Oleh: Rosmita 
(Aktivis Dakwah Islam dan Member Amk) 

"Tak ada asap kalau tak ada api"
Peribahasa di atas mengindikasikan bahwa suatu kejadian pasti ada penyebabnya. Begitu pula dengan kabut asap yang menyelimuti Riau, Karhutla lah penyebabnya. Lalu kenapa karhutla terus terjadi? Tentu ada penyebabnya. Dan bagaimana solusinya dalam Islam. Simak tulisan dibawah ini!

Sebagian besar kabupaten di Provinsi Riau kembali membara. Ratusan titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terpantau naik tajam dibanding beberapa hari sebelumnya. 

Tidak hanya api,  Karhutla di sembilan kabupaten di Riau ini juga kembali memicu kabut asap. Jarak pandang di tiga daerah, masing-masing Kota Pekanbaru, Dumai, dan Pelawan memburuk karena diselimuti asap pekat. 

Sekolah-sekolah diliburkan, dari mulai TK hingga SMA. Aktivitas penerbangan juga terganggu. Satu pesawat terpaksa dialihkan ke Batam.

Bahkan yang lebih parah lagi kabut asap menyebabkan warga terserang penyakit Infeksi saluran pernapasan (ISPA). Dinas Kesehatan Riau menyatakan bahwa penderita ISPA terus bertambah hingga mencapai 6.085 orang. 

Warga yang paling banyak terserang ISPA ada di kota Dumai dan Siak asap 1.148 orang. Tempat ketiga di Kampar  sebanyak 964 orang dan Pekanbaru diposisi keempat, yaitu 914 orang. (Liputan6.com)

Peritiwa karhutla di Indonesia rutin terjadi setiap tahunnya, dalam kurun waktu 18 tahun terakhir.  Penyebabnya adalah ulah tangan manusia yang sengaja membakar hutan untuk membuka lahan. Karena api dianggap sebagai cara yang murah dan juga mudah untuk membuka lahan. Pengalihan fungsi hutan dan lahan gambut juga dapat menyebabkan bencana alam lainnya yaitu banjir dan tanah longsor. Belum lagi berkurangnya hutan sebagai paru-paru dunia dapat menyebabkan berkurangnya okesigen di bumi.

Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho mengatakan ada 43 perusahaan yang disegel karena terlibat kasus karhutla. Dari 42 perusahaan itu,  beberapa di antaranya diketahui memiliki modal dari luar negeri. 

"Di sini ada satu perusahaan dari Singapura dan 3 dari Malaysia. Kepada perusahaan ini,  kami sedang lakukan proses penyelidikan, " katanya di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (14/9/2019) (Detik.com).

Perulangan karhutla yang terus terjadi menjadi bukti lemahnya hukum di negeri ini, ditambah tidak adanya sanksi tegas kepada para pelaku membuat mereka tidak jera mengulangi perbuatannya. 

Penyebab utama karhutla adalah sistem liberal kapitalisme yang dianut oleh negeri ini. Dalam sistem liberal kapitalisme yang berasaskan pada kebebasan, salah satunya kebebasan dalam hal kepemilikan membuat negara bebas memberikan hak pengelolaan hutan dan lahan kepada perusahaan baik lokal maupun asing. Sehingga negara yang seharusnya melindungi aset milik umat malah berpihak kepada para kapitalis. 

Islam Solusi Karhutla

Islam adalah agama yang paripurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Dari mulai bangun tidur sampai bangun negara ada aturannya dalam Islam. 

Dalam Islam, SDA baik berupa hutan, sungai/laut maupun tambang adalah milik umat yang tidak boleh dikuasai oleh satu atau sekelompok orang. Rasulullah Saw bersabda: "Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal, padang rumput, air, dan api. (HR. Abu Daud & Ahmad). 

Dengan demikian haram hukumnya menyerahkan pengelolaan SDA kepada perusahaan. Yang berhak mengelola hutan dan sumber daya alam lainnya hanyalah negara,  dan hasilnya digunakan untuk kemaslahatan umat. Berupa jaminan pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat serta pelayanan publik lainnya. 

Negara juga harus punya wibawa dengan memberi sanksi tegas kepada para pelaku pembakaran agar mereka jera dan tidak mengulangi perbuatannya.

Oleh karena itu agar masalah karhutla selesai dengan tuntas, solusinya ialah dengan menerapkan sistem Islam sebagai aturan. Karena Allah sebagai pencipta manusia tentu Dia lebih tahu aturan yang terbaik untuk hamba-Nya. Wallahu a'lam bishawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama