Oleh Shinta Putri
Aktivis Muslimah


Rencana mengganti susu sapi dengan susu ikan dalam program Makan Bergizi dan Susu Gratis (MBG) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menuai polemik di tengah masyarakat. Seorang ahli gizi mengatakan "jangan sampai malah menimbulkan masalah baru", namun, Tim TKN Prabowo-Gibran menegaskan menganti susu sapi dengan susu ikan masih sebatas wacana.

Raisa Andriani, Pimpinan Proyek Kebijakan Pangan dari CISDI, menyebut turunan hidrolisat protein ikan (HPI) yang disebut ‘susu ikan’ merupakan produk ultra proses (ultra-processed food, UPF) yang ditambahkan berbagai bahan mulai dari emulsi, pengental, pengawet, pemanis hingga perisa sehingga menyerupai produk susu.

“Dalam dua dekade terakhir, konsumsi pangan ultra proses dikaitkan erat dengan peningkatan tren prevalensi penyakit tidak menular secara global,” kata Raisa kepada BBC News Indonesia. (BBC News, 19/09/2024)

Isu mengganti susu sapi dengan susu ikan menjadi polemik di Masyarakat, presiden terpilih yang menjanjikan program untuk memberikan makan siang gratis kepada masyarakat mulai berjalan, namun ada kendala ditengah jalan. Ternyata pemerintah harus mengeluarkan biaya tinggi untuk menjalankan program ini.

Sehingga ada inisiatif untuk mengubah susu sapi dengan susu ikan, banyak pihak yang meragukan kandungan susu ikan, khawatirnya akan menimbulkan masalah yang baru, karena sebenarnya bukan susu ikan namun itu hanya ekstrak dari protein ikan yang diolah menjadi bubuk sehingga dikatakan susu ikan. Maka dari itu kualitas gizi tentunya tidak akan sama dengan susu sapi.

Berangkat dari isu stunting dan isu ketahanan pangan yang merupakan isu global, disolusikan dengan wacana program makan siang gratis, susu gratis, dan susu ikan gratis. Program ini bagus namun tidak menyelesaikan akar permasalahan penyebab stunting dan ketahanan pangan. Karena masalah stunting bukan hanya masalah makan saja namun ada masalah ekonomi global yang harusnya juga diperbaiki.

Kebijakan yang seolah untuk rakyat, padahal memberi peluang usaha kepada banyak korporasi dan oligarki. Susu ikan pertama kali dirilis pada Agustus 2023, hasil kemitraan Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia, yang diresmikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki. (Kompas.com)

Dari situlah terbukti bahwa negeri ini dengan sistem kapitalis demokrasi telah membuka peluang bisnis kepada perusahaan, namun mereka  katakan semua demi kepentingan rakyat, hal ini dipertanyakan rakyat mana yang dimaksud, karena kondisi rakyat sekarang tidak baik-baik saja. Rakyat hanya dijadikan sarana untuk rezim bisa menang pemilu. Bagitu sudah terpilih mereka akan melupakan rakyat bahkan mencampakkan.

Beginilah watak rezim sekuler demokrasi membuat kebijakan mengatasnamakan rakyat namun bukan murni untuk rakyat, lepas tangannya negara dalam mengurus rakyat. Apakah cukup masalah ketahanan pangan dan stunting solusinya hanya memberi makan gratis sedang rakyat tidak makan hanya sehari satu kali, sedangkan PHK dan pengangguran  semakin menambah kesulitan beban ekonomi rakyat.

Negara menunggangi isu generasi untuk menyukseskan proyek industrialisasi. Rakyat hanya sebagai tumbal untuk menambah pundi-pundi kekayaan para oligarki dan mengembalikan modal mereka setelah mereka membantu menyokong rezim maju dalam pemilu. Sangat menyedihkan jika hal ini terus terjadi. Rakyat yang akan jadi korban.

Sangat berbeda dalam Kepemimpinan Islam ikhlas melayani umat dan punya perhatian khusus pada jaminan kualitas generasi, memenuhi hak dasar mereka dengan pemenuhan yang maksimal dan berkualitas. Negara memberi jaminan harga pangan yang bergizi dan terjangkau. Sehingga tanpa ada program makan gratis negara sudah menyiapkan makanan yang bergizi, generasi akan sehat dan tumbuh dengan baik.

Islam memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana untuk mensejahterakan rakyat, karena negara Islam dengan nama khilafah sangat paham jika keberlangsungan peradaban yang ditopang oleh generasi kuat fisik dan kepribadian. Sebagai seorang pemimpin kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya.

Negara Islam punya kemampuan menyejahterakan rakyat dengan konsep Baitulmal yang kuat. Pemasukan sumber Baitul maal dari kekayaan alam, kharaj, jizyah dan lain-lain akan bisa mendanai semua kebutuhan masyarakat. Hanya dengan Islam kaum muslimin di seluruh dunia akan mulia. 

Wallahualam bissawwab. []

Post a Comment

أحدث أقدم