Oleh Erni Herniati
Ibu Rumah Tangga dan Pegiat Dakwah


Di Tanah Air penistaan agama semakin marak. Di salah satu platform media sosial, salah seorang politisi menulis, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela." Hal itu mengundang protes dan kemarahan banyak pihak. Sebagian di antaranya telah melaporkan pemilik akun atas kejadian tersebut. Pada akhirnya tersangka pun ditahan oleh aparat kepolisian.

Saat ini banyak akun-akun di media sosial yang berani menistakan agama Islam, namun belum juga ditindak secara hukum. Jikapun dilakukan penindakan namun dipandang masih belum sepadan dengan perbuatan amoralnya. Meski berulang dilaporkan, sejumlah akun yang dikenal sebagai buzzer, seperti tak tersentuh hukum. Mereka masih juga mengulangi kelakuan buruknya.

Terhadap kasus cuitan di atas, sebagian Muslim ada yang berpendapat bahwa Allah memang tak perlu dibela. Kata mereka ketika menanggapi persoalan penistaan agama. Lebih lanjut mereka berpendapat bahwa ngotot dan marah dengan dalih membela agama, artinya menganggap Allah itu lemah. Padahal, Allah itu tidak perlu dibela, kata mereka. Allah itu Mahaperkasa dan Mahakuat. Allah tidak memerlukan pembelaan dari manusia yang lemah. Begitu serangkaian opini dangkal dari mereka. 

Padahal sesungguhnya ranah akidah dengan ranah amal itu, bagi kaum Muslim harus bisa membedakannya. Muslim wajib mengimani bahwa Allah Mahakuat (Al- Qawiy). Itu termasuk dalam ranah akidah. Allah juga Mahaperkasa (Al-'Aziz), juga Mahakokoh (Al-Matin). Allah Swt. itu Mahakuasa, tidak ada yang dapat mengalahkan kekuasaan-Nya. 

"Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kalian dikembalikan." 
(QS. Al-Qashash [28]: 88)

Namun dalam ranah amal, Allah Swt. memerintahkan kaum Muslim untuk membela agama-Nya dalam ranah amal. Kaum Muslim telah diperintahkan oleh Allah Swt. agar menjadi para penolong agama-Nya. 

Di dalam tafsirnya Syaikh Ibrahim al-Qaththan menjelaskan maksud ayat ini "Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah, yakni dengan menolong syariat-Nya, menegakkan hak-hak Islam berjalan sesuai dengan Manhaj-Nya yang lurus, niscaya allah menolong kalian atas musuh-musuh kalian". Inilah janji yang benar dari Allah Swt. Sungguh Dia telah melakukan yang demikian untuk kaum mukmin yang shiddiq dari kalangan generasi sebelum kita. Karena itu sekarang kita pun dituntut untuk menolong agama Allah dan berjalan pada manhaj-Nya, sampai allah menolong kitu dan mengokohkan keddudukan kita Allah tidak pernah mengingkari janji. (Al-Qaththan, Taysir at-Tafsir, 3/242)

Abdullah bin Abbas ra. pun pernah diberi pesan oleh Rasulullah saw. agar menjaga agama Allah. 

Terkait dengan membela Allah yang dimaksud dalam nas-nas di atas adalah membela kemuliaan agama-Nya. Umat wajib memahami bahwa membela agama Allah merupakan kewajiban dan kemuliaan. Termasuk juga sebagai upaya membela sifat-sifat Allah dari seluruh tindakan penistaan.

Bukan tanpa sebab ketika saat ini makin banyak orang-orang yang menistakan agama Islam. Pertama, menurut pengacara Muslim Aziz Januar, para pelaku seolah kebal hukum. Kasus yang yang dilaporkan dengan tersangka dari kelompok oposisi seperti Habib Riziq Shihab dan Habib Bahar Smith, semua tersangka demikian cepat ditindak bahkan dipenjara. Sebaliknya kasus penistaan agama, 51 kasus yang dilakukan buzzer hanya sedikit yang dilaporkan dan berakhir dipenjara. Bahwa tindakan ini berpotensi akan menimbulkan kecurigaan kalau saat ini sedang terjadi kezaliman terhadap kaum Muslim.

Kedua, kaum Muslim dalam prinsip moderasi beragama diajarkan untuk tidak bersikap radikal dan fanatik pada agamanya. Misalnya tidak boleh berlebihan dalan pembelaan terhadap agama. Maka dari itu setiap kasus penistaan agama akan selalu ada upaya untuk menetralisir agar tidak ada pembelaan agama oleh umatnya.

Kaum Muslim justru diminta oleh pemerintah dan sejumlah tokoh agar menjalankan prinsip moderasi agama dengan tidak terpancing emosi dan sebagainya. 
Menteri Agama Yaqut Cholil, dalam kasus cuitan 'Allah itu Lelah', mengajak masyarakat kalau belum tahu apa niatnya pelaku untuk jangan terburu-buru menghakimi. Dengan dalih mengembangkan sikap toleran, ramah dan pemaaf, dengan moderasi beragama, aturan atau pembelaan umat terhadap agama ini terus coba dihapuskan. 

Pada saat ini kewajiban untuk membela agama yang ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabat serta ayat Al-Quran, Al-Hadis, mereka menutup-nutupinya. Sikap manipulasi kerap dilakukan demi keberhasilan program moderasi beragama. 

Mereka juga di sisi lain menerapkan standar ganda. Faktanya jika ormas, tokoh ormas, pejabat negara atau kepala negara disinggung atau dihina maka memaafkan dan prinsip toleran tak berlaku. Langsung semua pelakunya ditangkap dan dibunuh karakternya. Dalam sistem demokrasi dan ajaran moderasi beragama, posisi manusia lebih mulia dibandingkan Allah, Rasul-Nya dan ajaran Islam.

Padahal bukankah Allah sudah menyeru wahai kaum Muslim, untuk senantiasa meletakkan agama ini di atas segalanya? 

Di dalam membela agama Allah, sebaiknya munculkanlah ghirah Anda. Dengan menerapkan hukum-hukum-Nya, menjalankan Al-Qur'an dan assunnah, sebagai aturan dalam kehidupan. Itulah pembelaan agama Allah yang hakiki.

Sungguh Al-Qur'an tidak boleh diabaikan walaupun hanya satu ayat. Selama Khilafah belum dapat ditegakkan dan syariar Islam tidak dijalankan secara kaffah, maka selama itu pula kebanyakan manusia memperolok-olok ayat Allah.
Wallahu a'lam bishshawwab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama