Oleh Diah Setyarini
Aktivis Muslimah


Sekitar ribuan massa melakukan aksi unjuk rasa dalam aksi Solidaritas untuk Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat pada Rabu (11/10) di Jakarta.

Aksi demonstrasi memprotes dukungan Amerika pada Israel pasca serangan Hamas ke negara itu akhir pekan lalu terus meluas. Ratusan orang yang merupakan gabungan dari Forum Persaudaraan Islam (FPI), Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF-U) dan Alumni 212 Rabu sore (11/10) mendatangi Kedutaan Besar Amerika di Jakarta.

Dalam demonstrasi yang mereka sebut sebagai “Aksi Bela Palestina,” massa memprotes tindakan Amerika mendukung Israel, terutama dengan mengirimkan armada kapal induk USS Gerald R. Ford dan beberapa kapal perusak ke kawasan itu sehari setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu. (VOA)

Selain di Indonesia ratusan massa juga menggelar aksi unjuk rasa untuk memberikan dukungan bagi rakyat Palestina seperti  Amerika, London, Istanbul, Amman, Roma, Nepal, Milan, Damaskus, Paris, Johannesburg dan beberapa kota besar lainnya di belahan bumi ini. 

Seluruh peserta demonstrasi meneriakkan "Free free Palestine" mereka semua menuntut   para penguasa negrinya untuk membebaskan Palestina dari kekejaman zionis Israel.

Menurut mereka, apa yang terjadi di palestina hari ini adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku bangsa dengan maksud memusnahkan bangsa tersebut (genosida) bangsa Palestina.

Ketika setiap hari darah yang suci ditumpahkan di tanah yang diberkati; serta kelompok-kelompok Taurat dan sukuisme terus mengancam rakyat Palestina dengan keberadaan mereka di sana, pada waktu yang bersamaan, mata rakyat Palestina menanti-nanti, siapakah sosok yang akan menolong dan membebaskan mereka dari entitas Yahudi, Israel, beserta penindasannya?

Berharap pada PBB dan komunitas internasional ibarat pepesan kosong. Lembaga-lembaga itu tidak akan berdiri tegak membela Palestina dan melawan Israel. Umat Islam harus tahu bahwa penderitaan kaum muslim Palestina dimulai dari deklarasi Balfour pada 2 November 1917 yang mengumumkan dukungan bagi pembentukan sebuah rumah nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina.

Satu-satunya jalan untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel adalah dengan agresi militer negeri-negeri muslim yang bersatu di bawah komando seorang Khalifah. Pemimpin-pemimpin negeri muslim faktanya tidak melakukan itu akibat sekat negara-negara bangsa. Ketiadaan khilafah membuat negeri-negeri muslim terjajah dan terisolasi. 

Oleh karenanya, penegakan Khilafah sebagai solusi atas Palestina dan negeri muslim lainnya adalah perkara mendesak dan penting. Tegaknya Khilafah harus terus diperjuangkan dan diserukan hingga kaum muslim memiliki kesadaran menjadikan Islam sebagai aturan bernegara. 

Nabi Muhammad saw. bersabda : "Sesungguhnya Al Imam (Khalifah) itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang dibelakangnya (mendukung) dan berlindung  (dari musuh) dengan kekuasaannya." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud dll.) 

Maksud dari hadis di atas adalah kedudukan Imam sebagai junnah (perisai) yakni menjadi pemimpin, dalam peperangan yang terdepan dari kaumnya untuk mengalahkan musuh dengan keberadaannya dan berperang dengan kekuatannya seperti keberadaan tameng bagi orang yang di lindunginya.

Dan yang lebih tepat hadis ini mengandung konotasi dalam seluruh keadaan, karena seorang Imam menjadi pelindung bagi kaum muslimin dalam memenuhi kebutuhan kebutuhannya secara berkelanjutan.

Umat harus memiliki kesadaran politik bahwa nasib Islam dan kaum muslim tidak akan mulia dengan ikatan kebangsaan. Kemuliaan dan kehormatan Islam dan kaum muslim hanya akan terwujud dalam ikatan akidah Islam serta penyatuan negeri-negeri muslim dalam naungan khilafah.
Wallahualam bissawab. []

Post a Comment

أحدث أقدم