Oleh. Millah Al-Munawwaroh
Mahasiswi


Secara naluriah setiap manusia terlebih perempuan pasti ingin memiliki penampilan yang menarik dan cantik tidak terkecuali para muslimah. Maka mereka akan menyibukkan diri untuk mencari cara bagaimana terlihat cantik versi masa kini untuk mendapatkan perlakuan khusus dan perhatian banyak orang. Terlebih dengan statement bahwa “orang cantik mah bebas” yang akhirnya membuat perempuan berlomba-lomba berada di posisi itu.

Umumnya, keinginan terlihat cantik berkembang saat fase remaja, standar gambaran   fisik yang dianggap ideal ditentukan oleh masyarakat. Apalagi, masifnya perkembangan teknologi dan media membuat sumber informasi lebih mudah didapat. Media sosial kerap kali menggambarkan sosok ideal sebagai seseorang dengan bentuk tubuh tinggi dan langsing, berkulit putih dan sebagainya.  Kuatnya pengaruh media, tak heran banyak remaja yang mendambakan fisik “ideal” tersebut. Bahkan, tidak jarang demi mendapatkan bentuk tubuh yang ideal, mereka rela menderita dan terkadang  justru berakhir menderita gangguan makan (eating disorder).

“Pada kasus gangguan makan, berarti ada penyimpangan perilaku makan. Terjadinya secara terus-menerus dan dalam periode waktu tertentu. Bentuk penyimpangannya bisa pada pola konsumsi dan penyerapan makanan,” ungkap Tiara Diah Sosialita, Psikolog pada webinar bertajuk “Eating Disorder: Waspadai Gangguan Makan pada Remaja” yang digelar Universitas Airlangga. Tiara mengungkapkan, karakteristik gangguan makan ditandai dengan perilaku makan tidak wajar yang sering kali disertai gangguan emosi. Penderita eating disorder bisa makan terlalu banyak atau terlalu sedikit. “Mereka juga terobsesi pada berat badan dan bentuk tubuh yang biasanya disertai emosi-emosi negatif,” jelasnya.

Hal ini dikarenakan adanya serangan pemikiran materialisme  yang semakin gencar di kalangan remaja. Disadari ataupun tidak, kita telah lama menerapkan standar cantik dan gantengnya seseorang terletak pada fisik saja dan mengabaikan bagaimana agama kita mengajarkannya. Kebanyakan orang menentukan sendiri standar seseorang dikatakan cantik dan ganteng dengan standar buatan mereka dan bukan lagi syraiat Islam sebagai standar hidup.

Yang sering terdengar dan terlihat oleh kita, cantik selalu tentang mereka yang berkulit putih bersih, hidung mancung, bibir tipis, alis tebal, semampai bodynya dan rentetan fisik sempurna lainya. Inilah standar yang nantinya akan menghancurkan dan merendahkan para perempuan. Bahkan mereka menjadi selalu cemas dan tidak puas dengan fisik yang Allah berikan.

Seperti itulah kekacauan ketika kita tidak menimbang dan memutusakan suatu perkara tanpa adanya Islam sebagai acuan. Padahal sebagai seorang muslim Al-Qur’an hadir untuk mengatur segala hal mulai dari kita bangun tidur sampai kita kembali tidur. Begitu juga dengan hadis  yang memberikan kita penjelasan dari jawaban yang bersifat universal. Harusnya sebagai umat Islam kita tidak boleh lepas dari koridor itu.
Islam adalah solusi, Islam adalah jawaban dan Islam adalah agama yang sempurna, tentu selalu memiliki aturan yang dapat menyelamatkan manusia, sekalipun dalam hal anggapan cantik. Allah berfirman dalam Q.S Al-Ahzab: 33, "Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah (yang dahulu)."

Standar sebenarya bagi  kemuliaan seorang wanita muslim adalah ketika kita punya pola pikir sehat dan islami, juga pola sikap yang senantiasa memperhatikan hukum syara’. Karena cantiknya akhlak dan tingginya imanlah yang akan menentukan kemuliaan kita di hadapan Allah sebagaimana juga tercantum dalam Q.S Al-Hujurat: 13.

"Wahai manusia! Sungguh kami telah manciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Jadi, dari pada kita sibuk  dan menderita untuk bisa melampaui standar cantik dan berlomba-lomba mendapat predikat cantik di hadapan manusia. Alangkah lebih baiknya kita fokuskan diri untuk bisa masuk di golongan orang-orang yang Allah sebut mulia. Karena sejatinya arti kata cantik di dunia tidak bisa menjamin kamu cantik di mata Allah.

Maka harus ada keputusan revolusioner dari orang tua dan kita semua untuk merubah mindset dan sikap anak remaja kita agar sesuai dengan Islam. Sebab Islam itu lengkap, tidak hanya membahas salat, puasa, nikah, dan zakat, tetapi juga memiliki cara pandang yang khas bagaimana manusia menjalani kehidupannya.
Wallahu'alam bissawab. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama