Oleh Imas Sunengsih, S.E
Aktivis Muslimah Ideologis


Indonesia oh Indonesia, tanah kaya subur makmur loh jinawi, tetapi negeri ini terus ditumbuhi utang yang menggunung. Dikutip dari KONTAN.CO.ID - Utang pemerintah Indonesia yang kini di bawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin kembali meningkat. Per akhir September 2021, utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 6.711,52 triliun. Dan terus mengalami peningkatan setiap periodenya.

Utang Indonesia merupakan jebakan dari negara neoliberalisme untuk menjerat negeri muslim yang kaya termasuk Indonesia, di mana negeri ini masuk ke dalam permainan ideologi kapitalisme yang rakus. Mereka sengaja menjadikan utang ini sebagai alat penjajahan hingga negeri tersebut tak berdaya untuk keluar dari perangkapnya. Sedangkan rakyat dijadikan korban dengan berbagai pajak ini itu, di ulik apa saja yang bisa dijadikan lahan pajak sehingga ini berdampak pada semakin beratnya beban rakyat, untuk memenuhi kebutuhan pokok saja sangat sulit.

Dari awal ideologi kapitalisme ini manggung, terus melancarkan ekspansinya dengan mengunakan lembaga keuangan dunia seperti IMF, bank dunia untuk menjebak dengan pinjaman ribawi. Bahkan hingga kini pun Indonesia hanya membayar bunganya saja, pokoknya masih belum bisa terbayarkan. Alhasil, kondisi Indonesia terus mengalami keterpurukan dan sulit keluar dari jeratan utang.

Dalam Islam, negara khilafah akan sangat hati-hati dalam melakukan pinjaman utang. Ketika kondisi kas Baitul mal kosong negara khilafah punya prinsip yang jelas sebagai pijakannya yaitu syariah Islam. Pinjaman yang berbasis ribawi haram hukumnya dan tidak boleh dilakukan. Pinjaman utang juga haram dilakukan kepada negara kafir harbi fi'lan yang sudah jelas-jelas memerangi kaum muslim. Negara khilafah akan mengisi kosongnya Baitul mal dengan melakukan pinjaman dengan syarat tak berbunga dan tidak kepada negara kafir fi'lan, juga akan memberlakukan pajak kepada muslim yang kaya dan laki-laki saja saat kondisi terdesak. Disinilah peran pemimpin negara khilafah yang akan menjalankan kepemimpinannya dengan amanah.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

عن ابن عمر رضي الله عنهماعن النبى - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - انه قَالَ – أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رعيته وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ ألا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya." (HR Muslim).

Sosok pemimpin yang amanah, bertangung jawab dan adil hanya akan ditemukan ketika syariah Islam tegak dalam bingkai negara khilafah. Hal ini menjadi sebuah kewajiban yang wajib diperjuangkan oleh umat Islam secara berjamaah, sehingga kehidupan yang agung akan tercipta dengan nyata.
Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

أحدث أقدم