Oleh: Chori Surya Dewi 
Ibu Rumah Tangga


Pemerintah menyatakan akan mengaktifkan kepolisian siber pada 2021. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Biang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam wawancara khusus dengan kompas.id, Kamis (17-12-2020). Serangan digital memang dilematis, tetapi kami sudah memutuskan ada polisi siber,’ kata Mahfud.
Menurut Mahfud, polisi siber akan diaktifkan secara sungguh-sungguh karena terlalu toleran juga akan berbahaya yang dimaksudkan berupa kontra narasi. 

Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan, negara perlu hadir di ruang-ruang digital yang merupakan ranah publik berdampak signifikan pada beberapa aspek. “Maka sudah sewajarnya pemerintah dalam rangka menjaga dan melindungi hak warga negara yang lain juga hadir disitu,’ kata Enda saat dihubungi Kompas.com, Sabtu(26/12/2020). Tidak hanya berfokus pada penindakan akan tetapi juga pada pencegahan , serta melindungi kebebasan serta kenyamanan berekspresi dan bukan represi.

Pada zaman era digital ini tidak bisa dipungkiri dengan inovasi manusia memberikan kemudahan dalam hal apapun. Banyak sekali rakyat yang menjadikan kondisi saat ini menjadi peluang untuk berkontribusi dalam pembangunan negara diberbagai bidang kehidupan. Hampir sebagian besar penduduk dunia saat ini menggunakan teknolgi digital yang memberikan kebebasan dalam banyak hal. Seperti halnya belanja online, belajar online, bersosial pun juga online dan hal ini semakin massif dilakukan semenjak pandemi covid-19 ini. 

Bagi banyak orang jika tidak mengikuti tren akan menjadi orang yang kuno dan terbelakang. Berbeda dengan orang yang mengikuti apa yang menjadi tren saat ini dan menjadi terkenal hanya dalam waktu yang singkat, tapi banyak kita jumpai bahwa menjadi terkenal untuk saat ini melaui jalur yang jauh dari agama seperti goyang Tik Tok, pelecehan agama, kebodohan demi kebodohan bermunculan dan itu sangat digemari oleh banyak orang.

Di balik berbagai kemudahan yang ditawarkan juga memunculkan dampak negatif. Terlalu bebasnya dalam mengakses semua informasi tanpa menimbang ulang yang baik dan buruk selalu diterobos. Tidak adanya filter dari penguasa mengakibatkan arus ide-ide barat terus mengalir masuk pada umat muslim terutama para remaja. Remaja merupakan sasaran empuk bagi mereka kaum kafir untuk merusak agam Islam, karena merekalah penerus umat yang diharapkan bisa memperjuangkan islam kelak. 

Selain itu bermunculan informasi-informasi HOAX tidak bisa terelakkan karena begitu bebasnya semua orang berekspresi, memutarbalikkan fakta sangat lazim dilakukan, oleh karena itu pemerintah membuat polisi siber yang ditugaskan guna menindaklanjuti hal tersebut.

Sebenarnya upaya pemerintah dalam melindungi hak atas warga negaranya sudah termaktub dalam UU hanya perlu dijalankan saja, akan tetapi pada kenyataannya bukan melindungi hak warga yang menyuarakan kebenaran atas agamanya malah bertindak represif. Membuat ujaran kebencian pada ajaran Islam, menyuarakan Islam radikal, memutar balikkan fakta yang ada. Ulama didiskriminasi dan disertifikasi sehingga tidak semua ulama bisa menyampaikan yang hak karena bisa terkena jeratan hukum. Pada akhirnya bukan menjadi solusi malah menjadi persoalan baru lagi. 

Begitulah kebijakan yang didapat dari menjalankan sistem sekuler dengan asas demokrasi. Semua bisa dibuat dan dijadikan acuan dalam bertidak hanya sesuai penguasa saja. Sistem sekuler yang batil ini tidak akan pernah menjadikan umat menjadi umat cerdas dan berpikiran ideologis sesuai fitrahnya yaitu Islam. Kejahiliyaan yang sudah dihapuskan oleh Nabi Muhammad dengan membawa risalah Islam pada seluruh umat kini telah muncul dan menjadikan manusia sebagai budak duniawi. 

Tidak adanya hubungan kesadaran manusia dengan Allah membuat manusia kehilangan akal dan akan selalu memuaskan hawa nafsunya saja. Sehingga kita dapat saksikan kerusakan demi kerusakan yang dimunculkan akibat sistem batil ini. Tidak adanya keadilan, tindakan semena-mena penguasa terhadap rakyatnya. Berbagai kasus yang semakin menenggelamkan kewibawaan negara Indonesia, seperti maraknya kasus korupsi, oligarki, dinasti politik yang dibangun untuk menetapkan kekuasaannya, hutang luar negeri yang semakin menumpuk dan maih banyak yang lainnya.

Kemunduran negara sangat bisa dirasakan dengan hadirnya berbagai kebijakan yang zalim terhadap rakyatnya. Mereka lupa bahwa rakyat berharap banyak untuk memberikan keadilan, kesejahteraan dan keamanan. Akan tetapi hal itu tidak pernah terwujud di sistem sekuler ini malah membuat rakyat semakin sengsara. Menjauhkan Islam dari kehidupan membuat umat tidak punya keberanian untuk melawan kezaliman itu sendiri dan masih berharap dan terus berharap dengan pergantian presiden dan jajarannya. Kalau sistem batil ini tetap dijadikan sebagai pedoman hidup, maka keberkahan dari Allah akan sulit untuk didapat. 

Berbeda halnya pada era khilafah yang sangat menjunjung pri kemanusiaan atau bisa dikatakan sistem yang manusiawi karena ajaran Islam merupakan fitrah bagi semua umat. Sudah terbukti dengan berjayanya Islam pada era khilafah menjamin hak individu dalam bersuara dan bereksprei tanpa tindakan yang represif sesuai aturan Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan As-sunnah. Umat boleh mengkritik penguasa jika memang keadilan, kesejahteraan dan keamanan tidak didapat. 

Seperti sebuah hadits ini, dari Abu Sai’d al-Khudri (diriwayatkan), ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda: "Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa atau pemimpin yang zalim." (HR. Abu Dawud) 

Begitulah indahnya Islam, tidak ada pembeda di antara manusia kecuali ketakwaannya termasuk juga penguasa. Hanya sistem Islamlah yang bisa melindungi hak sebagai manusia. Sesungguhnya aturan-aturan dalam Islam bukan untuk mengekang apalagi menjadikan diri kita kuno akan tetapi itu adalah sebuah kasih sayang Allah kepada umatnya agar kita bisa hidup bahagia di dunia dan akhirat. 

Dengan Islam menjadikan setiap individu menjalankan aktivitasnya atas dasar hubungan dengan Allah, seperti yang disebutkan diatas. Dengan begitu dalam bernegara pun akan memunculkan rasa keadilan, kesejahteraan dan keamanan yang sangat sehingga umat bisa menjalani hidupnya berfokus untuk ibadah, karena sesungguhnya tugas manusia di bumi hanyalah untuk beribadah kepada Allah. 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama