Oleh Sakinah Qolby


Tak dapat dipungkiri ada rasa sedih di sini  melihat betapa ramainya euforia  kemenangan tim Garuda di AFC 2024. Bukan karena tak suka...tapi betapa jelas nasionalisme telah berhasil memalingkan ummat dari persoalan kemanusiaan yang ada di Palestina. 

Memang hidup harus terus berjalan, tapi empati tak boleh dikesampingkan. Bagaimana bisa kita, terutama para negara tetangga begitu effort  menyelenggarakan acara yang pasti menghabiskan dana yang luar biasa. Padahal tak jauh dari situ ada jutaan tangan hampa yang telah berbulan-bulan merindukan sarapan. Kita memang tahu, bantuan telah banyak datang, tapi bukankah itu tak menyelesaikan persoalan? Kengerian masih tetap berlangsung dan kelaparan semakin banyak menelan korban. Tidakkah kita pedulikan? 

Apa yang akan kita katakan jika dikehidupan nanti Rasulullah bertanya, mengapa air mata mereka tak bisa membuatmu berhenti mencari kegembiraan? 
Padahahal Rasulullah telah mengamanatkan bahwa kita adalah satu tubuh yang saling merasakan. 

“Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).

Rasulullah juga telah memberikan gambaran tentang bagaimana eratnya hubungan saling mengasihi dan mencintai  antara kita kaum muslimin dengan keimanan, lewat sabda beliau :

"Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'" (HR. Bukhari dan Muslim).

Sudah siapkah kita dengan alasan mengapa mengabaikan di hari penghakiman? Masihkah punya muka untuk mengharap Syafaat  dan minum di telaga Al Kautsar? 
Sementara Rasulullah hingga di penghujung hidupnya masih saja memikirkan kita ummatnya. Begitu cintanya beliau pada kita tapi mengapa kita mengecewakan?
Sudah sepantasnya kita bercermin pada sejarah saat ummat ini masih mempunyai Junnah. Tak pernah dibiarkan sedikitpun bangsa lain berbuat zalim dan leluasa membuat keonaran. Persatuan kaum muslimin dan ketangguhan tentaranya mampu menggetarkan musuh dan menjamin ketakutan lawan berabad-abad lamanya. Tidak seperti sekarang.

Sudah waktunya kita sadar bahwa para pengemban Ideologi yang berseberangan tak ingin kaum muslimin kembali memimpin peradaban. Mereka menyibukkan kita dengan pesta pora yang diagendakan. Memisahkan kita dengan berbagai paham atau isme yang bertentangan dengan ajaran Islam secara halus dan sulit dibedakan. Meniupkan ashobiyah dan wahn pada benak kaum muslimin, agar rasa ukhuwah terkikis dan perlahan menghilang, dengan menyekatnya menjadi puluhan bagian. 

Padahal sungguh hampir seluruh negeri kaum muslimin mempunyai kekayaan alam yang melimpah, seharusnya sudah cukup untuk bisa membuat perubahan dan mengembalikan kehidupan Islam seperti sedia kala. In syaaAllah hanya dengan itu masalah Palestina akan tuntas terselesaikan.

Terakhir, kita renungkan kembali Firman Allah di Surat Al Imron 103, semoga Allah memberi petunjuk dan kemudahan untuk kita semua. 

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

"Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk".

Post a Comment

أحدث أقدم