Oleh. Rosmita


Syela adalah anak yang beruntung memiliki orang tua yang sangat menyayanginya. Hidup bergelimang harta, apa pun yang Syela minta pasti orang tuanya akan mengabulkannya karena Syela adalah anak satu-satunya. Parasnya yang cantik, tapi tidak dengan hatinya. Terbiasa hidup mewah membuat Syela tidak bisa merasakan kesulitan orang-orang yang di bawahnya. Minim empati. 

Pada suatu hari ada seorang gadis seusianya berwajah lusuh dengan pakaian compang-camping berdiri di depan gerbang rumahnya. 

"Bi, siapa gadis itu dan mau apa dia ke sini?" tanya Syela kepada asisten rumah tangganya. 

"Dia pengemis Non, minta sedekah katanya dia belum makan dari kemarin. Karena tidak tega jadi Bibi kasih dia makan." Jelas Bi Asih

"Oh, jangan sering-sering Bi kasih dia makan nanti jadi kebiasaan." Sungut Syela. 

"Baik Non." Jawab Bi Asih. 

Keesokan harinya, saat Syela sedang duduk di ayunan yang ada di halaman depan rumahnya gadis pengemis itu datang lagi. 

"Minta sedekahnya Non saya belum makan." Pinta gadis pengemis. 

"Hei pengemis kalau mau makan kerjalah, jangan cuma minta-minta." Bentak Syela. 

Bukannya pergi, pengemis itu tetap saja berdiri di depan gerbang rumah Syela. Sampai si Bibi keluar dan memberinya sebungkus roti, lalu ia makan dengan lahapnya. 

Melihat itu membuat Syela murka. 

"Bibi dengar ya semua yang ada di rumah ini adalah punyaku. Kalau Bibi ingin memberi makanan ke pengemis itu, Bibi harus izin dulu denganku." Kata Syela dengan kesal. 

"Maaf Non, Bibi cuma kasihan sama dia. Besok-besok Bibi akan izin dulu sama Non." Ujar Bibi merasa bersalah. 

Besoknya, saat pengemis itu datang lagi Syela langsung marah dan menyuruh security untuk mengusirnya. Dia tidak mau melihat ada pengemis lagi di depan rumahnya. Dia takut kalau pengemis itu bakal bawa virus berbahaya karena melihat dari tubuh dan pakaiannya yang kotor. 

"Dengar ya Pak jangan sampai pengemis itu datang lagi dan berdiri di depan rumahku. Kalau perlu kita pelihara anjing saja biar pengemis itu tidak berani mendekati rumah ini." perintah Syela. 

"Baik Non." Jawab Pak security. 

*****

"Ma hari ini Syela ulang tahun, beliin Syela mobil baru ya." Pinta Syela. 

"Iya sayang, kamu pergi aja ke showroom mobil minta anter sama mang Jaja. Pilih mobil yang kamu suka nanti mama transfer uangnya ya." Jawab Mama. 

"Yes, makasih Ma." Ujar Syela dengan riangnya.

Pulang dari showroom mobil, Syela sangat lelah.   Ia pun tertidur di sofa ruang tengah di rumahnya. Saat sedang tidur terasa ada yang membangunkannya.

"Hei bangun sampai kapan kamu mau tidur, cepat sana bangun dan ngemis lagi kalau mau makan." Bentak seorang laki-laki bertubuh besar membangunkan Syela. 

Syela pun segera terbangun. 

"Dimana ini, perasaan tadi aku tertidur di sofa di rumahku kenapa tiba-tiba aku ada di tempat kumuh seperti ini?" Tanya Syela keheranan. 

"Jangan mimpi lo." Jawab laki-laki itu sambil tertawa. 

Dan yang lebih mengagetkan Syela adalah tatkala melihat baju yang dikenakannya adalah baju compang-camping persis yang dipakai oleh pengemis yang tempo hari datang ke rumahnya. 

"Aaaah kenapa bisa begini?" Ujar Syela frustasi. 

"Berisik aja lo, cepat sana pergi atau gue guyur pakai air nih?" Bentak laki-laki tersebut. 

Syela pun segera berlari, tujuannya hanya satu yaitu pulang ke rumahnya. Sesampainya di depan rumahnya, Syela melihat mobil barunya memasuki gerbang rumahnya. 

"Ha siapa itu yang berani menaiki mobil baruku?" Sungut Syela. 

Begitu pintu mobil dibuka Syela kembali terkejut melihat seorang gadis seusianya memakai baju miliknya. 

"Berani sekali dia memakai bajuku." Batin Syela. 

"Hai siapa kamu, kenapa kamu memakai bajuku dan menaiki mobil baruku?"

Gadis itu pun menoleh. 

"Sepertinya aku mengenal gadis itu. Tunggu dia kan gadis pengemis itu." Batin Syela yang kesal. 

Gadis pengemis menghampiri Syela dengan kata-kata kasarnya. Dia menghina Syela persis seperti yang Syela lakukan kepadanya. Bahkan dia juga mendorong tubuh Syela hingga Syela terjatuh dan kepalanya membentur sebuah batu. 

"Aaw sakit sekali." Teriak Syela mengaduh. 

"Ada apa Non, kenapa Non tidur di lantai?" Tanya Bibi heran. 

Syela segera mengamati keadaan sekitarnya, ternyata dia berada di ruang tengah di rumahnya. Dia tertidur dan terjatuh dari sofa. 

"Ah leganya ternyata cuma mimpi." Seru Syela. 

"Non kenapa?" Bi Asih bingung karena melihat anak majikannya senyum-senyum sendiri.

Lalu Syela pun segera menceritakan mimpinya. Kerana mimpi itulah Syela bisa merasakan bagaimana rasanya jadi gadis pengemis. Sehingga Syela berjanji tidak akan bersikap kasar lagi kepadanya. Bahkan dia juga menyuruh Bi Asih untuk memberikan makanan bila gadis pengemis itu datang ke rumahnya. Tidak semua orang seberuntung Syela nasibnya. Dari mimpi tersebut Syela jadi belajar untuk bisa berempati kepada orang lain. []

Post a Comment

أحدث أقدم