Oleh : Aisyah Ummu Naya


Ratusan orang melakukan protes di London dan Berlin pada Minggu 31 Mei 2020, dalam solidaritas dengan demonstrasi di Amerika Serikat atas kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd. Kematian Floyd karena tak bisa bernafas akibat lehernya ditekan lutut seorang polisi terekam dalam video yang kemudian viral.Para pengunjuk rasa berlutut di Lapangan Trafalgar London pusat, meneriakkan "Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian", dan kemudian berbaris melewati Gedung Parlemen dan berakhir di luar Kedutaan Besar AS. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia. Insiden rasisme yang terjadi pada George Floyd makin membukakan mata kita bahwa telah terjadi tatanan kehidupan dunia. 

Tak dapat dipungkuri, secara material negara barat adalah negara maju. Namun juga tak dapat dipungkuri, masyarakat di negara barat itu adalah masyarakat yang sakit secara psikologi maupun sosial. Bahkan dapat dikatakan, semua ragam penyakit psikologi dan sosial diidap mayoritas masyarakat barat. Kriminalitas, seks bebas dan liar, tindakan bunuh diri, kekerasan dalam rumah tangga, alkohol dan narkoba hingga stres dan depresi adalah ragam penyakit akut yang telah lama didera masyarakat barat selama puluhan tahun hingga hari ini.Mengapa semua ini bisa terjadi?

Ketika barat terus berupaya menyebarkan nilai-nilai dan ideologi mereka kepada dunia dengan cara yang sangat arogan dan memfitnah peradaban islam, maka sebenarnya mereka telah mencoba untuk menyembunyikan keputusasaan yang mereka ciptakan pada masyarakat mereka sendiri dan seluruh dunia. Sekarang barat tidak lagi bisa menyembunyikan kemunduran dan kerusakan peradabannya. Semua itu disebabkan oleh sistem nilai dan hukum mereka sendiri. Sistem liberal kapitalisme yang diterapkan dan dimplementasikan telah melahirkan masyarakat barat yang sakit. 

Intinya, sakitnya masyarakat barat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya; anggota masyarakat yang individualistik dan materialistik; pemikiran yang rancu dan kosong secara spiritual akibat sekularisme yang diadopsi masyarakat barat sebagai pemikiran dasar; perasaan kolektif yang kacau akibat pragmatisme dan hedonisme yang membuat standar sikap di masyarakat berbeda-beda dan berubah-rubah; sistem yang zalim dan berpihak akibat penerapan siatem demokrasi-kapitalisme. Semuan komponen tersebut adalah akar dari penyakit yang melanda masyarakat barat. Interaksi sosial masyarakatnya didominasi oleh kebebasan berperilaku yang sanga individualistik dan materialistik, ditambah dengan berbagai kebijakan dan undang-undang yang saling bertentangan dan berubah-ubah satu sama lain.

Sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan adalah penyebab yang paling mendasar dari kerusakan masyarakat. Selain bertentangan dengan fitrah manusia, akidah sekularisme juga bertentangan dengan rasionalitas (akal). Nilai-nilai pemikiran barat yang sekularistik ini telah gagal dalam memberi nutrisi pada kehidupan masyarakatnya. Akibatnya, masyarakat barat nyaris tidak memiliki identitas yang jelas.

Islam Mengantisipasi dan Mengatasi ‘penyakit’  Masyarakat Barat

Islam mendefinisikan dengan jelas tujuan hidup bukan untuk mendapat sebesar-besarnya kesenangan tetapi untuk menyembah Allah Swt dan untuk mendapat ridhaNya. Maka dari itu, perbuatan manusia tidak ditetapkan berdasarkan kepentingan pribadi, tetapi semata-mata berdasarkan perintah Allah. Prinsip inilah yang akan menghancurkan mentalitas materialistis yang dominan dan menumbuhkan pola pikir adanya pertanggung jawaban dalam setiap perbuatan kepada Zat yang memiliki otoritas tertinggi. Hasilnya adalah kepribadian yang menjauhi individualisme, membenci rasisme dan nasionalisme, memperhatikan kebutuhan dan kepentingan orang lain, menjalani hidup dengan rasa tanggung jawab serta memperhatikan hak-hak orang lain dan masyarakat. Pasalnya, semua itu diperintahkan oleh Islan.

Ketika keyakinan, nilai-nilai dan hukum Islam dilaksanakan pada level masyarakat sebagaimana dalam Negara Islam, warga masyarakat merasakan kemaslahatan hakiki hidup dibawah sebuah tatanan sistem. Kejahatan, amoralitas, ketidakadilan, kemiskinan, perpecahan, pelecehan dan ketegangan antara orang-orang dari keyakinan yang berbeda bisa diminimalisir. Meluasnya depresi dan kecemasan bisa dicegah. Berbagai penderitaan yang terjadi dalam masyarakat kapitalis karena cacat nilai dan hukum buatan manusia busa dihapuskan. Karena itu, sesungguhnya Islamlah obat mujarab untuk penyakit-penyakit dan kesehatan sosial yang buruk dari negara-negara barat. Negara Islamlah contoh/model sejati bagi dunia muslim untuk menciptakan masyarakat progresif yang harmonis, aman, dan beradab.

Wallahu’alam bishshawwab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama