Oleh : Sumiyah Ummi Hanifah
Member AMK dan Pemerhati Kebijakan Publik


Ketika ibu pertiwi masih berduka
Sebab luka hati yang kian menganga

Menyaksikan negara dalam bahaya
Dikepung  musuh yang "sakti mandraguna"

Ada segerombolan kurawa yang  bertopengkan dewa
Mengacak-acak seisi istana

Mereka berhasrat sekali
Ingin  menghapus Syari'at Illahi

Suka mengkriminalisasi  ulama kami
Bahkan berani membakar bendera nabi

Membelenggu  kebenaran sesuka hati, tanpa takut dengan dosa dan hisab-Nya nanti

Di ujung jalan sana
mereka sedang berpesta ria Berkumpul dan saling bercanda

Kulihat ada  perempuan-perempuan berkebaya Berseragam warna  merah menyala

Lengkap dengan konde bulat yang menempel di kepala

Wajah sumringah tiada Jengah
Dipoles aura kemenangan dan 
Kejayaan

Dibalut keangkuhan yang dibungkus  senyum  menawan

Sukses mendepak rival dan saingan
Yang selama ini diakuinya sebagai  kawan

Tertawa riang dan bersalam-salaman
Bersama koleganya yang terus berdatangan

Namun Sang Ratu ogah berjabat tangan
Karena dia tahu bahwa sesungguhnya mereka sedang bermusuhan

Akhirnya Sang Putri didaulat untuk duduk di kursi
Menjadi ketua dewan yang mewakili

Tempat mengadukan suara dan aspirasi
Bagi seluruh penduduk negeri

Di sanalah suara para kawula itu ditampung
Walaupun hanya  dijadikan pendukung

Kini tinggal menghitung hari
Tidak lama lagi akan segera dimulai

Babak baru dalam drama seri rebutan kursi

Mungkin saja hal itu tidak akan pernah terjadi
Jika Allah Swt tidak menghendaki

Kami berharap drama seri ini tidak diperpanjang lagi

Karena hanya menuai kontroversi

Dan menjadi penyakit yang menggerogoti negeri

Sudah saatnya semua kembali
Ke jalan yang dikehendaki Allahu Rabbi

   ~~~~~~

Rancaekek, kamis 10 Oktober 2019

1 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama