Oleh. Shinta putri
Muslimah Pengubah Peradaban


Antrean kendaraan roda dua terjadi cukup panjang di SPBU Kebonsari, Surabaya, tepatnya di stasiun yang melayani penjualan pertalite. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra menyatakan, kelangkaan pertalite terjadi karena memang Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) kuotanya terbatas, sehingga perlu diatur penyalurannya.

"Intinya terkait kuota pertalite, saat ini dikarenakan pertalite menjadi JBKP maka ada kuotanya. Jadi langka bukan karena stok habis, tapi langka mungkin karena ada pengaturan kuota," ujarnya. (Republika.co.id, 12/8/2022)

Kuota subsidi BBM selalu dijadikan alasan kelangkaan, apakah kuota subsidi BBM memang benar tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat yang mendapat subsidi BBM? jika memang kuota tidak mencukupi seharusnya kuota BBM bersubsidi bisa ditambah oleh pemerintah.

Tetapi hal ini kenapa tidak dilakukan seolah mencari cara supaya subsidi untuk rakyat dicabut. Saat ini beban masyarakat semakin bertambah berat, jika BBM langka akibatnya nanti harga pasti akan naik, sudah bukan hal baru, setiap ada kelangkaan BBM, dipastikan akan terjadi kenaikan harga.

Di hari peringatan kemerdekaan negeri ini, bisa kita rasakan rakyat belum merdeka, jika kondisi rakyat semakin menderita. Jika harga BBM secara otomatis harga kebutuhan lain juga ikut naik. Karena BBM adalah kebutuhan pokok dalam transportasi yang tentunya akan mengangkut setiap distribusi barang dari wilayah satu ke wilayah yang lain.

Ini akibat dari sistem kehidupan yang diterapkan di negeri ini. Rakyat menjadi tumbal kerakusan penguasa. Kok segitunya penguasa saat ini tidak peduli dengan keadaan rakyat yang sudah jatuh tertimpa tangga, begitu tega mereka menetapkan kebijakan yang menyusahkan rakyat bukan membela rakyat.

Bukankah dulu waktu berkampanye mau berjuang menyuarakan aspirasi, mensejahterakan rakyat ,mengentaskan kemiskinan. Ternyata semua itu hanya jargon semata untuk mendapat dukungan suara rakyat. Setelah terpilih mereka lupa akan iming-iming yang dulu mereka suarakan.

Sungguh mengenaskan jika kapitalisme demokrasi memimpin negeri ini. Rakyat hanya gigit jari. Padahal negeri ini sangat kaya dengan sumber daya alam penghasil minyak mentah no 9 didunia, sangat ironis jika terjadi kelangkaan. Tapi sayangnya Indonesia penghasil minyak terbesar semua dikelola oleh perusahaan swasta baik asing maupun lokal.

Pengelolaan tidak dikelola oleh negara sendiri. Sangat berbeda dengan sistem aturan Islam dimana negara dengan pemimpinnya yang taat kepada Allah SWT dan Rasulullah. Begitu serius mengurusi urusan umat. Pemimpin menyediakan semua kebutuhan rakyat dengan maksimal dan disubsidi penuh oleh negara, bahkan diberi dengan gratis.

Pengelolaan Sumber daya alam yang dikelola secara mandiri oleh negara dan hasilnya dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat. Haram hukumnya jika kekayaan alam dikelola asing apalagi dikuasai. Hal ini tidak akan terjadi jika negara ini mengadopsi sistem Islam, negara akan lebih independen dalam mengurusi urusan dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga kita akan menjadi negara yang merdeka sepenuhnya dari intervensi asing.

Hanya negara dengan sistem Islamlah bisa membebaskan negeri dari penjajahan baru asing. Islam adalah solusi terbaik untuk menghantarkan negeri ini menjadi " Baldatun toyyibatun wa robbun Ghofur" (negeri yang baik penuh berkah dari Sang Maha pengampun).
Wallahu a'lam bissawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama