Oleh : Millah Al-Munawawwaroh


Sampai saat ini dunia masih di gentarkan dengan wabah penyakit menular. Virus Corona adalah pemicunya. Di China, tepatnya di kota Wuhan, asal mula virus ini menjangkiti sejumlah orang. Sejak pertama kali diumumkan pada 31 Desember 2019, kasus kematian akibat virus corona di china telah mencapai 425 orang. Sampai saat ini jumlah kematian telah mencapai kurang lebih 2.100 orang (20/2/2020). 

Beberapa gejala yang dikeluhkan oleh mereka yang terinfeksi virus corona 2019-nCov mirip dengan gejala coronavirus yang lain. Umumnya pasien mengeluhkan sejumlah gejala seperti suhu tubuh tinggi, batuk kering, nafas pendek atau kesulitan bernafas. Namun melansir dari _south china morning post_, penelitian baru pada virus corona Wuhan menemukan bahwa virus mungkin hidup pada individu tanpa gejala yang jelas. 
     
Peter Daszak, presiden Eco Health Alliance, yang telah bekerja selama 15 tahun, telah mempelajari bagaimana penyakit berpindah dari hewan kemanusia. "Kami belum tahu sumbernya. Tapi ada bukti kuat bahwa virus corona wuhan disebabkan oleh kelelawar, mungkin kelelawar tapal kuda china, spesies umum yang beratnya 1 ons" kata Daszak dilansir New york Times. 

Atau ada kemungkinan besar bahwa makanan yang dimakan penduduk china yang asal mula menyebarkan virus ini adalah makanan yang tidak boleh dimakan, seperti : kelelawar, anjing, kucing, ular, dll. Mereka memakan yang demikian karena tak lepas dari mindset kehidupan mereka yang tidak berdasarkan Islam dan pola hidup yang tidak berdasarkan Islam.
     
Islam memang telah memerintahkan kepada setiap orang untuk mempraktikkan gaya hidup yang sehat. Misalnya, diawali dengan makanan. Allah SWT telah berfirman :
فَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلََا طَيِّبََا.. 
"Makanlah oleh kalian yang halal lagi baik yang telah Allah karuniakan kepada kalian.. " (QS. An-nahl [16]:114 ). 

Selain memakan makanan halal dan baik, kita juga diperintahkan untuk tidak boleh berlebih-lebihan. Apalagi sampai memakan makanan yang sesungguhnya tak layak untuk dimakan. Dan Islam pun memerintahkan agar umatnya senantiasa menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sekitar. Sebagaimana Rasulullah saw. melakukannya, seperti : senang berwudhu, bersiwak, memakai wewangian, menggunting kuku, dan membersihkan lingkungan. 

Namun demikian, penguasa pun punya peran penting untuk menjaga kesehatan warganya. Apalagi saat terjadi wabah penyakit menular. Tentu rakyat membutuhkan perlindungan optimal dari penguasanya. Penguasa tidak boleh abai. Para penguasa muslim pada masa lalu, seperti Rasulullah saw. Dalam sejarah wabah penyakit menular itu ialah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. 

Untuk mengatasi wabah tersebut, salah satu upaya Rasulullah saw. menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasulullah saw. memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta tersebut. 

Rasulullah SAW juga pernah memperingati umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka di larang untuk keluar. 

Sebagaimana sejarah di atas, telah mencontohkan bagaimana seharusnya penguasa bertanggung jawab atas segala persoalan yang mendera rakyatnya, di antaranya dalam menghadapi wabah penyakit menular.
Wallahu a'lam bishshawwab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama