Oleh. Siti Nurtinda Tasrif
Aktivis Dakwah Kampus
Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan pasti membutuhkan pekerjaan untuk menjadi sumber penghidupannya. Karena itu menjadi sebuah keharusan untuk memiliki pekerjaan. Ditambah setiap kebutuhan yang ada semakin mahal dan harus untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Semahal apapun harganya.
Maka hal inilah yang menuntut setiap warga untuk mencari pekerjaan. Minimal pekerjaan yang dilakoni cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Meski harus menjadi buruh atau bahkan pemulung. Namun dapat diketahui juga, pekerjaan serabutan tidak mampu memenuhi kebutuhan, tidak hanya untuk seminggu bahkan bahkan sehari pun tidak cukup.
Disamping itu, masyarakat begitu berusaha untuk mencari pekerjaan namun banyak yang harus menelan pil pahit saking sulitnya mendapat pekerjaan itu. Lebih parah lagi kurangnya lapangan pekerjaan membuat beberapa orang saja yang mendapatkan pekerjaan dan orang-orang ini bukan dari kalangan bawah melainkan kalangan atas sehingga kesejahteraan hanya untuk kalangan atas sedangkan kalangan bawah hanya mendapatkan sisa-sisa pekerjaan saja.
Sehingga tidak heran jika masyarakat bawah yang harus di PHK, sebagaimana yang penulis kutip dari media Detik.com (24/01/2023) bahwasanya sebanyak 35 buruh di Semarang mengadukan nasib mereka ke Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Semarang dalam menghadapi ancaman PHK massal. Mereka meminta bisa dipekerjakan kembali di tempatnya bekerja atau diberi pesangon yang sesuai aturan.
Ancaman ini menyerang masyarakat dengan sangat mudah sedangkan masyarakat sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaannya. Sungguh ironis, dikala banyaknya kasus PHK yang terjadi, rakyat tidak dapat berbuat apa-apa kecuali hanya mengadukan nasibnya ke pihak yang bertanggungjawab atau memilih untuk mencari pekerjaan yang lain.
Apalagi kompetensi yang dimiliki oleh para pekerja yang di PHK sangat minim dibandingkan dengan tuntutan kebutuhan lowongan pekerjaan yang ada. Sehingga tidak jarang rakyat yang beralih profesi yang tidak sesuai dengan kemampuannya dan bidang studi yang diambil sebelumnya. Hal ini menyebabkan angka pengangguran semakin peningkat. Ditambah kehidupan rakyat semakin melarat.
Hal ini tidak terlepas dari sistem kapitalisme, sebuah sistem yang diambil untuk dijadikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Namun ternyata sebaliknya, mengingat kapitalisme sendiri adalah sistem buatan manusia yang memiliki satu tujuan yakni mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Maka menjadi sebuah hal yang lumrah ketika masyarakat atas semakin kaya dan masyarakat bawah semakin sengsara.
Disatu sisi, kapitalisme juga sistem yang berasaskan sekulerisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan yang menjurus kepada pemisahan agama dari negara. Sehingga demi keuntungan materi, rakyat bisa dikorbankan termasuk membuat rakyat kehilangan mata pencahariannya atau di PHK secara massal. Namun dengan melihat masalah ini, pemerintah tidak memberikan kejelasan terhadap solusi yang baik untuk mengatasinya. Dan meskipun negara sudah berusaha untuk mengatasinya tetapi solusi yang diberikan tidak merata keseluruh masyarakat.
Ketika negara saat ini masih menggunakan sistem kapitalisme, sudah dapat dipastikan persoalan akan semakin banyak dan semakin bertambah. Inilah akibat yang ditimbulkan kapitalisme, mengingat tujuan penerapannya hanya mencari materi sebanyak-banyaknya. Meskipun rakyat yang menjadi korbannya. Para penguasa kapitalis tidak akan menaruh rasa peduli karena keberhasilan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Oleh sebab itu, masyarakat akan semakin tercekik, tidak mampu mengais rizki. Kemudia akan berimbas juga pada meningkatnya kasus kriminal yang terjadi, baik itu pencurian, pembegalan dan kerusakan setiap keluarga akibat kesulitan ekonomi yang terjadi karena PHK massal tersebut. Apalagi yang di PHK bukan hanya pekerja laki-laki tetapi perempuan juga mengalami nasib yang sama. Sehingga membuktikan keberadaan kapitalisme bukanlah sebagai solusi melainkan awal dari peningkatan berbagai persolan dunia saat ini.
Berbeda dengan kapitalisme, sistem islam memenuhi seluruh kebutuhannya secara totalitas, mulai dari sumber penghasilan yakni mata pencaharian, tempat bernaung dan segala aspek yang menyentuh kehidupan masyarakat. Sudah pasti tidak akan ada yang namanya PHK massal apalagi meningkatnya pengangguran. Karena sistem islam berupaya untuk setiap peraturan yang ditetapkan hanya untuk kemaslahatan umat semata.
Disatu sisi, setiap penguasa tidak akan dibiarkan untuk berlaku tidak adil terhadap rakyatnya terutama hal-hal yang menyangkut hajt hidup rakyatnya. Islam sendiri dijaga oleh negara yang mengikuti metode kenabian yakni khilafah islamiyah. Negara yang selama 13 abad berdirinya hanya 200 lebih kasuh kriminal yang tercatat. Dikarenakan hukum yang baku dengan sanksi yang tegas dan memberikan efek jera tentunya.
Namun Khilafah belum ada untuk saat ini, oleh karena itu setiap manusia haruslah sadar bahwa menjadi kewajiban setiap hamba-lah untuk menyeru kepada yang baik dan mencegah dari yang buruk. Terutama dalam menegakkan kembali khilafah islamiyah. Sehingga peraturan islam dapat diterapkan secara kaffah dan kemuliaan umat islam akan kembali pada posisi kemuliaan. Karena kemuliaan akan didapatkan hanya dengan kembali kepada islam yang diterapkan dalam bingkai khilafah Islamiyah. Wallahualam bissawab. []
Campakkan Sistem Kapitalisme, Terapkan Islam Kaffah. Allahu Akbar
BalasHapusPosting Komentar