Oleh : Ahsani Ashri, S.Tr.Gz Nutritionist, Pemerhati Pendidikan
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An Nisa: 93)
Beberapa hari lalu, publik dikejutkan dengan adanya berita yang menimpa salah satu ormas Islam di tanah air, pasalnya sampai hari ini belum dibuktikan kronologi jelasnya seperti apa. Namun terlepas dari kejadian tersebut, motif dan permainan di balik penembakan mati enam anggota ormas tersebut, fokus publik tetap pada peristiwanya.
Apakah perang bintang, perebutan posisi Kapolri, atau motif lain, semua itu terlalu elitis buat rakyat. Yang rakyat inginkan, kasus ini terbongkar kebenarannya. Setransparan mungkin. Dari kasus ini, rakyat ingin hukum ditegakkan dan keadilan diwujudkan. Titik!
Seorang wartawan senior FNN, Edy Mulyadi, telah melakukan investigasi ke lokasi. Tepatnya di KM 50 Tol Karawang-Cikampek yang jadi TKP. Menurut reportasinya, ia menemukan sejumlah saksi. Saksi-saksi itu mengungkap telah mendengar dua kali tembakan. Dengan mata telanjang si saksi melihat sebuah mobil dihadang mobil lain. Ada yang turun dari mobil yang menghadang. Pegang laras panjang dan dua kali menembakkan ke arah penumpang mobil yang dihadang.
Sekitar 30 menit kemudian ambulan datang dan mengangkut dua orang yang tertembak. Sepertinya sudah mati oleh dua tembakan tadi, kata saksi mata itu. Sementara ada empat penumpang lainnya digelandang keluar mobil, dan dimasukkan ke mobil yang lain. Lalu dibawa pergi, entah kemana. Gelap! Esoknya, publik mendengar dari Kapolda Metro Jaya bahwa enam orang Laskar ormas tersebut ditembak mati. Alasannya, karena menyerang petugas.
Kejadian ini mengingatkansaya pada upaya pembunuhan kepada Nabi Yusuf dan narasi yang penuh kebohongan, mereka membuat makar jahat. Nabi Ya'qub 'alaihissalam sangat sayang kepada Yusuf sehingga membuat saudara-saudaranya merasa iri dengannya. Lalu mereka berkumpul untuk membuat makar kepadanya agar Yusuf dijauhkan dari ayahnya dan kasih sayang itu beralih kepada mereka.
Makar Jahat
Setidaknya ada tiga aspirasi jahat mereka dalam mencelakai Yusuf, yaitu: membunuh secara langsung, membuang ke tempat yang jauh atau memasukkan ke dalam sumur. Usulan agar Yusuf dimasukkan ke dalam sumur yang berada jauh agar nanti ditemukan oleh kafilah yang lewat, lalu mereka mengambil dan menjualnya, ternyata usulan inilah yang dipandang baik dan diterima mereka.
Selanjutnya mereka merancang makar. Mereka datang kepada ayah mereka dan berkata, "Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya."
Nabi Ya'qub berkata, "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf sangat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedangkan kamu lengah darinya". Mereka menjawab, "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang rugi." (QS. Yusuf (12): 11-14)
Pada suatu pagi, mereka keluar membawa Yusuf ke gurun sambil menggembala kambing-kambing mereka. Lalu mereka memulai rencana jahat tersebut. Saat tiba di sebuah sumur, lalu mereka melepas baju Yusuf dan melempar Yusuf ke dalamnya. Ketika itu, Allah mewahyukan kepada Yusuf, "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi." (QS. Yusuf (12): 15)
Narasi Bohong Saat "Konferensi Pers"
Masalahnya tidak selesai di sana. Karena makar jahat dan narasi kebohongan, lazimnya harus ditutupi oleh kebohongan lainnya. Jadi setelah mereka berhasil memasukkan Yusuf ke sumur, maka mereka berpikir kembali tentang apa yang akan mereka katakan nanti di hadapan ayah mereka ketika ayahnya bertanya tentang Yusuf. Mereka bersepakat membuat narasi bahwa seekor serigala memakan Nabi Yusuf, dan untuk menguatkan pernyataan mereka itu, mereka sembelih seekor kambing lalu darahnya mereka lumuri ke baju Yusuf. Narasi yang dirangkai demikian rapi.
Ketika mereka pulang menemui ayahnya, mereka berakting dengan pura-pura menangis. Nabi Ya'qub pun melihat mereka dan ternyata Yusuf tidak ada di tengah-tengah mereka, lalu mereka memberitahukan secara dusta, bahwa Yusuf dimakan serigala. Selanjutnya mereka mengeluarkan gamisnya yang berlumuran darah untuk menguatkan pernyataan mereka.
Tak ada kejahatan dan kebohongan yang sempurna. Nabi Ya'qub melihat gamisnya dalam keadaan tidak robek, karena mereka lupa merobeknya, lalu Ya'qub berkata kepada mereka, "Sungguh aneh serigala ini, mengapa ia bersikap sayang kepada Yusuf, ia memakannya tanpa merobek pakaiannya". Lalu Ya'qub berkata kepada mereka, "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." (QS. Yusuf (12): 18)
Pelajaran
Sebuah kafilah dagang yang hendak menuju ke Mesir ini mengeluarkan Yusuf dan membawanya bersama mereka menuju Mesir untuk dijual. Lalu Yusuf dibeli oleh raja Al-'Aziz dengan harga beberapa dirham. Akhirnya Yusuf hidup di bawah asuhan raja Al-'Aziz dan pengurusannya.
Tujuan dari kisah tersebut adalah agar menjadi ibrah (pelajaran) sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta'ala sebutkan di akhir QS. Yasin,
لَـقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَا بِ ۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَـرٰى وَلٰـكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّـقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yusuf (12): 111)
Kalau kita refleksikan pada hari ini, saat hak dan batil begitu samar, semoga Allah menampakkan kepada kita mana yang hak dan mana yang batil, dan kebatilan itu segera hancur.
Syariat Islam yang mulia telah datang salah satunya untuk menjaga nyawa manusia. Nyawa seorang muslim memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah. Karena itulah sepanjang sejarah penerapan syariat islam, tak ada darah seorang Muslim ditumpahkan, melainkan akan diberikan pembelaan besar dari umat dan Daulah Islam.
Rasulullah selaku Imam kaum Muslim, semasa menjadi kepala negara Islam Madinah telah melindungi setiap tetes darah kaum Muslim. Demikian pula para Khulafaur-Rasyidin dan para Khalifah setelah mereka, mereka terus melindungi umat dari setiap ancaman dan gangguan. Dengan begitu, umat dapat hidup tenang dimanapun mereka berada.
Bagaimanakah dengan penguasa sekarang? Jangankan melindungi rakyatnya dari ancaman, gangguan, dan pembunuhan pihak lain. Penguasa hari ini justru acap menebar ancaman, gangguan bahkan melakukan pembunuhan kepada rakyatnya sendiri. Di sisi lain muncul orang-orang yang mengatasnamakan Islam, membunuh orang-orang yang notabene beragama Islam baik dengan pengeboman maupun tindakan brutal lainnya. Padahal dengan tegas Allah telah melarang perbuatan tersebut bahkan mengancam pelakunya dengan ancaman yang sangat tegas, kekal dalam Jahanam, mendapatkan murka dan laknat Allah.
Wallahu a'lam bishshawab.
Posting Komentar