Oleh: Iin Sapaah


Waktu begitu cepat berlalu, tanpa terasa Ramadhan telah berakhir. Walau wabah melanda, umat muslim tetap menikmati Ramadhan dengan merasakan lapar sebagai nikmat karena di kelilingi kesulitan ekonomi dan berbagai macam beban hidup.

Umat Islam memang memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi beban hidup, karena yakin bahwa dengan kesabaranlah janji Allah akan dapat diraih. Dan Allah SWT tidak akan ingkar janji. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:" siapa saja yang berpuasa ramadhan karena iman dan semata-mata mengharap Ridha Allah SWT, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Siapa saja yang menghidupkan lailatul qodar karena iman dan semata-mata mengharap ridha Allah SWT, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Abu Daud, Muslim, Tirmidzi dan Ahmad)

Walau Ramadhan telah berlalu namun semangat ketaqwaan saat Ramadhan janganlah sampai pudar. Arena ibadah shaum selama bulan Ramadhan justru harus semakin menguatkan dan menaikkan derajat taqwa kita.

Selama Ramadhan kita diberi pelatihan yang luar biasa. Kita dipaksa menahan hawa nafsu, lapar, haus dan dorongan seksual sejak fajar hingga magrib. Kita didorong untuk melakukan aktivitas ibadah sembari melakukan aktivitas harian seperti biasa. Di penghujung bulan Ramadhan kita sebagai umat muslim dianjurkan menghidupkan masjid-masjid dengan beri'tikaf. Tak lain untuk mendapatkan keutamaan ibadah.

Dengan kadar ibadah seperti saat Ramadhan siapapun akan semakin kuat ketaqwaan nya kepada Allah SWT. Selama Ramdhan kita bisa melepaskan segala nafsu dan menahan segala keinginan. Di luar Ramadhanpun seharusnya bisa mengendalikan diri dari sesuatu yang haram, memakan harta haram dan pergaulan yang di haramkan.

Namun sayangnya sebagai umat muslim, kadang semangat kita begitu cepat pudar saat berlalunya Ramadhan. Hanya selang beberapa hari, semangat Ramadhan pun pergi. Padahal Allah SWT sangat mencintai amalan yang istiqamah. Sebagaimana dalam QS. Surat HUD (11):112, Allah SWT memerintahkan: beristiqamahlah kamu di jalan yang benar sebagaimana kamu diperintah, juga orang yang telah bertaubat bersama kamu. Janganlah kalian melampoi batas! Sungguh Allah maha melihat apa yang kalian kerjakan.

Allah SWT menjanjikan derajat yang agung bagi siapa saja diantara hamba-nya yang beristiqamah." Sungguh orang-orang yang berkata: Tuhan kami adalah Allah", lalu mereka beristiqamah, kepada mereka malaikat akan turun dengan mengatakan," janganlah kalian takut dan jangan pula merasa sedih. Bergembiralah dengan syurga yang telah Allah janjikan kepada kalian"(QS. Al-fushilat(14):30).

Untuk menjadi hamba yang senantiasa istiqamah dalam ketaatan hendaklah kita sebagai umat muslim selalu mengingat kematian dan tempat kembali kita kepada Allah SWT. Setiap muslim mesti meyakini bahwa hidup ini fana. Kelak kita akan kembali kepada Allah SWT. Pada saat itu tak akan ada yang menyelamatkan diri kita selain ketaqwaan. Jangan sampai kita mendapatkan penyesalan di akhirat karena melepaskan diri dari agama Allah SWT.

Setiap muslim hendaknya selalu taat pada setiap perintah Allah SWT tanpa memisahkan satu hukum dengan hukum yang lain seperti halnya saat ini. Hukum-hukum Islam dipilah dan dipilih hanya diamalkan sebagian dan sebagian lagi ditinggalkan.

Untuk bisa istiqamah dalam ketaatan diperlukan kesabaran, karena akan dihadapkan dengan ragam ujian sampai nanti menghadap Allah SWT. Sabar yang diperlukan adalah sabar menghadapi musibah, sabar menjalankan ketaatan dan sabar menghadapi kemungkaran. Kesabaran itu mutlak diperlukan seorang muslim dalam meniti keistiqmahan.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama