Oleh Arsy Novianty 
Aktivis Remaja Muslimah 


Kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, masih menyimpan teka-teki. Kematian empat korban yang disebut 'kelaparan' pun diragukan. Hal itu diutarakan oleh Ketua RT 007 RW 015 Kelurahan Kalideres, Asiung. Asiung tidak habis pikir bagaimana bisa sekeluarga mati 'kelaparan', padahal secara finansial cukup berada. Namun, dari hasil autopsi
Polisi mengungkap bahwa keempat orang keluarga yang ditemukan tewas itu 'mengering' akibat dari dehidrasi.

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengatakan, "Jadi berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan. Jadi bisa diduga berdasarkan dari pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena ditemukan dari otot-otot sudah mengecil," jelas Pasma kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Barat. (Detiknews.com, 12/11/2022)

Kaget luar biasa ketika mendengar kabar semacam itu. Kok bisa-bisanya sampai tidak ada yang mengetahui. Lalu siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab atas tragedi seperti ini? 

Jika kita analisis lebih dalam, ini akar permasalahannya karena keluarga tersebut tidak pernah bersosialisasi. Lantas yang menjadi pertanyaannya, mengapa yang menjadi wakil dari daerah setempat tidak berupaya untuk menciptakan lingkungan yang bersosialisasi, mengajak, membujuk atau melakukan apa saja yang mampu mendekatkan pada tetangga?

Sangat disayangkan sekali kasus satu keluarga yang meninggal, diduga besar penyebabnya ialah karena sudah lama tidak makan. Ya Allah, padahal kita tahu sendiri jika tetangga adalah keluarga terdekat. Kita tidak bisa hidup sendirian, mau tidak mau kita perlu sosialisasi dengan tetangga. 

Mungkin hal ini bisa dijadikan pelajaran, pentingnya bersosialisasi bersama orang terdekat yakni tetangga kita sendiri. Jangan sampai tetangga yang satu dengan tetangga yang lain saling bermusuhan, nauzubillah. 

Ini tanggung jawab kita semua selaku masayarakat yang hidup bersosial. Ingat, bahwa ketika kita meninggal pun pasti diurus oleh tetangga atau masyarakat setempat, bukan diurus oleh diri sendiri. Jangan menutup diri dari tetangga. 

Rasulullah saw. telah menuntun umatnya kepada kebaikan dalam segala perkara termasuk bersikap baik kepada tetangga. Diriwayatkan dari Anas ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda yang artinya:

"Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidak dikatakan beriman seorang hamba, hingga ia mencintai tetangga atau saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri." (HR. Muslim)

Maka jelas sekali bahwa berbuat baik terhadap tetangga adalah akhlak yang sangat mulia dan demikian ditekankan penerapannya. Karena hal demikian diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun semua ini hanya bisa terjadi jika di dalamnya ada sistem Islam di bawah kepemimpinan seorang Khalifah.

Bismillah, semoga dengan adanya kejadian ini, kita bisa lebih hidup rukun dengan tetangga, saling tolong menolong, saling menyanyangi satu sama lain, dan menciptakan kedamaian hakiki. 
Wallahualam bissawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama