Oleh Rosmita
Aktivis Dakwah


Saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Bencana kelaparan melanda di berbagai negara. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negeri-negeri lainnya. Menurut Organisasi Pangan Dunia (FAO), sekitar 282 juta orang di 59 negara tengah mengalami kelaparan akut. Jumlah ini meningkat 24 juta orang dari tahun sebelumnya.(Cnbcindonesia, 4/5/2024)

Adapun penyebab kelaparan beragam, mulai dari perang, cuaca ekstrem, krisis ekonomi, hingga minimnya ketersediaan pangan. 

Masalah ini harus segera diatasi agar tidak berkepanjangan dan menimbulkan semakin banyak korban. Butuh solusi yang komprehensif dan proses yang panjang untuk dapat mengatasi bencana kelaparan akut. 


Akar Penyebab Bencana Kelaparan Akut

Di anatara beragam masalah yang menjadi penyebab terjadinya bencana kelaparan, yang paling mendasar adalah karena tidak adanya Daulah Islam. Ketiadaan daulah menyebabkan negeri-negeri muslim terpecah belah, sehingga mudah dijajah baik secara fisik seperti di Palestina, maupun non-fisik seperti di negeri-negeri muslim lainnya. 

Negeri-negeri muslim yang dijajah secara non-fisik, dipaksa menerapkan sistem kapitalis dalam mengatur negara. Alhasil sumber daya alam yang ada dikuasai oleh segelintir orang. Sehingga negara kehilangan sumber pendapatan terbesarnya. Alih-alih menyejahterakan rakyat, rakyat malah dipaksa membayar pajak demi membiayai administrasi negara. 

Apalagi sistem ekonomi kapitalis tidak menjamin kesejahteraan rakyat. Rakyat sudah jatuh tertimpa  tangga. Sudahlah susah mendapat kerja karena minimnya lapangan kerja hingga banyaknya peraturan yang mempersulit seseorang untuk mendapat kerja seperti adanya pembatasan usia, syarat harus berpengalaman, harus memiliki ijazah yang tinggi dan lain-lain. Adapun yang sudah bekerja tidak menjamin sejahtera, karena rendahnya upah, banyak potongan seperti BPJS ketenagakerjaan, BPJS kesehatan hingga pajak penghasilan. 

Masih diperparah dengan mahalnya harga-harga kebutuhan pokok. Hal ini yang menyebabkan banyak orang tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya bahkan hanya sekadar untuk makan. Maka tidak heran jika banyak orang yang mengalami kelaparan dan banyak anak-anak mengalami gizi buruk. 


Sistem Islam Mengatasi Bencana Kelaparan

Berbeda dengan sistem kapitalis, Islam memiliki sistem ekonomi yang menjamin kesejahteraan rakyat per individu. Negara dalam Islam wajib memastikan setiap kepala keluarga memiliki penghasilan untuk menafkahi keluarganya. Baik dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya tanpa banyak aturan yang mempersulit seseorang mendapat pekerjaan, bisa juga dengan cara memberikan tanah untuk digarap atau memberikan modal untuk usaha. 

Bahkan jika kepala keluarga sudah meninggal dunia, cacat atau sakit sehingga tidak bisa menafkahi keluarganya, maka negara akan memerintahkan kerabatnya untuk menafkahi. Namun jika tidak ada kerabat yang mampu untuk menafkahi, maka negara akan mengambil alih tanggung jawab tersebut. 

Selain itu, sistem Islam mengatur SDA sebagai harta milik umum yang wajib dikelola oleh negara dan hasilnya diberikan kepada rakyat baik berupa jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, jaminan keamanan, dan pelayanan publik. 

Pengelolaan SDA oleh negara akan membuka lapangan pekerjaan yang luas dan beragam dengan gaji yang besar. Sehingga kebutuhan sandang, pangan dan papan akan tercukupi. 

Dengan adanya Daulah Islam juga akan membuat negeri-negeri muslim bersatu di bawah naungannya, sehingga orang-orang kafir tidak lagi bisa menjajah dan mengeruk harta kekayaan umat Islam. 

Sejarah telah membuktikan, dengan diterapkannya aturan Islam dalam setiap lini kehidupan umat Islam hidup sejahtera dan damai. Maka sudah sepatutnya umat Islam berjuang mengembalikan kehidupan Islam agar baldatu thayibatun wa Rabbun Ghafur kembali terwujud. 
Wallahualam bisawab.

Post a Comment

أحدث أقدم