Oleh Ummu Hilya Aulia 
Ibu Rumah Tangga


Keberhasilan peningkatan Indeks pembangunan gender terus digaungkan. Pembangunan gender merupakan sebuah aktivitas meningkatkan eksistensi berupa pemberdayaan perempuan di berbagai lini kehidupan, termasuk posisi yang diduduki para kaum laki-laki, sehingga posisi perempuan dan laki-laki itu setara. Dan hari ini indeks pembangunan gender berupaya untuk terus ditingkatkan.

Menurut Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA Lenny N. Rosalin, perempuan makin berdaya, mampu memberikan sumbangan pendapatan signifikan bagi keluarga, menduduki posisi strategis di tempat kerja, dan terlibat dalam politik pembangunan dengan meningkatnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pemberdayaan Gender. (Antara) 

Dan ditambahkan pula, perempuan berdaya akan menjadi landasan yang kuat dalam pembangunan bangsa. Keterwakilan perempuan dalam lini-lini penting dan sektoral juga ikut mendorong kesetaraan gender di Indonesia yang semakin setara.

Perempuan Semakin Menderita

Sejatinya kesetaraan gender merupakan bentuk eksploitasi perempuan khususnya untuk menunjang ekonomi kapitalisme. Dalam sistem kehidupan kapitalisme hari ini, terdapat kesalahan paradigma dalam melihat perempuan dan solusinya. Perempuan dianggap semakin berdaya, apabila mereka memiliki karir, merasa bisa mencari pekerjaan sendiri, bahkan bisa mandiri menafkahi keluarga.

Alhasil kaum perempuan berbondong-bondong menunjukkan dirinya di ruang publik. Padahal realitasnya perempuan makin banyak menghadapi problem dalam hidupnya. Seperti tingginya angka perceraian, KDRT, pelecehan seksual bahkan terjadi hal yang di luar batas.Demikian juga "egoisme" para perempuan yang mengikuti ide kesetaraan gender ini, yang menyebabkan perempuan melupakan kewajiban utamanya sebagai ummun wa rabbatul bayt (ibu dan pengurus rumah tangga). Kemudian diiringi kemunculan generasi yang rusak, pelaku pergaulan bebas, pecandu narkoba, dan lainnya akibat dari kurangnya perhatian ayah dan ibunya.

Beginilah, efek bahaya diterapkan sistem kapitalisme liberal. Yang ada hanya kehidupan yang serba bebas tanpa ada batasan.Sejatinya ini merupakan kebebasan yang dipropagandakan oleh Barat untuk merusak keluarga kaum muslim.

Pemberdayaan Perempuan dalam Islam

Islam menjadikan perempuan mulia dan kehormatan yang harus dijaga. Perempuan adalah seseorang yang seharusnya dihidupi, bukan yang menghidupi. Sebagaimana firman Allah Taala,

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf.” (QS Al-Baqarah: 233).

Dalam sistem Islam, perempuan akan diberdayakan sesuai fitrahnya yakni mengedepankan perannya sebagai ummun wa rabbatul bayt (ibu dan pengurus rumah tangga). Bahkan Islam memiliki berbagai mekanisme untuk menjadikan perempuan sejahtera dan tetap terjaga fitrahnya. Karena tingginya peradaban sebuah negara ada pada perempuan, maka peran perempuan sebagai ibu difokuskan mendidik generasi.

Dalam hal pemberdayaan ini, Islam memosisikan perempuan sesuai fitrahnya sebagai ibu. Adapun mencari nafkah akan dibebankan pada laki-laki dan Islam akan memberikan sanksi tegas kepada laki-laki yang tidak bekerja. Negara juga menyediakan lapangan pekerjaan secara mudah bagi para ayah (pencari nafkah).

Pun Islam akan menjamin seluruh kebutuhan pokok keluarga, berupa sandang, pangan, papan, layanan kesehatan, dan pendidikan secara gratis.

Perempuan juga diperbolehkan berkiprah dalam ranah publik, seperti menjadi guru, dosen, dokter, dan lainnya tanpa harus menghilangkan tujuan utamanya serta perannya sebagai ibu.

Di sisi lain, negara akan memberikan sanksi tegas bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran hukum secara tegas tanpa pandang bulu, juga membuat pelakunya jera.

Demikianlah Islam memandang arti pemberdayaan perempuan. Dan hanya dengan Islam kafah kaum ibu dan generasi hidup sejahtera. Islam kafah akan terwujud apabila ada institusi yang menaunginya yakni Khilafah sesuai metode kenabian. 
Wallahualam bissawab. []

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama