Oleh : Leihana
Ibu Rumah Tangga dan Pemerhati Umat


Sejarah bukan cerita dongeng, melainkan catatan peristiwa dari fakta kejadian nyata. Sayangnya fakta sejarah masih bisa dimanipulasi bergantung pada sudut pandang penulis sejarah tersebut. Bahkan kadang dipengaruhi kepentingan politik pada saat sejarah itu dituliskan. Meski demikian sejarah tetap diperlukan untuk membangun bangsa bahkan kehidupan peradaban yang lebih baik di masa depan.

Dalam Islam sejarah mendapat kedudukan yang terjaga, sebagian syariat Islam yang diturunkan dalam bentuk sunnah (hadis) dituliskan dalam sejarah/sirah kehidupan Nabi Muhammad Saw. yang mana penulisan sejarah/sirah nabawiyyah terjaga juga terpelihara dalam sistem periwayatan yang penuh kehati-hatian. Tidak dibiarkan masuk cerita bohong ataupun manipulasi fakta peristiwa sejarah untuk kepentingan pihak tertentu. Tentu saja jika penulis sejarah tersebut menggunakan metode periwayatan hadis yang telah dibukukkan oleh ulama salaf terdahulu.

Akan menjadi bahaya besar bagi generasi umat Islam yang lupa dan buta terhadap sejarah penerapan Islam semenjak berdirinya daulah (negara) Islam pertama di Madinah oleh Muhammad Rasulullah saw hingga runtuhnya kekhilafahan terakhir di Turki Usmani. Karena Umat Islam bisa hilang arah dan tidak memahami sama sekali bahwa syariat wajib diterapkan secara kafah dan bagaimana keagungannya yang bisa memicu kerinduan untuk bisa kembali hidup di bawah naungannya. Hal itu juga terjadi pada umat Islam di Indonesia, terbukti dari lebih banyaknya umat Islam yang tidak tahu apa itu khilafah. Padahal masuknya Islam ke Nusantara Indonesia ini berkat adanya dakwah Islam yang disebarluaskan oleh Khilafah Islamiyah. Bahkan sebagian besar wilayah nusatara Indonesia ini dahulu termasuk ke dalam bagian pemerintahan khilafah. Tetapi umat Islam di Indonesia saat ini yang notabenenya adalah keturunan umat Islam yang dahulu pernah merasakan keagungan penerapan syariat Islam kafah di bawah naungan daulah khilafah justru seakan tidak tahu apa-apa tentang sejarah tersebut.

Fenomena di atas terjadi bisa jadi karena minimnya sejarah yang menuliskan jejak penerapan syariat Islam di Nusantara atau telah terjadi upaya menjauhkan sejarah penerapan syariat Islam di nusantara. Tetapi ada fenomena yang lebih membahayakan dan mengancam generasi Islam. Di Indonesia saat ini yaitu manipulasi terhadap pengajaran sejarah Islam. Hal itu terungkap dari adanya upaya dari Kemenag dalam mengatur pengajaran sejarah Islam pada siswa sekolah tingkat tsanawiyyah dan aliyah.

Dikutip dari website Kemenag.go.id sebuah artikel dirilis bertajuk "Kemenag: Pelajaran Sejarah Islam Harus Disampaikan Komprehensif", 26 Februari 2021, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain, di Tangerang, Kamis (25/2/2021) Lebih lanjut Zain menuturkan, penyampaian sejarah Islam secara komprehensif memiliki andil untuk membentuk generasi muda yang moderat. Zain mencontohkan, materi tentang kejayaan Islam di Spanyol yang melahirkan para filsuf hebat Ibnu Rusyd dan tokoh mufassir Abi Abdullah al-Qurthuby, maka tak cukup hanya menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu.
Juga lebih jelas dikutip dari artikel sindonews.com dengan judul artikel serupa pada 26 Februari 2021, seorang guru mapel SKI perlu juga mengelaborasi bagaimana sikap dan perilaku umat Islam saat itu. “Kebesaran Islam di Spanyol dan berjaya selama 750 tahun karena para ulama dan muslim Spanyol kala itu mempraktikkan Islam yang inklusif, terbuka dan toleran,” kata Zain.

Kedua kutipan artikel tersebut justru menjelaskan telah terjadi manipulasi sejarah Islam bukan justru menunjukkan materi pengajaran sejarah Islam di dunia benar-benar komprehensif dan sahih. Jelas sekali penekanan sejarah Islam di dunia hanya pada praktik toleran, terbuka dan inklusif ingin menunjukkan bahwa sejarah penerapan Islam juga terbuka pada pemikiran lain selain Islam saja tidak menunjukkan bagaimana tegasnya khilafah menutup pintu pemikiran dari Islam mengatur kehidupan Islam pada masa itu. Hal ini jelas berbahaya karena dapat mengaburkan bahkan membuat kesalahan besar pemahaman generasi saat ini terhadap Islam yang hakiki.

Kampanye moderasi Islam di sekolah makin massif dijalankan. Salah satunya dengan menyesatkan orientasi pengajaran materi sejarah. Alasan untuk memberikan materi pengajarah sejarah Islam yang komprehensif justru dijadikan jalan untuk memanipulasi sejarah Islam yang sebenarnya. Materi pengajaran sudah diarahkan agar sejarah penerapan Islam membuka jalan pada pemahaman moderat.

Bahkan Sejarah Kejayaan Islam dianggap hadir karena peradaban yang inklusif dan toleran sesuai perspektif liberal padahal kejayaan Islam saat itu baik dalam aspek ekonomi, teknologi, pendidikan sosial dan kemiliteran murni dari efek penerapan Islam kafah yang menutup pintu terhadap pemikiran liberal seperti sekularisme-kapitalisme.

Bila benar ingin mengajarkan sejarah secara komprehensif semestinya mengajarkan sejarah secara utuh, tidak mendistorsi materi sejarah kekuasaan Islam dan khilafah. Termasuk mengupas sebenarnya sejarah masuknya Islam ke Nusantara karena adanya dakwah Islam dari negara Islam Khilafah Islamiyyah.

Umat harus waspadai rancangan sistematis ini untuk menjauhkan dari kebangkitan dan Kembali tegaknya khilafah. Lebih jauh umat Islam harus mewaspadai bahaya besar hilang atau kaburnya pemahaman generasi Islam terhadap Islam yang hakiki. Yang dapat merusak kepribadian generasi saat ini karena mengira Islam moderat benar diperbolehkan dalam Islam. Untuk itu mari seluruh elemen umat Islam saat ini bersatu untuk memperjuangkan kembalinya kejayaan Islam di bawah naungan khilafah.

Wallahu'alam biashshawwab.

Post a Comment

أحدث أقدم