Oleh. Rosmita
Pemerhati Kebijakan Publik


Saat ini masyarakat bisa bernafas lega, karena Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi tidak jadi naik pekan depan. Namun jangan senang dulu, ditunda bukan berarti BBM tidak akan mengalami kenaikan. Bisa jadi BBM batal naik adalah upaya pemerintah meredam gejolak publik. 

Di tengah kondisi ekonomi yang kian sulit, kenaikan harga BBM akan semakin menambah beban rakyat. Sebab BBM adalah kebutuhan pokok untuk alat transportasi. Bila BBM naik tentu harga kebutuhan bahan pokok lainnya pun akan mengalami kenaikan. Apalagi kenaikan harga BBM yang tiba-tiba tanpa adanya sosialisasi dapat menyulut amarah rakyat. Inilah yang harus dikaji ulang dalam mengeluarkan sebuah kebijakan.

Meskipun alasan pemerintah ingin menaikkan BBM subsidi untuk mengurangi beban APBN yang membengkak hingga mencapai Rp503 triliun ditambah melonjaknya harga minyak mentah dunia. Pemerintah tetap harus mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat. Taraf penghasilan yang rendah ditambah dengan kenaikan harga-harga dapat menyebabkan daya beli masyarakat menurun. 

Menanggapi hal ini, anggota DPRD NTT, Lasmirus Kolo mengatakan kenaikan harga BBM akan mengganggu ekonomi masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah. Karena kebutuhan BBM bukan hanya untuk kendaraan saja, tetapi juga untuk kebutuhan nelayan dan petani. Maka pemerintah perlu memikirkan skema lain. Namun bila pemerintah tetap memaksakan BBM bersubsidi naik, maka pemerintah harus memberikan bantuan sosial bagi masyarakat. (Tribunnews, 21/8/2022) 

BBM Mahal Dampak Pengelolaan Liberal

Indonesia adalah negara penghasil minyak bumi ke-9  terbesar di dunia dengan produksi minyak mentah sebesar 644 ribu barel per hari. Namun sayangnya hal ini tidak menyebabkan harga BBM di Indonesia menjadi murah. Bahkan bila dibandingkan dengan negara tetangganya Malaysia, harga BBM di Indonesia jauh lebih mahal. Contoh di Indonesia harga Pertalite (RON 90) Rp 7. 650 per liter dan Pertamax (RON 92) Rp 13.000 per liter. Sedangkan di Malaysia harga RON 95 Rp 6.936 per liter dan RON 97 Rp 13.361 per liter.

Mahalnya harga BBM di Indonesia adalah dampak dari sistem liberalisme yang diterapkan di negeri ini. Sistem ini memberi jalan bagi korporasi untuk menguasai dan mengelola sumber daya alam yang ada. Tingginya biaya produksi ditambah mahalnya harga minyak mentah dunia, sehingga mempengaruhi harga jual BBM. Karena walaupun Indonesia memiliki sumber minyak bumi masih belum mampu mencukupi kebutuhan akan BBM di dalam negeri, sehingga Indonesia masih harus mengimpor minyak mentah dari negara lain. 

Apalagi saat ini pemerintah enggan memberi subsidi untuk BBM dengan alasan beban APBN yang terlalu besar, sehingga harga BBM subsidi harus dinaikkan. Akhirnya rakyat yang jadi korban, karena selain sulit mendapat penghasilan ditambah dengan harga-harga yang terus mengalami kenaikan. Sedangkan pemerintah seolah lepas tangan dan rakyat seolah dibiarkan mati pelan-pelan. Faktanya, saat ini banyak orang yang stress karena kesulitan ekonomi. Ada yang mati bunuh diri. Ada yang tega menggorok anaknya. Tindak kejahatan pun meningkat tajam. 

Lalu bagaimana solusinya, agar rakyat bisa hidup aman dan sejahtera? 

Kalau ingin kemaslahatan di negeri ini, tidak ada cara lain selain dengan menerapkan sistem Islam. Sistem yang berasal dari Sang Pencipta sudah pasti akan membawa kemaslahatan bagi manusia. 

Dalam sistem Islam sumber daya alam adalah milik umum, maka tidak boleh pihak swasta baik lokal maupun asing mengambil alih. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. : "Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air dan api (energi)." (HR. Ahmad) 

Maka tidak boleh ada privatisasi sumber daya alam seperti yang terjadi sekarang. Sumber daya alam hanya boleh dikelola oleh negara dan keuntungannya diberikan untuk rakyat. Sehingga rakyat bisa merasakan manfaat dari sumber daya alam yang ada. Contoh dalam negara Islam rakyat bisa mendapatkan BBM dan listrik dengan harga yang murah bahkan gratis. Karena negara hanya mengelola saja tidak mengambil keuntungan, kalau pun ada harga yang harus dibayar hanya biaya produksinya saja, sedangkan bahan bakunya gratis karena memang milik umat. 

Selain itu, sistem Islam melahirkan pemimpin yang amanah dalam mengurus rakyat, sehingga tidak akan menerapkan kebijakan yang menyengsarakan rakyatnya. Hanya sistem Islam yang mampu menjamin kesejahteraan rakyat. Terbukti, pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Abdul Aziz rakyat hidup sejahtera. Sehingga tidak ada lagi yang mau menerima zakat karena sudah tercukupi seluruh kebutuhan hidupnya. Wallahu a'lam bissawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama