Oleh Shinta Putri 
Muslimah Perubah Peradaban


Angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) di Indonesia telah mencapai titik kritikal, yaitu sebanyak 9,9 juta orang. Ini berarti sekitar 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun masih belum memiliki pekerjaan stabil. Fenomena ini menimbulkan perdebatan apakah mereka adalah korban ekonomi atau beban bagi negara. (Radar Yogya, 23/10/2024)

Generasi Z  atau yang biasa disebut Gen Z, adalah individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 dengan usia antara 12-28 tahun. Sesuai data sensus 2020 Jumlah Gen Z sekitar 74,93 juta. Ada banyak persoalan yang dihadapi Gen Z seperti UKT mahal, bunuh diri pengangguran, gangguan mental, bullying, hamil diluar nikah, narkoba dan lain-lain. Di sisi lain hari ini Gen Z terjebak dalam gaya hidup rusak, mulai dari FOMO, konsumerisme, hedonisme. 

Problem Gen Z yang sangat komplek membuat banyak orang tua yang bingung dalam menyelesaikan masalah putra-putrinya, akhirnya sering terjadi konflik. Permasalahan ini sebenarnya bukan tiba-tiba datang dengan sendirinya, namun ini semua akibat dari sistem aturan kehidupan sekulerisme kapitalisme yang pada dasarnya sistem ini rusak maka tidak heran juga bisa merusak kehidupan manusia.

Sehingga Gen Z  sudah terpengaruhi dengan pemikiran kapitalisme yang menjauhkan mereka dari agama, terutama agama Islam yang mempunyai aturan kehidupan yang benar dari Sang Pencipta.
Sebenarnya Gen Z memiliki modal besar sebagai agen perubahan, termasuk membangun sistem kehidupan yang shahih.

Tak heran Gen Z didalam sistem kapitalisme saat ini tidak ada prestasi yang menonjol yang bisa dibanggakan, hanya sekedar lomba- lomba receh yang bisa mereka lakukan namun tidak sampai bisa memecahkan penelitian sains dan teknologi yang bisa memberikan kemajuan dan kemaslahatan bangsa. Malah  lebih banyak prestasi keburukan yang ditorehkan Gen Z saat ini.

Padahal sejatinya potensi yang dimiliki Gen Z sangat luar biasa seperti mereka pandai berinovasi, kreatif, energik, idenya brilian, namun sayangnya mereka sudah dibajak potensinya oleh kapitalisme hanya untuk menggerakkan roda ekonomi industri saja tidak diberi kesempatan untuk menemukan teknologi mutakhir. Bagaimana bisa terwujud generasi emas jika gen z hanya disibukkan dengan urusan gaya hidup (fun, fashion dan food) yang sudah ngetrend di kalangan gen z.

Dalam hal sains dan teknologi saja mereka lemah untuk bisa memberi kontribusi kemajuan negeri ini apalagi untuk berjuang menegakkan Islam kaffah. Demokrasi menjauhkan gen Z dari perubahan hakiki dengan Islam kaffah. Padahal  dalam sistem khilafah generasi muda nya menjadi garda terdepan, mengorbankan jiwa dan raga untuk membela Islam seperti Ali bin Abi Thalib, Mushab bin Umair, Zaid bin Haritsah, dan masih banyak lagi. Penemu teknologi seperti Al-Khawarimi, Ibnu Sina, Al-Jazari. Mereka dari kalangan pemuda, karyanya sampai sekarang masih bisa bermanfaat.

Butuh pengorbanan Gen Z supaya Islam bisa tegak dikembalikan ditengah-tengah umat. Sebagai motivasi dalam hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …” (HR. Bukhari no. 1357 dan Muslim no. 1031)

Semangat Gen Z harus membara dengan pemahaman dan pemikiran untuk meraih ridho Allah dengan memperjuangkan Islam karena hanya dengan sistem Islam   generasi dan umat manusia akan selamat dari cengkeraman kapitalisme yang merusak jiwa dan fisik Gen Z. 

Untuk itu, Gen Z membutuhkan adanya partai yang akan membina Gen Z secara shahih yang mendorong terbentuknya Gen Z berkepribadian Islam, memiliki syaksiyah dan nafsiyah yang kuat, militan menjadi pejuang Islam kaffah dengan berani mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk Allah dan Rasul-Nya, yang akan membela Islam dan membangun peradaban Islam.

Wallahualam bissawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama