Oleh Oktiana
Aktivis Dakwah 


Isu terorisme selalu diarahkan kepada Umat Islam. Aneh memang, kata teroris seringkali diidentikkan dengan umat Islam. Segala sesuatu yang berkaitan dengan Islam, bahkan cara berpakaian akan dianggap sebagai ancaman dan sering dijadikan sasaran kemarahan, hingga dituduh sebagai teroris.  

Sedang ramai diperbincangkan wanita bercadar menerobos Istana Negara Presiden RI dan sempat menodongkan senjata api ke petugas Paspampres yang sedang berjaga. Aksi wanita bercadar itu sontak membuat geger warga setempat. 

Kronologi kejadian bermula saat Anggota sat gatur sedang berjaga di sekitar Istana Presiden atau Pos Bandung 1. Kemudian ada seorang wanita bercadar berjalan kaki dari Harmoni menuju ke arah Jl. Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Setelah dipintu masuk Istana Negara, perempuan bercadar ini menghampiri Anggota Paspampres yang sedang berjaga dan 
perempuan itu lantas menodongkan senjata api jenis FN ke petugas yang sedang berjaga.
Anggota Paspampres langsung sigap merebut senjata api dari tangan Wanita bercadar tersebut. (KLIKTIMES, 25/10/2022)

Menguak Kejanggalan

Ada beberapa kejanggalan pada kasus ini. Salah satunya adalah ,  dipegangnya langsung oleh polisi berupa barang bukti senjata api jenis FN ini, tanpa menggunakan sarung tangan atau pengaman yang  akan mengakibatkan sidik jari tercampur dengan tangan si pemegang. 

Adapun Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS Muhammad Nasir Djamil angkat bicara perempuan bercadar yang nekat menerobos masuk wilayah Istana Negara. 

"Di tengah suasana seperti ini, lalu ada perempuan dengan pakaian muslimah, lalu didapatkan senjata laras pendek ini banyak kebingungan di tengah masyarakat. Masyarakat itu saat ini susah, baru selesai pandemi, bertanya-tanya kok berani betul apalagi Istana bukan sembarang tempat," ujar Nasir. 

Kejanggalan lain menurutnya adalah perempuan tersebut mengetahui bahwa tempat yang diincar bukan tempat sembarangan. 

Kita semua pasti tahu betapa kejinya usaha para penguasa di sistem sekarang. Sistem sekuler kapitalis, yang memisahkan agama dari kehidupan dan yang selalu menstigma bahwa Islam itu identik dengan terorisme, setiap wanita bercadar dianggap teroris, laki-laki berjenggot dan bercelana cingkrang dianggap teroris, pengajian-pengajian yang diadakan dianggap sebagai perencanaan teroris.

Dan Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan terorisme/kejahatan, Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada setiap makhluk, ini termasuk salah satu perintah Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu: 

“Sesungguhnya Allah ta’ala mewajibkan untuk berbuat baik kepada segala sesuatu.”
(HR. Muslim: 5167) 

Dari hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam bukanlah agama yang mengajarkan kekerasan. Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, kasih sayang, dan berbuat baik kepada segala sesuatu. 

Jadi, opini ini akan terus berjalan untuk popularitas. Tujuannya untuk menciptakan ketakutan di tengah masyarakat bahwa negara ini berbahaya. 

Pada saat ini Islam mulai dihakimi oleh masyarakat yang antipati,  segelintir oknum tidak bertanggung jawab mengobarkan kebencian, kerusakan dan kebengisan, atas nama Islam. Sebenarnya telah nyata, Islam sedang dikambinghitamkan.
Konflik demi konflik dan teror atas nama agama merebak di mana-mana. 

Sistem yang sekarang sedang kita pakai ini memang benar-benar banyak kerusakannya dan tidak layak untuk di pertahankan. Dan harus ada pencegahnya yaitu dengan  menerapkan Sistem Islam, hukum-hukum yang dibuat Allah SWT. 

Sayangnya saat ini Khilafah belum tegak, sementara banyak sekali pihak yang menuduh bahwa ide khilafah sebagai biang terorisme dan radikalisme. Padahal sebaliknya, justru Khilafahlah yang akan menghentikan berbagai aksi teror dan kekerasan lainnya.
Seharusnya kita sebagai Umat Islam percaya bahwa, dengan diterapkannya sistem Islam maka semua problematika umat akan terselesaikan. 
Wallahualam bissawab .

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama