Oleh Rosmita
Aktivis Muslimah


Harga tiket pesawat domestik terus melambung tinggi, jauh lebih mahal daripada harga tiket pesawat ke luar negeri. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, harga tiket pesawat Indonesia menjadi yang termahal kedua setelah negara Brazil.

Hal ini banyak dikeluhkan oleh warganet di media sosial, salah satunya adalah Raras, seorang karyawan swasta di Jakarta yang punya ambisi ingin menginjakkan kaki di 38 provinsi di Indonesia. Namun, mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia tentu menjadi penghalang untuk mewujudkan mimpinya. 

Contohnya dia pernah membeli tiket pesawat Jakarta-Tarakan di Kalimantan Utara dengan harga Rp2 juta untuk sekali penerbangan. Sedangkan harga tiket pesawat Jakarta-Kuala Lumpur, Malaysia hanya Rp500.000. Selisihnya sampai empat kali lipat, padahal waktu penerbangan sama-sama 2 jam.

Lain lagi cerita Safir, warga Jakarta yang punya hoby traveling ini mengatakan lebih suka jalan-jalan ke luar negeri daripada di Indonesia. Bukan tidak cinta Indonesia, hanya saja harga tiket pesawat domestik jauh lebih mahal dibandingkan harga tiket ke luar negeri.

Penyebab Mahalnya Tiket Pesawat Domestik

Sejumlah pengamat sepakat bahwa harga tiket pesawat domestik lebih mahal daripada harga tiket pesawat ke luar negeri atau internasional. Ada dua komponen penyebab mahalnya tiket pesawat domestik. Pertama, beban biaya yang ditanggung pihak maskapai mulai dari sewa pesawat, pemeliharaan atau perawatan, asuransi, merekrut kru, pelatihan pilot, serta ongkos-ongkos pembelian suku cadang hingga bahan bakar.

Kedua, adanya pungutan-pungutan dari pemerintah seperti pajak pertambahan nilai (PPN) 11℅, asuransi jasa raharja, retribusi bandara,  termasuk biaya harga avtur. Apalagi jika di pangkalan udara militer seperti Halim Perdana Kusuma dan Juanda akan dikenakan biaya ganda dari otoritas bandara dan lanud.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah membentuk satuan tugas (Satgas) penurunan harga tiket pesawat domestik yang terdiri dari Kemenko Perekonomian, Kemenko Marves, Kementerian Perhubungan dan Kemenparekraf. (BBC.com, 17/7/2024). Pertanyaannya, mampukah Satgas memberikan solusi terbaik untuk penurunan harga tiket pesawat domestik?

Akar Masalah

Bila kita cermati lebih dalam, akar masalah mahalnya harga tiket pesawat domestik adalah karena diterapkannya sistem kapitalisme di negeri ini. Dalam sistem kapitalisme, layanan transportasi yang merupakan layanan publik dijadikan ladang bisnis untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya. Apalagi dalam penyelenggaraannya dimonopoli oleh pihak swasta/asing. Hal ini terlihat dari banyaknya maskapai yang ada di Indonesia adalah milik swasta/asing. 

Selain itu, sistem kapitalisme menjadikan pajak sebagai sumber pendapatan utama membuat tiket pesawat pun tak luput dari pajak. Belum lagi ditambah pungutan lainnya membuat harga tiket pesawat semakin melonjak.

Alih-alih menyelesaikan masalah, pembentukan Satgas justru semakin menunjukkan lemahnya negara dalam menghadapi para kapitalis. Negara seolah tidak berdaya sekadar untuk menstabilkan harga tiket pesawat. Selama sistem ekonomi kapitalisme masih bercokol di negeri ini, maka jangan harap negara akan berpihak kepada rakyat. Jika negara saja tidak mampu menyelesaikan masalah ini, apalagi hanya Satgas.

Pandangan Islam

Transportasi dalam pandangan Islam merupakan kebutuhan publik yang menjadi tanggung jawab negara. Maka negara wajib memberikan pelayanan publik yang baik termasuk dalam menyediakan moda transportasi dengan harga yang murah dan terjangkau oleh rakyat. Oleh karena itu, negara akan menutup semua celah yang akan mempersulit urusan publik. Mulai dari melarang korporasi asing menguasai urusan publik, menyediakan pesawat, membebaskan pajak, dan lain-lain. 

Lalu darimana dananya untuk bisa menyediakan layanan publik yang terjangkau oleh rakyat? 
Negara Islam memiliki sumber pemasukan yang banyak, salah satunya adalah sumber daya alam yang dimiliki oleh umat dan dikelola oleh negara, seperti hutan, laut dan barang tambang. Ketika sumber daya alam dikelola sendiri oleh negara, maka pendapatan negara akan melimpah dan rakyat akan sejahtera. 

Selain itu, sistem Islam melahirkan pemimpin yang jujur dan amanah yang bertindak sebagai pelayan yang mengurusi urusan umat. Tentu kebijakan yang diambil tidak akan menyimpang dari hukum syara' dan pasti akan menghasilkan kemaslahatan untuk umat. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda: "Sayyid (pemimpin, pejabat, dan pegawai pemerintah) suatu kaum adalah pelayan mereka." (HR. Bukhari dan Muslim) 

Oleh karena itu, bila ingin harga tiket pesawat domestik dan pelayanan publik lainnya murah dan terjangkau oleh rakyat tidak cukup hanya dengan pembentukan Satgas, tetapi harus dari akarnya yaitu mengganti sistem kapitalisme yang mencengkeram negeri ini dengan sistem Islam yang akan memberikan kemaslahatan. 
Wallahualam bissawab. []

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama