus hanya dari laki-laki muslim dewasa, itu pun hanya digunakan untuk membiayai sarana dan prasarana vital. Adapun jika tidak vital maka proyek ditunda sampai kas negara stabil.

Begitulah Islam dalam membangun infrastruktur berdasarkan kepentingan rakyat. Dalam hal ini butuh kesadaran umat untuk kembali kepada syariat Islam dalam naungan Khilafah. Wallahu'alam bissawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama