Oleh Annisa Fitri 
Aktivis Dakwah


Berdasarkan hasil survei aplikasi Just Dating, Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang terbanyak dalam kasus perselingkuhan, sedangkan negara Thailand menempati posisi pertama. Yang lebih mengejutkan lagi menurut laporan World Population Review, Indonesia berada diurutan ke-empat dunia dengan jumlah kasus perselingkuhan terbanyak. Ditambah lagi dengan adanya hasil survei Just Dating yang menunjukkan sebanyak 40 persen dari para responden mengaku pernah menyelingkuhi pasangannya. Lantas mengapa hal ini bisa terjadi di negara dengan mayoritas kaum muslim?

Menurut World Population Review, berbagai alasan yang membuat seseorang memutuskan untuk selingkuh yaitu, ketidakpuasan dalam hubungan sehingga mereka mencari kepuasan lain diluar rumah, mencari kesenangan baru, masalah dengan diri sendiri seperti tidak mampu mengendalikan keinginan atau dorongan seksual, kemudian kurangnya komitmen dalam hubungan mereka, dan adanya berbagai permasalahan di dalam hubungan.

Begitulah kondisi kehidupan jika diatur dengan sistem sekuler, yaitu pemisahan agama dalam kehidupan. Akan dijumpai keluarga dengan minim pemahaman beragama, bahkan keluarga kaum muslim sekalipun, sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak menyadari bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan. Mereka tidak merasa diawasi atau takut kepada Allah SWT lalu berlaku semaunya. 

Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

Lalu minimnya kedewasaan berpikir dalam mempertahankan pernikahan, kurangnya komitmen dan ketidakmatangan pola pikir seseorang mengenai konsep pernikahan. Ini menimbulkan dampak sikap yang tidak mau terlalu dibebani dan terikat dengan tanggung jawab serta konsekuensi dalam pernikahan. Diperparah dengan maraknya pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan atau disebut juga dengan ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan) ini semakin membuka jalan untuk perselingkuhan. Belum lagi kondisi hari ini banyak didapati wanita yang bertabarruj (berdandan berlebihan) dan lelaki pun juga tidak meundukkan pandangan.

Rapuhnya keluarga hari ini juga disebabkan oleh tidak jelasnya tujuan dari setiap individu dalam membangun pernikahan, sehingga ketika muncul berbagai persoalan dengan mudahnya melakukan hal yang bertentangan dengan aturan dari Allah SWT. Dan Masih terdapat persoalan lainnya yang menjadi faktor terjadinya perselingkuhan. Namun, yang paling pertama dan utama dari semua faktor tadi adalah tidak diterapkannya Islam dalam kehidupan. Sehingga masyarakat jauh dari pemahaman akan setiap ajaran agamanya baik dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara. 

Individu yang taat akan takut kepada Allah SWT dan senantiasa akan menjaga dirinya dari perbuatan yang mendekati zina. 
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)


Lalu ia akan menjaga pandangannya dari sesuatu yang haram baginya, menjauhi khalwat (berduaan dengan yang bukan mahram), wanitanya meninggalkan tabarruj (berdandan menor) yang mangundang perhatian. Suami yang takut dan taat kepada Allah SWT akan memperlakukan istrinya secara baik (mu’asyarah bil ma’ruf). Istri yang taat pada Allah akan senantiasa memenuhi hak suaminya, hanya bersolek di hadapan suami saja, tidak akan curhat pada laki-laki yang bukan mahramnya.

Begitu pun dengan masyarakat ketika mereka taat kepada Allah SWT akan beramar makruf nahi munkar saat melihat kemungkaran dan kezaliman bukan bersikap nafsi-nafsi atau individual. Dan seorang pemimpin yang taat akan menjalankan serta menerapkan syariat Islam didalam daulah atau negara, karena hanya hukum Islamlah yang akan menjerakan sehingga menutup celah terjadinya perselingkuhan termasuk menutup tempat hiburan malam dan memberi sanksi pelaku zina sesuai dengan syariat Islam.

Dengan demikian solusi Islam dalam maraknya perselingkuhan ini yaitu menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Mengatur tatanan kehidupan masyarakat dari segala aspek, termasuk di dalam dari segi aspek sosial atau berinteraksi dengan sesama. Sebagaimana interaksi antara laki-laki dan perempuan harus dipisah kecuali dalam tiga hal yaitu, pendidikan, kesehatan dan jual beli. Wallahualam bissawab. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama