Oleh Ummu Fadlilah Aziz
Aktivis Dakwah
Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan partai politik (parpol) sejauh ini tidak baik-baik saja. Belum begitu menggembirakan. Setidaknya, persepsi itu tergambar dalam survei terbaru Indikator Politik Indonesia. (KENDARIPOS)
Dari beberapa lembaga yang diuji, lembaga DPR dan parpol berada di peringkat bawah. Kepercayaan masyarakat terhadap DPR ada di angka 68,5 persen, sedangkan parpol 65,3 persen.
Direktur Indikator Politik Burhanudin Muhtadi mengatakan, survei menunjukkan bahwa DPR dan parpol tetap konsisten. Tapi sayang sekali masih di bawah konsistensinya. ’’Mohon maaf, relatif stabil. Tapi, stabilnya rendah,’’ ujarnya.
Sepertinya masyarakat sudah berkurang kepercayaannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), disebabkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh DPR sungguh tidak berpihak kepada rakyat, suara-suara dan pendapat mereka juga tidak pernah didengar, bahkan mereka tutup telinga dengan suara-suara dan masukan-masukan dari rakyat, sampai-sampai rapat di gedung DPR mic nya dimatikan, betapa arogannya tingkah mereka, para anggota dewan tidak bisa menjadi teladan dalam masyarakat, ada yang tidur saat rapat untuk menyelesaikan masalah rakyat, ada yang tidak hadir, akhirnya keputusan yang diambil tidak berpihak kepada rakyat. Padahal mereka duduk di sana sebagai perwakilan dari rakyat.
Contoh kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat adalah, pemerintah menaikan pajak, sehingga terlihat pemerintah melindungi pengusaha daripada rakyatnya sendiri.
Puncaknya pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, seperti hak-hak pekerja dikurangi dan pengusaha diberi keringanan. Sangat terlihat betapa pemerintah melindungi pengusaha.
Apalagi kalau terkait dengan ekonomi soal sembako, contohnya: sempat ada kenaikan minyak goreng, menteri perdagangan menyerahkan harga minyak goreng dilempar ke mekanisme pasar, pemerintah tidak bisa tegas membuat penetapan harga sendiri, sungguh sangat mengecewakan masyarakat. Itu baru beberapa bidang kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat, belum bidang-bidang yang lainnya.
Ada Apa dengan Parpol?
Apakah sekarang masyarakat semakin kuat kepercayaannya terhadap parpol?
Dilansir oleh Harianterbit.com, partai politik (parpol) menjadi institusi yang paling tidak dipercaya publik. Parpol menghasilkan persentase bahwa kepercayaan masyarakat terhadap parpol paling rendah dari hasil temuan survei yang dilakukan lembaga Indikator Politik Indonesia.
Hampir separuh responden menyatakan sedikit percaya atau tidak percaya sama sekali terhadap parpol.
Tingkat ketidakpercayaan ini paling tinggi jika dibandingkan dengan lembaga TNI, Presdiden, KPK, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung dan lembaga-lembaga lainnya.
Banyak sebab masyarakat tidak percaya parpol, zaman sudah berubah lewat media sosial dan dunia maya pemberitaan para pemimpin yang korupsi banyak sekali berseliweran beritanya dari tingkat bawah sampai tingkat atas tersangkut kasus korupsi. Akhirnya masyarakat sudah hilang kepercayaannya, masyarakat sudah tidak mempan dengan janji-janji dan slogan-slogan mereka. Masyarakat sudah mulai sadar politik di negeri ini. Mereka butuh sosok yang benar-benar memperjuangkan kesejahteraan mereka, bukan sekedar mengkampanyekan janji-janji mereka.
Kepemimpinan dan Kekuasaan dalam Islam
Dalam Islam kepemimpinan dan kekuasaan adalah suatu amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat nanti. Ketika sudah berkuasa dan memimpin dan menerima sebuah jabatan, peran yang seperti ini sangat penting untuk di perhatikan terutama di dalam Islam karna ini menyangkut urusan kaum muslimin, ketika seorang pemimpin tidak amanah akan terjadi ketidakaturan di dalam masyarakat.
Tapi faktanya saat ini ketika seseorang menduduki sebuah jabatan, mereka sangat berambisi sekali untuk bisa berkuasa kalau bisa mereka berkuasa selamanya.
Ketika berkuasa tujuannya bukan untuk kepentingan masyarakat, tapi untuk kepentingan orang yang sudah membantu mereka menduduki sebuah jabatan. Itulah demokrasi, asasnya adalah manfaat, ketika itu bermanfaat bagi suatu golongan maka kebijakan yang dikeluarkan harus sesuai pesanan, tanpa menghiraukan kebijakannya itu halal atau haram dan menyengsarakan rakyat.
Padahal Rasulullah sudah memberi peringatan kepada kita umatnya, "Sungguh kalian akan berambisi terhadap kepemimpinan (kekuasaan), sementara kekuasaan itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat kelak." (HR. Bukhari, Nasa'i dan Ahmad)
Salah satu contoh pemimpin yang amanah adalah Umar bin Abdul Aziz ia sangat jujur dan hati-hati dalam menggunakan uang negara, di bawah kepemimpinannya rakyat hidup sejahtera karena diringankannya pajak. Umar bin Abdul Aziz juga seorang pemimpin yang tegas dalam memberantas korupsi, sampai mau mengembalikan harta hasil korupsi dari pemerintahan sebelumnya. Umar bin Abdul Aziz juga menolak tinggal di istana, sang khalifah tidak mau menggunakan fasilitas negara, bahkan Umar bin Abdul Aziz menyuruh Fatimah istrinya untuk menyerahkan perhiasan-perhiasannya ke kas negara.
Itulah salah satu sosok pemimpin yang amanah di dalam Islam. Para pemimpin, dalam memimpin rakyatnya dilandasi ketakwaan mereka kepada Allah, mereka takut akan ditanya di hari kiamat akan kepemimpinan mereka, mereka takut rakyatnya tidak terpenuhi haknya, mereka tidak berambisi untuk mencari kekayaan dan kehormatan, karena kewajiban pemimpin adalah mengurusi urusan-urusan rakyatnya yaitu pelayan umat.
Masih banyak sekali kisah-kisah nyata para pemimpin di dalam Islam dan seharusnya kita harus banyak membaca sejarah bahwasanya kita bisa mempunyai pemimpin yang amanah ketika syariat Islam dipegang kuat oleh kaum muslimin. Marilah kita sama-sama terus mendakwahkan syariat Islam di tengah-tengah umat agar umat paham pemimpin yang amanah akan hadir, kalau kita umat Islam mau menerapkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari dan bernegara.
Wallahualam bissawab. []
Posting Komentar