Oleh. Shinta Putri
Aktivis Muslimah Peradaban Islam


Presiden Jokowi berkemah di titik nol Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur, Senin (14/3). Dalam acara tersebut, dijadwalkan juga hadir para gubernur se-Indonesia untuk melaksanakan ritual 'Kendi Nusantara'.

Untuk pelaksanaan ritual 'Kendi Nusantara', para gubernur diminta membawa tanah dan air dari daerah asalnya masing-masing. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Gubernur Kalimantan Timur, HM Syafranuddin.
"Air satu liter dan tanah sekitar 2 kilogram, nantinya akan disatukan dalam kendi. Kendi Nusantara namanya. 

Kendinya besar, saya lihat terbuat dari tembaga," kata Syafranuddin, Sabtu (12/3). Selanjutnya, ujar dia, tanah dan air tersebut akan diisikan ke dalam 'Kendi Nusantara' untuk disimpan di titik nol IKN Nusantara. (Kumparan. com)

Pemindahan IKN menuai kritik, mulai dari proses pembuatan UU IKN, permasalahan lingkungan, anggaran sampai desain istana negara. Pemindahan Ibu kota negara baru bernama Nusantara banyak kalangan melakukan penolakan. 

Pengesahan UU IKN terbilang supercepat. Pansus RUU IKN baru ditetapkan pada 7 Desember 2021. Dengan begitu, dari Pansus terbentuk sampai pengesahan, pembahasan RUU IKN hanya memakan waktu satu bulan.

Terkesan penetapan UU ugal-ugalan penuh dengan ambisi rezim saat ini. Ditengah penolakan dan proses gugatan pemindahan terhadap proyek Ibu kota negara, pemerintah malah mengadakan politik klenik yang bermakna mendatangkan adzab dari Sang Pencipta. 

Berbasis kearifan lokal melestarikan budaya nasional prosesi penyatuan tanah yang dilakukan oleh pemerintah adalah salah satu penghambaan selain kepada Allah SWT, syirik termasuk dosa yang sangat besar.

Padahal presiden dan para gubenur mayoritas mereka beragama Islam. Sangat disayangkan, para pemimpin yang seharusnya menjadi panutan rakyat malah mengajari perilaku syirik. 

Politik klenik yang dilakukan bukan baru sekali ini sebelumnya juga ada yang melakukan sesuatu tradisi adat dengan memberi sesajen di gunung Semeru tapi malah mendatangkan bencana alam yang luar biasa. 

Inilah bukti tanda kekuasaan Allah konsekuensi dari jika kita menduakan Allah SWT. Bukan peristiwa yang kebetulan, berbuat syirik akan mendapat siksa di neraka dan akan mendatangkam azab di dunia. 

Ini gambaran nyata dalam sistem demokrasi yang diterapkan di negeri ini menyuburkan perilaku syirik dan melanggengkannya, bahkan dijadikan cara untuk meredam penolakan publik untuk pemindahan ibu kota negara. 

Politik klenik yang dianggap bisa menjadikan pendekatan terhadap rakyat, supaya rakyat diam dengan kebijakan yang tidak transparatif, terburu-buru, serta merugikan masyarakat dan lingkungan alam. Sebenarnya masih banyak masalah yang lebih utama diselesaikan daripada melakukan ritual klenik pemindahan ibu kota yang irasional.

Problematika rakyat yang sangat rumit  seperti harga minyak goreng yang meroket tajam, harga gas elpiji juga ikut naik, aturan bpjs yang meresahkan rakyat. Semua masalah ini membuat rakyat semakin sengsara. Masihkah ada rasa empati para pemimpin terhadap rakyatnya?

Dana untuk pembuatan IKN yang luar biasa banyak, harusnya bisa di gunakan untuk kesejahteraan rakyat. Sebab rakyat saat ini yang lebih membutuhkan bantuan daripada IKN baru. 

Bukti bahwa sistem demokrasi tidak mementingkan urusan rakyat, tapi lebih mementingkan urusan elite politik dan kroni-kroninya. Tak heran rakyat di negeri ini semakin menderita dan sengsara, kemiskinan dan kriminalitas meningkat. Yang kaya semakin kaya, yang miskin makin miskin, kesenjangan sosial terjadi di mana-mana. 

Sangat jauh berbeda dengan sistem Islam, dalam mengatur pemerintahan budaya kesyirikan dibasmi tuntas oleh negara,  tidak ada celah untuk melakukan kesyirikan. Karena landasan iman, bahwa Tuhan itu satu yang disembah yaitu Allah SWT, Sang Pencipta alam. 

Jiwa tauhid rakyatnya dilakukan lewat pendidikan dan pembinaan masyarakat dalam rangka menguatkan dan menjaga akidah umat. Seperti yang dicontohkan dakwah rasul dalam menyeru kepada Islam tidak ada basa-basi dan bermuka dua, langsung menyampaikan mana yang hak dan yang batil. Musnahkan sistem demokrasi yang merusak akidah umat ganti dengan sistem Islam yang sahih demi  tercapainya kehidupan kebahagiaan dunia dan akhirat. 
Wallahu a'lam bissawab. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama