Oleh. Oktiana
Aktivis Muslimah


Viral! Cuitan pegiat media sosial Eko Kuntadhi yang dinilai menghina Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo.

Dalam video tersebut, Ning Imaz sedang menjelaskan soal tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Video tersebut memiliki thumbnail bertuliskan “Lelaki di Surga Dapat Bidadari, Wanita Dapat Apa?” Singkatnya, dalam video tersebut dijelaskan bahwa orientasi kenikmatan tertinggi bagi laki-laki adalah perempuan, sedangkan kenikmatan tertinggi perempuan adalah perhiasan.

Hal ini bermula dari cuitan Eko Kuntadhi di Twitter yang mengunggah potongan video ceramah Ning Imaz ditambahi dengan keterangan berupa ungkapan yang tidak pantas dengan menyebut kadal hingga selangkangan.

"Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan," demikian tulisan atau caption video unggahan Eko Kuntadhi itu dikutip dari NU Online.

Sontak, unggahan Eko langsung menuai respon dari warganet, khususnya nahdliyin. Salah satunya berasal dari Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand Nadirsyah Hosen atau yang akrab dikenal sebagai Gus Nadir.

Dikutip dari cuitan Twitternya pada akun @na_dirs, Gus Nadir menuliskan “Yang Anda (Eko Kuntadhi) posting itu video Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, istri dari Gus Rifqil Muslim. Beda pendapat hal biasa. Tetapi gak usah melabeli dengan kata tolol. Posting saja video aslinya. Bukan yang sudah ditambahi kata-kata tolol. Belajarlah untuk santun dalam perbedaan.”

Menurut Ning Imaz, Eko Kuntadhi tak hanya menghina dirinya saja. Namun, Eko Kuntadhi juga menghina substansi ilmu yang ia sampaikan hingga agama orang banyak.

"Saya menitikberatkan konteks penghinaan itu pada substansi ilmu yang saya sampaikan dan ilmu dan umat itu lebih tinggi muruahnya daripada saya personal. Maka dari itu ketika menyinggung agama, itu menyinggung banyak pihak, bukan hanya saya secara individu," jelas Ning Imaz, Kamis (15/9/2022).

Usai mendapat teguran balik dari warganet, termasuk dari Ning Imaz unggahan Eko Kuntadhi pada akun Twitter @_ekokuntadhi sudah dicabut dan tidak dapat diakses lagi.

Dalam kasus ini Eko Kuntadhi kini minta maaf kepada Ning Imaz dan berjanji akan mengunjungi Pesantren Lirboyo untuk berdamai dengan penceramah perempuan tersebut.

Faktanya, hal semacam ini bukan sekali dua kali terjadi, justru berulang. Ini membuktikan lemahnya hukum yang ada saat ini dalam sistem kapitalisme yang tidak mampu memberikan efek jera.

Banyaknya fenomena yang menistakan agama dan gencarnya serangan terhadap Islam dengan penuh kelancangan dan keberanian adalah sinyal kebangkitan paham Abu Lahab yang telah berani mencela Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, dan Agama-Nya.

Karena sistem kapitalislah yang memberikan ruang kebebasan sehingga banyak kaum munafik bermunculan untuk mencela Allah SWT, Rasulullah dan Al-Quran.
Ditambah lagi arus moderasi yang dilancarkan pemerintah akan membuka keleluasaan bagi para pembenci Islam.

Berbeda jauh saat sistem Islam diterapkan, sistem Islam sangat menjaga agama dan ajarannya. Islam bukan hanya mengatur ibadah saja tapi juga aturan hidup, dari yang terkecil sampai yang terbesar pasti ada solusinya. Termasuk memberikan efek jera untuk para penista agama sesuai dengan hukum yang telah Allah SWT tetapkan.

Adapun dalil larangan tentang penistaan terhadap agama Islam adalah firman Allah:

ﻭَﻟَﺌِﻦ ﺳَﺄَﻟْﺘَﻬُﻢْ ﻟَﻴَﻘُﻮﻟُﻦَّ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺨُﻮﺽُ ﻭَﻧَﻠْﻌَﺐُ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﺴْﺘَﻬْﺰِﺋُﻮﻥَ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻜُﻢْ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS. At-Taubah: 65-66).

Islam Solusi Semua Problematika Umat

Berbeda ketika sistem Islam diterapkan secara menyeluruh dalam naungan Khilafah Islamiyah. Sebab salah satu tujuan syariat adalah menjaga agama karena itu, khalifah sebagai pemimpin umat Islam yang bertanggung jawab atas tercapainya tujuan ini dan menindak tegas para penista agama demi menjaga kemuliaan dan pantang berkompromi dengan si penista agama.

Ditambah lagi umat Islam yang tak punya perisai untuk menjaga ajaran agamanya yang kerap dikriminalisasi bahkan Allah SWT, Rasulullah dan Al-Quran dihina. Umat membutuhkan sebuah pemimpin yang mampu melindungi kemuliaan agama Islam. Khilafahlah yang akan melindungi umat dan menggetarkan pihak-pihak yang memusuhi Islam. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai, dimana orang-orang akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaannya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Khilafah tidak akan bersikap lemah lembut kepada penghina Rasulullah, Islam, maupun umatnya. Hal itu membuktikan betapa tegasnya hukum Islam yang diemban oleh seorang pemimpin, karena pemimpin bertanggung jawab penuh atas kepengurusan rakyatnya. Dengan demikian, hanya dengan sistem Islamlah yang mampu melindungi umat dan ajaran Islam dari penistaan .
Wallahualam bishawab.

Post a Comment

أحدث أقدم