Oleh : Kusmiyati


Sungguh sangat memilukan hati.
Bocah berumur sembilan tahun di Aceh dibunuh secara sadis karena membela ibunya yang hendak diperkosa. 

Peristiwa memilukan ini berawal saat pria bernama Samsul (41) masuk ke rumah tempat Rangga dan ibunya tinggal pada Sabtu (10/10/2020). Rangga menjerit ketika melihat aksi jahat Samsul.  Namun, Samsul justru membacok Rangga hingga tewas &membuang jasadnya ke sungai.

Rangga yang masih kanak-kanak begitu berani mempertaruhkan nyawa demi menjaga kehormatan ibunya. Kisah yg memilukan ini harusnya menjadi inspirasi bagi para lelaki dewasa, agar mampu menjadi super hero bagi para perempuan.  Untuk menjaga, melindungi, dan memuliakan kaum perempuan.

Karena saat ini, makin banyak laki-laki yang tidak melindungi keluarganya yang perempuan (ibu, saudari, anak). Baik melindungi nyawanya, keselamatannya, kehormatannya, maupun auratnya.

Kisah Rangga semestinya menjadi cermin bagi kita. Belajarlah pada bocah ini dalam bersikap kesatria. 
Kemiskinan yang melanda keluarga ini telah menempatkan mereka pada posisi lemah. Seorang perempuan dan anak kecil, hanya berdua, di tempat terpencil, sangat rawan menjadi korban kejahatan.

Negara tak boleh membiarkan rakyatnya berada dalam kondisi rawan kejahatan, sebab negara bertanggung jawab menjaga keamanan rakyatnya. Namun apa yang terjadi di negeri ini justru sebaliknya.

Sekarang penjahat bebas berkeliaran. Dengan alasan mencegah Covid-19, Penguasa membebaskan para narapidana. Akibatnya, para penjahat kembali mencari mangsa. 
Atas kelalaian penguasa ini, rakyat kecil harus menjadi korban. 

Seharusnya penguasa memikirkan masak-masak setiap kebijakan yang diambilnya. Karena begitu kebijakan diberlakukan, akan berdampak pada semua rakyat.

Islam Melindungi Darah dan Nyawa

Islam menggambarkan penguasa atau pemimpin itu sebagai penggembala. Jika penggembala sembrono dan lalai, hewan gembalaannya akan dimakan binatang buas. Penggembala harus selalu memperhatikan gembalaannya, apakah mereka aman ataukah tidak.

Demikian juga dengan penguasa. Penguasa itu pelayannya rakyat, bukan bosnya rakyat. Penguasa harus selalu memperhatikan urusan rakyatnya, bukan justru mengeluarkan kebijakan yang membahayakan nyawa rakyat, semisal asimilasi narapidana.

Islam menaruh perhatian besar pada keamanan manusia. Nyawa manusia sangat berharga dalam Islam. Allah SWT berfirman,

مَنۡ قَتَلَ نَفۡسًۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ اَوۡ فَسَادٍ فِى الۡاَرۡضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيۡعًا ؕ وَمَنۡ اَحۡيَاهَا فَكَاَنَّمَاۤ اَحۡيَا النَّاسَ جَمِيۡعًا ‌ؕ

“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32)

Perintah Allah SWT ini menjadikan sistem Islam sangat memperhatikan keamanan rakyat. Khilafah memiliki satuan polisi (syurthah) yang berfungsi menjaga keamanan masyarakat. Satuan polisi melakukan patroli di permukiman, perkampungan, pasar, atau jalan raya, sehingga rakyat tidak perlu menyewa satpam untuk keamanan lingkungannya.

Khilafah Mewujudkan Rasa Aman
Sepanjang peradaban Islam, para Khalifah berhasil mewujudkan rasa aman bagi rakyat. Mereka melakukan patroli, baik saat siang maupun di malam hari. Mereka juga menumpas para pengacau keamanan.

Sungguh kita rindu akan sistem yang menjamin keamanan. Khilafah akan melindungi rakyat, termasuk perempuan dan anak-anak dari gangguan orang jahat. Tidak akan ada Rangga-Rangga lain di dalam sistem khilafah. 
Wallahu a’lam bishshawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama